TwoLove | 4

1K 64 8
                                    

Kekecewaan Ayana sama sekali tidak bisa ia bendung.

Tak hanya kecewa pada ayahnya, bahkan pada Arinda dan Yulia ia juga sangat kecewa.

Kedua wanita yang menyandang status sebagai ibunya itu adalah orang-orang yang Ayana percaya, bahwa keduanya akan terus mendukung Ayana dalam situasi apapun itu, selagi Ayana masih berada di jalur yang benar.

Tapi sekarang? Bahkan memberitahu Ayana soal rencana Lazuardi menjodohkannya dengan Raden, yang notabene adalah pemuda yang berusia dua tahun lebih muda darinya juga tidak dilakukan oleh Yulia dan Arinda.

Ayana ingin menertawai dirinya saja sekarang ini.

Mengapa kesannya ia begitu diatur dalam masalah jodoh, hati, pernikahan, dan juga perasaannya? Apakah Ayana tidak cukup mampu untuk memilih?

Kata-kata Lazuardi kemarin sungguh menyentuh batin Ayana. Sebagai seorang anak perempuan yang sudah dimanja dan sangat disayangi Lazuardi sejak awal kemunculan Ayana di dunia ini, Ayana berusaha memahami bagaimana cara Lazuardi melimpahkan kasih sayang kepada anak-anaknya.

Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa dari pernikahan Arinda dan Lazuardi, hanya Ayana yang masih hidup hingga saat ini. Beban menjadi anak perempuan tertua itu kadangkala menyakiti Ayana.

Bukannya ingin menghalau jodohnya sendiri, bukan. Ayana hanya ingin memastikan ia mendapat laki-laki yang tepat untuk menjadi suaminya. Ayana juga bukan orang yang sempurna, tapi setidak tidaknya ia hanya menginginkan rumah tangga yang baik.

Berkaca dari pengalaman yang terjadi di dalam keluarganya sendiri, kala sang ayah memutuskan untuk menikahi dua wanita, berpoligami, satu atap dengan dua perempuan yang menaruh rasa cinta sama besarnya pada Lazuardi.

Ada Arinda dan Yulia, dua wanita yang begitu menyayangi Ayana. Arinda yang merupakan istri pertama dan Yulia yang merupakan istri kedua, mereka punya cerita dan lukanya masing-masing.

Ayana tahu, ia tidak boleh menilai hanya dari apa yang ia lihat, dan memandang hal itu dari sudut pandangannya sebagai anak di rumah. Kapasitasnya untuk menilai tidak sebesar itu.

Ayana bukan Arinda ataupun Yulia, dua wanita yang rela dipoligami. Arinda punya rasa sakitnya sendiri. Ibu kandungnya itu memanglah istri pertama Lazuardi, namun semua itu menjadi awal pengorbanan besar yang harus Arinda pikul. Statusnya boleh menjadi istri tertua, tetapi ia harus berbagi cinta suami dengan wanita lain yang suaminya nikahi . Beliau bahkan memberi lima buah hati pada Lazuardi. Tapi sayangnya, Tuhan lebih menyayangi keempat saudara Ayana itu. Di usia belia mereka meninggal karena sakit, dan hanya ada Ayana yang bertahan hingga usia menembus angka dua puluhan.

Sedangkan Yulia, ibu tirinya itu juga punya rasa sakit. Menjadi istri kedua, dan menjadi bahan olok-olokan orang sekitar karena dianggap menjadi duri dalam rumah tangga Arinda dan Lazuardi. Yulia pun memberi lima buah hati pada Lazuardi, dan semua anaknya dalam keadaan sehat. Itu salah satu keberuntungan yang Yulia miliki. Tapi, menurut Ayana, baik Arinda dan Yulia adalah dua wanita tegar yang pernah ia jumpai di dalam kehidupannya ini.

Tok, Tok, Tok!

"Ayana, bukan pintunya, nak. Ibu sama Mama mau bicara dengan kamu!", kata Arinda dibalik pintu. Tangannya tak tinggal diam, terus mengetuk pintu kamar Ayana agar putrinya itu bisa membukakan pintu kamarnya.

"Nak, Ibu dan Mama bisa jelaskan semuanya ke kamu. Tapi tolong, buka dulu pintunya!" Kini teriakan Yulia yang terdengar.

Ayana mengusap sisa air mata di kedua pipinya. Perlahan bangkit setelah memastikan wajahnya baik-baik saja. Dengan langkah gontai ia berjalan ke arah pintu kamarnya, tangannya dengan lemah membuka pintu kamar perlahan.

TwoloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang