Acara aqiqah anak Dania telah Ayana laksanakan. Semuanya berjalan lancar. Awalnya Lazuardi terkejut karena Ayana keukeuh melaksanakan acara itu. Tentunya, Lazuardi tidak sampai hati menolak keinginan anak perempuannya itu. Lagipula, anak Dania adalah cucunya, jadi sudah kewajibannya untuk menggelar acara aqiqah ini.
"Kamu memberi nama yang bagus untuk anaknya Dania. Davida Maizura." Lazuardi berujar ketika menggendong Davida--bayi Dania yang baru saja diaqiqah.
Ayana tersenyum tipis. Ia menata keperluan Davida di kamarnya. "Nama itu Dania sendiri yang kasih, Yah. Sebelum pergi, Dania kasih tau Yana kalau dia mau kasih nama anaknya Davida Maizura."
Lazuardi mengangguk maklum. Ia terlalu fokus memandangi wajah Davida. Entah mengapa, memandangi bayi kecil itu perasaan Lazuardi menghangat begitu saja. Seperti ia kembali ke masa-masa dimana kedua istrinya melahirkan bayi yang menjadi anak-anak yang beranjak dewasa.
Ayana menggigit bibir. Ketika acara aqiqah berlangsung, ia menangkap sosok Yordan yang berada ditengah orang-orang. Ayana tak sempat menegurnya, sebab wajah Yordan nampak lelah dan tubuhnya tak begitu terurus.
Yang Ayana lihat bukan Yordan yang ia lihat selama ini. Tak ada Yordan dengan aura kuat, yang ada hanya Yordan yang terlihat putus asa dengan segala hal yang terjadi dihadapannya. Penyesalan itu masih tertinggal di kedua matanya.
Tapi mengingat perbuatannya pada Dania, Ayana tidak sepenuhnya iba pada pria itu. Harusnya Yordan ikut menyelenggarakan aqiqah untuk sang anak, tapi sayangnya hal itu tidak terjadi.
"Oh iya Ayana, pernikahanmu semakin dekat saja," kata Lazuardi. Ayana diam, ia menatap sang Ayah dengan tatapan dalam. Sebetulnya ia masih ragu untuk meninggalkan rumah Ayahnya. Tapi keputusan ini ia yang putuskan. Jadi, Ayana akan mengikuti alur perjalanan yang terbentang luas di depannya.
"Iya. Ayana juga akan membawa Davida. Raden juga sudah setuju. Dia mau membiayai Davida, layaknya seorang Ayah yang punya tanggung jawab pada anak perempuannya."
"Apa Davida perlu kamu bawa juga? Biarkan dia disini bersama Ayah. Ayah akan merawatnya, bersama kedua Ibumu. Saudara-saudaramu juga akan ikut menjaganya."
Kepala Ayana menggeleng. "Ayana sudah janji pada Dania, kalau Ayana akan menjaga dan merawat Davida. Tidak mungkin Ayana mengingkari janji, apalagi pada Dania."
Tak banyak yang bisa Lazuardi perbuat. Keputusan Ayana tentu sudah dipikirkan baik-baik. Tugas terpenting baginya sekarang adalah menjamin bagaimana keluarganya bisa hidup tenang dan bahagia, tanpa ada konflik yang bisa membuat hancur setelah kejadian Dania dan Yordan waktu itu.
***
Ayana memberanikan diri menelpon Dania untuk memberitahunya jika acara aqiqah untuk Davids sudah selesai digelar di rumahnya.
Seharusnya Ayana memberitahu tepat di hari Davida diaqiqah, tetapi ia sama sekali tidak punya kesempatan untuk melakukannya. Tamu yang berdatangan tak henti mengajaknya mengobrol dan memuji betapa lucunya Davida.
Hal seperti itu tidak akan Ayana abaikan. Terkesan sangat tidak sopan jika ia berlalu ditengah ramainya tamu yang berbondong-bondong datang ke rumahnya.
Tangan Ayana bergerak cepat menekan tombol angka di atas pesawat telepon. Ia ingin segera memberitahu Dania soal ini.
"Halo? Assalamualaikum,"
Ayana menghembuskan napas lega, kebetulan sekali sebab Dania sendiri yang mengangkat teleponnya. "Wa'alaikumussalam. Ini Ayana."
Diseberang sana, Dania sangat bahagia menerima telepon dari Ayana. "Kamu bagaimana kabarnya? Anakku baik-baik saja?"
![](https://img.wattpad.com/cover/234443449-288-k443777.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twolove
RomansaTentang Ayana. Dengan segala kebodohan, ketidaktegasan, dan ketidakberdayaannya. Menikah karena dijodohkan oleh kedua orang tua, karena takut anak perempuan mereka akan tetap perawan di usia tua sudah bukan hal yang mencengangkan lagi. Ayana Gayatri...