Selepas melepas kepergian Ila yang kini sudah berstatus sebagai seorang istri, Ayana beserta keluarganya sudah berada di rumah. Dania sendiri sudah pulang bersama Yordan.
Raden?
Ia tak tahu soal kabar dari pemuda itu.
Ayana merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya. Kini pakaiannya sudah berganti menjadi setelan yang lebih sederhana. Kaos putih dengan kerah beserta rok biru muda yang panjangnya melebihi lutut.
Mata Ayana jadi berkaca-kaca kembali mengingat soal Yordan yang rupanya masih ada hati dengan gadis lain.
"Sejak kecil aku sudah disuguhkan dengan tingkah pola laki-laki yang memilih keputusan untuk mendua. Bukan aku yang merasakan, tapi aku yang terkena imbas."
Bukan.
Ayana bukan ingin 'mengutuk' tindakan yang Lazuardi lakukan. Sebab sampai sekarangpun, baik Arinda dan Yulia menjadi dua wanita yang sangat Lazuardi cintai dengan sama besarnya. Ayana akui ayahnya itu hanya laki-laki biasa. Memang mapan, memang kaya, dan juga tampan, tapi Lazuardi masih berusaha untuk belajar menjadi adil untuk kedua istrinya.
Tak mudah untuk bersikap adil pada dua wanita yang Lazuardi biarkan tinggal seatap dengannya. Ada resiko jika salah satunya akan cemburu jika Lazuardi menghabiskan waktu bersama istri lain, tapi sebisa mungkin, Lazuardi akan berusaha adil.
Satu fakta yang berusaha Ayana susun baik-baik di dalam otaknya.
Tidak selamanya wanita akan rela, ikhlas, ataupun ridho untuk diduakan. Di keluarganya ini, ayahnya hidup dengan dua istri. Sementara Ayana sendiri, sejak kecil memang sudah hidup dengan dua ibu. Keluarganya baik-baik saja dengan hal itu, tapi walau awalnya muncul pergolakan yang membuat segalanya hampir saja semakin runyam.
Kasus yang ada di keluarganya dan hal yang terjadi pada Yordan dan Dania bukan kasus yang sama.
Untuk yang terjadi pada Dania dan Yordan...bagi Ayana ujung masalah ini akan sedikit lebih pelik.
Kisah lama yang belum usai, perasaan sejak dulu yang belum tertuntaskan.
Kalaupun ini pada akhirnya terungkap, Ayana belum bisa memastikan apakah Dania bisa menerimanya.
Mengingat, sang sepupu memiliki sikap dan perasaan yang sangat sensitif.
Tok, Tok, Tok!
Pikiran Ayana buyar kala suara pintu kamarnya diketuk dari luar. Perempuan itu bangkit dari posisi berbaringnya. Melangkah ke arah pintu kamar dan perlahan membukanya.
Cklek!
"Kak Yana, di bawah ada tamu, nyariin kakak."
"Hah? Nyariin kakak?", tanya Ayana jadi kebingungan sendiri. Ucapan Aneta membuat otak Ayana berpikir keras.
"Iya, nyariin kakak." Aneta berkata dengan nada yakin. "Tamunya yang datang tempo hari, laki-laki ganteng itu."
"Ya Allah..."
Ayana berjalan dengan langkah sedikit cepat. Ia takut apa yang ia pikirkan, tentang bayangan siapa tamu yang datang ke rumahnya menjadi nyata.
Berdiri tepat di pembatas balkon lantai dua rumahnya, Ayana bisa merasakan tubuhnya merosot lega.
Ternyata bukan Raden yang datang ke rumahnya.
Ayana berjalan menuruni tangga. Ternyata sosok lelaki tampan yang Aneta maksud itu adalah Budi, lelaki yang pernah melamar Ayana beberapa waktu lalu, sebelum Raden datang ke rumahnya.
"Selamat sore, Ayana," sapa Budi dengan wajah teramat ramah. Ayana tersenyum tipis. "Sore juga, Budi. Kamu apa kabar?"
"Alhamdulillah, baik."

KAMU SEDANG MEMBACA
Twolove
RomansaTentang Ayana. Dengan segala kebodohan, ketidaktegasan, dan ketidakberdayaannya. Menikah karena dijodohkan oleh kedua orang tua, karena takut anak perempuan mereka akan tetap perawan di usia tua sudah bukan hal yang mencengangkan lagi. Ayana Gayatri...