TwoLove | 15

1K 36 0
                                    

Ayana meminta seluruh anggota keluarganya berkumpul di ruang tamu, termasuk Bik Anin. Sementara Dania dan anaknya berada di dalam kamar. Ayana tidak meminta keduanya untuk ikut berkumpul.

Untuk awal-awal seperti ini, Ayana akan hadapi sendiri. Apalagi ia berbicara pada anggota keluarganya. Segalanya ia harus katakan dengan sabar dan tenang, ia tak boleh mencampur aduk perasaan sedihnya saat ini.

Ayana juga harus bisa tegar.

"Tumben kamu mau bicara di ruang tamu seperti ini, apa ini masalah yang sangat penting?", tanya Lazuardi. Ia bisa lihat ada raut dan ekspresi tidak biasa dari wajah sang anak, dan anaknya itu tengah berusaha nampak baik-baik saja.

"Iya, Ayah. Yana mau bahas masalah yang penting. Soal Dania dan anaknya."

Seisi ruang tamu terdiam. Bik Anin juga ikut gelisah sekarang. Ia takut masalah ini akan semakin runyam. Walau sebenarnya dalam sudut hatinya, ia berterima kasih pada Ayana karena membicarakan masalah ini dengan anggota keluarganya yang lain.

Bik Anin adalah orang yang senantiasa mendampingi Dania sejak awal menikah dengan Yordan. Bik Anin jugalah tempat Dania berbagi keluh kesah.

Bik Anin menjadi saksi bisu ketika Dania dan Yordan mulai mengarungi bahtera rumah tangga. Awal pernikahan, Dania yang selalu sabar dan tetap percaya pada Yordan, hingga hari itu tiba, Yordan yang awalnya dikira tak kembali ke rumah, justru pulang dalam keadaan sangat kacau.

Tanpa sadar mengatakan jika dia masih mencintai gadis di masa lalunya, hingga air mata Dania mengalir deras, bertepatan dengan rasa sakit diperutnya memberi pertanda sang anak akan terlahir ke dunia.

"Ada apa dengan Dania?", tanya Lazuardi dengan suara beratnya. Ayana paham, jika sudah seperti itu ayahnya sudah sangat cemas. Tak bisa menyembunyikan kegelisahan apapun diwajahnya.

"Ayana ingin agar Dania beserta anaknya dan Bik Anin tinggal disini," kata Ayana membuat suasana kembali hening.

"Ayana? Mama tau kamu tidak ingin membicarakan soal ini saja. Kamu tau sendiri, Dania sudah seperti anak kami sendiri. Kapanpun dia inginkan dia bisa datang kemari. Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi," kata Yulia.

Sia-sia saja rupanya Ayana melakukan basa-basi guna mengulur waktu mengatakan kebenarannya. Ini mungkin sudah waktunya. "Mama benar. Bukan ini yang mau Ayana sampaikan. Tapi Ayana tidak bohong, Ayana mau mereka tinggal bersama kita. Karena, Dania sudah tidak punya alasan apapun untuk hidup dan tinggal bersama Yordan dalam satu atap. Terlepas dari fakta mereka sudah memiliki anak, tapi rasa-rasanya Dania akan jauh lebih baik disini. Dania tidak akan sanggup menghadapi Yordan yang telah mengkhianati Dania sampai detik ini. Yordan masih mencintai cinta pertamanya."

Suasana hening, membuat Ayana sedikit takut akan situasi sekarang. Ia harap tak akan ada hal yang buruk terjadi setelah ia mengatakan semua ini.

Terlihat Lazuardi terdiam dengan kedua tangannya mengepal kuat. Wajahnya merah padam menahan amarah. Tak lama kemudian lelaki paruh baya itu bangkit, dan berlalu menaiki tiap anak tangga.

Tak lama, Arinda dan Yulia ikut bangkit dan menyusul Lazuardi. Kelima saudara Ayana ikut naik ke lantai atas.

Kini hanya ada Ayana dan Bik Anin.

"Bik, Yana takut kalau ayah sampai melakukan sesuatu karena amarahnya pada Yordan. Sekarang Ayana harus bagaimana, Bik?"

Bik Anin mendekat dan mengusap pelan kepala Ayana. "Kamu sudah melakukan hal yang benar untuk nyonya Dania. Kamu pasti bisa menghalau segalanya. Bik Anin percaya sama kamu."

Senyum menenangkan Ayana muncul. "Terima kasih, Bik."

*****

Raden menahan diri untuk bisa menemui Erin. Apalagi setelah insiden yang terjadi di rumah gadis itu.

TwoloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang