Ayana mulai melipat satu persatu pakaiannya yang akan ia bawa ke rumah keluarga Raden. Tiga hari ini begitu cepat berlalu. Rasanya, baru kemarin Ayana menikah, dan usia pernikahan ini sudah tiga hari saja.
Begitupun dengan Raden. Pria itu sibuk menata barang-barang yang akan dibawa kembali ke rumahnya.
"Sudah selesai, Kak?", tanya Raden kepada Ayana yang baru saja selesai mengemasi koper kecilnya.
"Sudah," balasnya singkat.
Raden keluar dari kamar lebih dulu, sembari membawa barangnya yang memang tidak ia bawa banyak ke rumah Ayana. Sementara Ayana masih terdiam di dalam kamarnya.
Pasti dia akan begitu merindukan suasana kamarnya yang sudah ia tempati bertahun-tahun itu. Mulai dari kenangan sejak masih kecil hingga sudah berstatus menjadi seorang istri.
Perempuan itu menghela napas. Ia perlahan menyeret koper kecilnya keluar dari kamar.
****
"Kami pamit, Ayah, Ibu, adik-adik," kata Raden setelah menyalami Arinda dan Lazuardi. Sementara Yulia memilih tak keluar dari kamarnya. Ia sibuk mengurung diri.
Ayana memeluk anggota keluarganya satu persatu.
"Jadilah istri dan menantu yang baik," nasehat Lazuardi mengusap lembut kepala Ayana.
"Insya Allah, Ayah."
Lazuardi yang sejak tadi menggendong Davida langsung menyerahkannya pada Ayana. Sesuai dengan keinginan Ayana sejak awal, Davida akan ikut dan hidup bersamanya. Raden pun bersedia membiayai Davida seperti layaknya peran seorang Ayah.
"Kamu harus berbakti sama suamimu dan keluarganya. Jangan bikin suamimu kecewa, yah?" Kali ini Arinda memberi nasehat. Ayana mengangguk patuh.
Tak berhenti sampai disitu, adik-adik Ayana perlahan mendekat dan memeluk Ayana yang kini masih menggendong Davida. Melihat hal itu, Raden langsung berinisiatif mengambil Davida dari gendongan Ayana.
Ayana menahan haru kala kelima adiknya memeluknya erat, seolah tidak mau melepaskan.
"Pasti Reta bakalan kangen sama kakak. Nggak ada yang kasih Reta semangat kalau kakak pergi....," lirih Areta.
"Iya. Nggak ada yang ingatin Ario sholat lagi, dan cuma kakak yang bisa bujuk Ario buat rajin belajar." Ario menahan kesedihannya dengan menyembunyikan wajahnya di pundak Ayana.
Alsa dan Aya tidak bisa berkata apa-apa. Keduanya menangis dengan suara yang cukup keras. Sementara si bungsu Aris, hanya menatap Raden dengan pandangan tidak suka.
"Aris ndak suka sama Mas Raden! Mas Raden jahat! Bawa Kak Ayana pergi jauh!"
Aris mundur dan menangis kencang memasuki rumah.
"Raden, maafkan Aris. Dia belum paham situasinya," kata Lazuardi tidak enak hati.
"Ndak masalah, Ayah. Aris masih kecil." Raden berujar tenang, sembari menenangkan Davida yang sempat menangis digendongannya.
Usai melakukan dalam perpisahan, Ayana dan Raden langsung menuju ke rumah orang tua Raden.
***
"Assalamualaikum! Ayah, Ibu!" Raden masuk lebih dulu membawa barang-barangnya dan Ayana masuk ke dalam rumah. Sedangkan Ayana yang menggendong Davida mengikut dibelakang.
"Wa'alaikumussalam! Raden, Ayana!" Hakim berjalan cepat menghampiri pengantin baru itu. Raden langsung menyalim tangan Ayahnya. Begitupun dengan Ayana yang mendekat dan melakukan hal yang sama.
"Ayah senang sekali akhirnya kalian datang juga kemari."
"Oh iya, Ibu dimana?", tanya Raden karena tidak melihat ibunya sejak awal kedatangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twolove
RomanceTentang Ayana. Dengan segala kebodohan, ketidaktegasan, dan ketidakberdayaannya. Menikah karena dijodohkan oleh kedua orang tua, karena takut anak perempuan mereka akan tetap perawan di usia tua sudah bukan hal yang mencengangkan lagi. Ayana Gayatri...