TwoLove | 68

893 76 9
                                    

Ayana lalu dibawa pergi dari ke lokasi gedung lain, membuat Raden memberontak lagi pada Yordan dan Budi. "Keterlaluan kalian berdua! Lepaskan Kak Ayana!"

Budi yang baru saja datang tak bisa berkata-kata. Ia hanya menatap Yordan dengan sorot tak percaya. "Apa yang kakak lakukan pada Ayana? Bukannya aku sudah bilang, jangan sentuh apalagi menyakitinya?"

"Kakak tidak sangka jika Mbak Ayana akan datang kemari, ini.diluar kendali kakak," balas Yordan dengan wajah gelisah.

Raden yang masih dalam posisi tersungkur terkekeh pelan, menatap Yordan dan Budi dengan bergantian. "Kalian rupanya kakak-beradik, pantas saja kelakuan kalian mirip, sama-sama pemaksa," gumam Raden yang masih dapat didengar jelas oleh Budi maupun Yordan. Budi sendiri tak ingin membalas, tetapi Yordan yang sudah kepalang geram dengan Raden, langsung melayangkan pukulannya. Ia tak segan-segan memukul kepala Raden yang memang sudah terluka dengan gagang senapan.

Budi mendekat dan menarik tubuh Yordan. "Kakak tahu, resiko apa yang akan kita alami jika kita melakukan ini?"

"Tahu. Tapi kakak ingin melihat lelaki brengsek ini segera mati! Kakak sudah muak melihatnya!", tunjuknya pada Raden, ia bahkan meludahi Raden kala itu juga.

Raden akan terima semua perlakuan Yordan, jika Yordan ingin membuatnya sekarat pun Raden tak akan keberatan. Ia tak mau mereka menyakiti Ayana. Raden tak sanggup jika melihat Ayana terluka nantinya.

Dengan susah payah Raden bangkit, dengan memegang perutnya yang terasa nyeri, dan kepalanya yang begitu sangat sakit. Mengumpulkan seluruh tenaga yang ia punya, Raden menatap Yordan dan Budi. "Kalau kalian ingin menghabisiku, lakukanlah. Tapi ku mohon lepaskan Kak Ayana, jangan sakit dia, dia sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan perbuatanku dan Erin."

Budi berdecih. "Aku yang akan membawa Ayana pergi darimu," balas Budi.

Mendengar kalimat itu, Raden sudah maju perlahan dan melayangkan pukulan keras tepat diwajah Budi. Membuat pria itu jatuh terjerembab.

Yordan yang ingin maju, langsung diberi pukulan oleh Raden dengan membabi buta. Seolah, Raden yang semula lemah menjadi sangat kuat sekarang. Raden bahkan tak mengizinkan Yordan melawannya.

Tak terima kakaknya dipukuli, Budi membalas Raden. Hingga Yordan memiliki kesempatan untuk membalas. Kedua saudara itu mengeroyok Raden, hingga wajah Raden penuh memar dan babak belur.

Raden bahkan terbatuk kuat memuntahkan darah dari dalam mulutnya akibat tendangan Yordan dan Budi di perutnya.

Kondisi Raden yang terlihat mengenaskan begitu sangat membahagiakan bagi Yordan dan Raden.

"Kita habisi saja dia, kak. Dia sudah membuatku sangat muak selama ini. Dia merebut Ayana dariku," kata Budi geram.

"Tentu saja, aku pun sudah ingin membunuhnya. Setelah Erin si wanita jalang itu melarikan diri, aku sudah sangat kesal. Aku akan membuat kematiannya terasa begitu menyiksa."

Raden pasrah. Jika memang ia akan berakhir ditangan Yordan dan Budi, ia terima. Ia akan dihukum untuk segala dosa dan kesalahannya pada Ayana.

Lagi, Raden memuntahkan darah dari mulutnya, menatap Budi dan Yordan dengan tatapan nanar. "Kalau kalian ingin aku mati, bunuhlah aku. Tapi kumohon, jangan sakiti istriku, dia tidak bersalah. Bawa dia kembali ke rumahnya," lirih Raden wajah memohon.

Budi berdecih. "Tanpa kamu minta pun, saya akan membawanya kembali, dengan selamat. Saya sangat mencintainya."

Rasa sakit ditubuh Raden bahkan tidak sebanding dengan sakitnya perasaanya akibat perkataan Budi, yang seolah-olah ingin merebut Ayana darinya. Untuk itu, Raden tidak akan pernah ikhlas.

TwoloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang