Prolog

9.2K 508 176
                                    

Jangan lupa vote yuk bantu author pemula ini berkembang, terima kasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote yuk bantu author pemula ini berkembang, terima kasih.

Jangan lupa follow juga ya 🙂


"Sayang, aku tidak ingin tahu, anak itu harus kita buang. Biaya hidup itu melonjak, keuangan merucut." protes seorang wanita yang masih muda.

"Tapi sayang, masa kita tega buang anak sendiri?" balas lelaki tersebut yang diketahui adalah suaminya.

"Sudah diam! Buang saja ke panti asuhan atau di jalanan." sahut wanita muda itu dengan frustasi.

"Apa kau tidak sayang dengannya?" tanyanya sembari menatap wanita di depannya.

"Sayang? Aku tidak sama sekali sayang dengannya. Gara-gara dia! Aku harus dikeluarkan dari model dan sekolah melarangku untuk datang lagi." sergah wanita itu dengan murka.

"Sudah, itu masa lalu." lelaki itu pun berpaling wajah dan meninggalkan rumah.

Keadaan semakin runyam setelah perkelahian di antara mereka berdua tidak ada ujungnya.

Gadis kecil yang bernama Ratih pun melihat kedua orang tuanya sedang ribut.

"Maksudnya, dibuang apa?" gumam gadis berusia lima tahun itu.

Setelah mendengar itu, ia menyandarkan tubuhnya di pintu.

•••

"Ratih!" teriak Ibunya.

"Iya Ibu, ada apa?" tanya Ratih dengan terburu-buru menghampiri ibunya.

Menatap anaknya saja sudah seperti melihat musuh bebuyutan. Ratih yang ditatap seperti itu hanya bisa melihat dengan ketulusan hatinya.

"Kenapa-kanapa! Kau ini sejak kecil sudah merepotkan saja! Sekarang juga, cuci piring di dapur! Ingat bersih-bersih. Jangan lupa menyapu dan pel lantai ini sampai mengkilat. Kerjakan!" perintah ibunya tanpa belas kasih.

Ratih dengan segera pergi untuk melakukan tugasnya yang sudah seperti pembantu.

Hati gadis kecil yang malang itu seakan retak berkeping-keping akibat bentakan dari sang ibu.

Tidak ada air mata namun, hatinya berteriak melebihi air matanya.

  Cerita ini mengandung sadMenceritakan di kisahnya di pondok pesantren Cinta antara santriwati dan Gusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Cerita ini mengandung sad
Menceritakan di kisahnya di pondok pesantren
Cinta antara santriwati dan Gusnya.

Tangisan Santriwati (SELESAI) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang