hanya sebuah kata maaf

1.1K 47 7
                                    

Alif yang baru saja tiba disekolah kini sedang berjalan menuju kelasnya, dikoridor tak sedikit yang selalu berteriak dan menjerit setiap melihat Alif, ya. meskipun masih pagi tapi para siswi disana sudah banyak yang berdatangan yang terus berpekikan karena melihat alif dan respon Alif tetap sama, datar.

Alif masuk kekelasnya lalu menaruh tasnya di meja dan duduk di kursinya, Alif hendak merebahkan kepalanya dimeja tapi tiba-tiba seorang gadis menghampirinya dan siapa lagi jika bukan Reva.

"Alif." Reva mendekati Alif seraya memegang buku entah buku apa.

Alif mendongak tanpa mau menatap gadis didekatnya itu.

"Apa?" Sahutnya dingin.

"I..ini aku mau tanya beberapa soal sama kamu." Reva terlihat gugup melihat wajah Alif yang dingin itu, ya. memang sudah biasanya untuknya tapi kali ini auranya lebih menyeramkan.

"Sibuk." Cetus Alif lalu langsung merebahkan kepalanya, Alif sangat malas meladeni gadis itu.

"Tapi ini aku gak tau mau tanya kemana lagi, cuma kamu yang bisa" Paksa Reva.

Alif menghembuskan nafas kasar.

"Gue sibuk!" Tutur Alif dengan nada penuh penekanan, saat hendak merebahkan kepalanya lagi tanpa sengaja mata Alif melihat zeina yang melewati kelasnya, bagaimana Alif bisa melihat? Karna Alif duduk dipojok yang bisa melihat jelas kearah pintu.
Alif langsung bangkit lalu berjalan cepat untuk mengejar zeina sedangkan Reva merasa kesal karena dirinya diabaikan lagi dan lagi oleh sang pujaan.

Zeina berjalan tanpa tau bahwa kini Alif sedang mengikutinya dibelakangnya, tapi beberapa kali zeina mendengar para siswi berpekikan tidak jelas saat dirinya lewat.

"Apa aku udah mulai populer?" Guman zeina sudah merasa Geer dengan suara pekikan yang ia fikir untuknya padahal nyatanya itu untuk Alif yang sedang berjalan dibelakangnya.

Zeina menghentikan langkahnya seraya mengernyitkan dahinya bingung, entah perasaannya saja atau bagaimana tapi ia merasa ada yang mengikutinya akhirnya zeina pun menoleh kearah belakangnya betapa terkejutnya zeina melihat Alif yang kini berdiri tepat dibelakangnya dengan wajah datarnya.

"Alif?" Zeina heran sejak kapan Alif dibelakangnya? Dan ya zeina mulai mengerti dengan suara siswi-siswi tadi yang ternyata untuk Alif bukan untuk dirinya.

"Kamu ngapain?" Tanya zeina heran.

"Kenapa?" Tanya balik Alif seakan tidak mengerti. Padahal mah modus doang😋

"Kenapa kamu ngikutin aku?"

"Geer banget Lo!"

Diam. Tidak ada lagi yang membuka suara hanya beberapa cibiran yang terdengar dari mulut siswi yang menonton mereka.

"Terus kamu mau kemana?" Tanya zeina lagi.

"Kekelas!"

Shit! Alif merukuti kebodohannya.

Zeina mengernyitkan keningnya heran.

"Kamu abis kepentok ya kepalanya?" Tanya zeina.

"Gak!" Balas Alif.

"Kelas kamu kan udah kita lewatin dari tadi."

Benarkan. Ah Alif benar-benar bodoh, Alif merukuti dirinya sendiri yang tidak bisa berbohong lebih baik lagi.

"Su..suka-suka gue dong." Katanya dengan wajah datar tapi sebenarnya ia berusaha menutupi kegugupannya.

"Yaudah kalo gitu aku kekelas ya, sana kamu juga kekelas, kelas kamu udah kelewatan jangan lupa kamu di kelas XI A!" Setelah mengatakan itu akhirnya zeina pun melenggang pergi. Alif menghembuskan nafas lega, niatnya ingin meminta maaf tapi malah mengatakan hal konyol yang membuatnya terlihat bodoh, astaga sepertinya dirinya itu memang sudah terkena virus kebodohan zeina.

Teruntuk Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang