masih terlihat sama

717 33 0
                                    

Beberapa hari berlalu, zeina melakukan aktivitasnya seperti biasa hanya saja saat ini ia memutuskan untuk berhenti bekerja diperpustakaan, saat ini ia sudah berada dikelas 12, ia akan segera lulus dan harus bisa memaksimalkan pelajarannya, memang zeina akui dirinya tidak bisa jika belajar seorang diri, ia tidak memiliki semangat dan tidak mengerti dengan apa yang harus ia pelajari.

saat ini zeina duduk dikursinya, kursi yang ia putuskan hari itu, semenjak hari itu zeina benar-benar duduk sendirian di sebrang tempat duduknya dulu, ia melirik kearah alif yang terus saja memperhatikannya, sudah beberapa hari terlewat sejak alif menjelaskan segalanya pada dirinya tapi sampai sekarang dirinya belum bisa memberi jawaban dengan penjelasan itu.
jujur saja zeina ingin percaya. tapi rasa kecewanya pada alif yang telah berbohong padanya benar-benar mengalahkan keinginannya untuk memaafkan alif, apakah zeina berlebihan? zeina hanya tidak suka dibohongi saja karna itu benar-benar menyakitkan.

bel istirahat berbunyi, seluruh kelas c bubar buru-buru kekantin agar mereka mendapatkan meja berbeda dengan alif dan zeina, keduanya masih didalam kelas. zeina belum menyadari bahwa ia berdua saja dengan alif dikelas itu tapi alif lebih dulu menyadarinya karna memang alif tidak pernah melepaskan pandangannya dari zeina. sejak jam pelajaran guru sudah berulang kali meminta perhatian alif tapi alif seakan tak mendengarnya dan terus menatap zeina membuat guru yang mengajar pun putus asa.

begitu zeina hendak bangkit ia menoleh kearah alif, disana alif sedang menatapnya bukan dengan tatapan dingin dan juga wajah datar melainkan dengan wajah memelas, sudah beberapa kali zeina melihat wajah itu sungguh zeina merasa tidak enak hati pada alif.
beberapa saat mereka saling menatap hingga..

"ZEINA GUE DATANG!" jerit fia memasuki kelas zeina bersama reo dan juga zain, sejak zeina mengalami masalah dengan alif mereka memang selalu menjemput zeina untuk pergi kekantin lalu mengantarkan zeina kembali kekelas setelah selesai makan.

fokus keduanya pun buyar, zeina segera menatap kearah teman-temannya, fia yang menyadari keberadaan alif menatap pria itu dengan sinis lalu menggandeng tangan zeina.

"jangan bilang lo mau dekat-dekat lagi sama dia, udah deh ze jangan dipikirin, yuk ah makan gue lapar tau!" ucap fia lalu menarik tangan zeina. zeina hanya pasrah ketika fia menarik tangannya, meski ia dibawa pergi ia sempat menoleh kearah alif yang menatapnya, sungguh zeina benar-benar tidak suka melihat ekspresi alif yang begitu sedih.

sedangkan reo dan zain masih diam ditempat, mereka juga merasakan tatapan berbeda dari alif. pria yang terkenal dingin disekolah itu benar-benar berbeda ketika menatap zeina, beberapa hari ini mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi zeina belum memutuskan apapun jadi mereka hanya bisa diam.

"yuk kak!" ajak zain hendak pergi dari kelas c mengajak reo, reo menganggukkan kepalanya lalu hendak pergi..

"tunggu!" titah alif. reo dan zain kembali menoleh kearahnya.

reo dan zain sama-sama menatap alif dengan tatapan bertanya.

"bisa kasih gue kesempatan buat ngobrol berdua sama zeina? gue benar-benar gak bisa jauh kayak gini dari dia." titah alif.

zain menghela nafas lalu memijat pelipisnya, bagaimana cara agar ia bisa menenangkan keduanya. yang bisa zain lihat dengan jelas keduanya benar-benar saling merindukan tapi enggan menyapa, sebenarnya kedua pasangan itu benar-benar cocok bersama karna keduanya tidak ada perbedaan kecuali diotak.

"seharusnya kalo itu lo usaha sendiri!" sahut reo, "zeina saat ini belum kasih jawaban apapun itu pasti karna dia masih merasa ragu, gue emang gak percaya lo mengkhianati zeina tapi gue sebagai pihak lain juga butuh bukti bukan omongan. dan mungkin jawaban gue ini bisa mewakili perasaan zeina sekarang!" lanjutnya.

Teruntuk Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang