sepi

655 33 6
                                    

Beberapa hari berlalu, alif sudah pulih dan sudah diperbolehkan pulang kemarin dan hari ini alif sudah memutuskan untuk kembali kesekolah. alif mendengar bahwa zeina dipulangkan lebih dulu daripadanya entah karna alasan apa tapi alif berharap kepulangannya karna gadis itu sudah baik-baik saja.

alif duduk dikursinya, tak sedikit mata yang menatap kearah alif yang sudah menghilang dari sekolah selama seminggu itupun bersama dengan zeina, tetapi alif tetap lah alif. ia sama sekali tak perduli dengan berapa banyak mata menatapnya karna ia sudah sangat terbiasa.
alif menatap kearah luar dari jendela, alif bisa melihat siswa lain berdatangan dan yang pasti saat ini ia sangat menunggu kedatangan zeina, alif benar-benar berharap ia bisa melihat zeina karna ia sudah lama tak melihat wajah gadis itu.

"eh-eh bener gak sih informasinya kalo ternyata ibunya zeina tuh pembantu dirumah alif?"

"gue rasa sih benar ya"

"ih kasihan banget sih prince sekolah pacaran sama anak babunya sendiri"

"pantes aja mereka udah terlihat gak bareng lagi, jangan-jangan alif menjauh tuh gara-gara zeina cuma anak babu dirumah alif, atau zeina nya yang sadar diri?"

alif lantas menoleh kearah beberapa siswi yang berkerumun dibarisan tengah, ia mendengar dengan jelas apa yang mereka bisikan.

"lagi ngomongin gue hah?" cetus alif menatap tajam kearah para siswi itu membuat nyali mereka menciut lantas menunduk takut.

"kalo sampai gue dengar lo semua ungkit masalah ini, gue alif gak akan pernah mengampuni kalian!" tegasnya.
sementara itu para siswi itu hanya mengangguk takut.

"BALIK KETEMPAT KALIAN SENDIRI!" sontak para siswi itu berlari bahkan semua yang ada dikelas itu merinding mendengar suara alif yang keras itu hingga mereka pun terdiam ditempat mereka masing-masing.

alif memejamkan matanya berusaha meredakan emosinya yang tiba-tiba saja meledak, ia benar-benar tidak suka dengan yang dikatakan para siswi tadi, ia muak mendengar semua itu.

hingga pelajaran dimulai zeina belum juga tiba dikelas, alif diam menatap datar bangku yang pernah diduduki zeina dulu. ia benar-benar berharap semua ini hanyalah mimpi buruknya yang panjang bukan nyata.

BRAK!!

Semua terkejut lantas menoleh kearah alif alias sumber suara itu, alif tak perduli dengan tatapan orang lain lantas mengambil tasnya lalu melenggang pergi begitu saja.

"alif mau kemana?" tanya guru yang mengajar tapi alif tak menjawabnya dan dengan langkah besarnya itu alif pun menghilang dari kelasnya.

alif melangkah menuju lantai bawah, tatapannya senantiasa datar dan tidak ada ekspresi apapun diwajahnya, ketika ia melewati kelas lain para siswa ataupun siswi yang melihat alif lewat merasa penasaran akan kemana pria itu ketika jam pelajaran.

BRAK!!!

semua tatapan mata kelas E tertuju kearah pintu yang terbuka dengan keras, guru yang sedang duduk dengan perasaan kesal karna kelakuan anak kelas E pun sangat terkejut dengan suara yang cukup keras itu.

alif melangkah mendekat kearah seseorang yang ia cari.

"alif kamu mau apa?" tanya guru menegur alif tapi alif justru melewatinya seakan guru itu hanya angin lalu saja.

alif berdiri dihadapan reo, reo pun bangkit lalu menatapnya dengan tatapan tanda tanya.

"ngapain lo masuk kelas orang dengan cara gak terhormat gitu?" tanya reo heran.

tinggi alif dan reo hampir sama hanya alif sedikit lebih tinggi saja, tatapan diantara keduanya sama-sama sengit.

"dimana zeina?" tanya alif dengan suara rendah.

Teruntuk Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang