maaf atas keterlambatan aku dalam update, ada sedikit kendala yang buat aku sedikit terhenti untuk meneruskan cerita. mohon maaf semua🙏
happy reading
***
zahra membuka gorden jendela diruang tamu, hujan begitu lebat bahkan petir pun bergemuruh dengan kuat, ia merasa benar-benar mencemaskan putranya yang pergi dengan kemarahan.
keluarga bima yang tadi sedang bertamu pun pulang karna mereka memahami situasi keluarga rafa yang sedang tegang."sebenarnya ada apa dengan alif? kenapa tadi ia sangat marah pada abi?" tanya rafa tak mengerti.
pria itu juga mencemaskan alif yang pergi setelah marah padanya.zahra pun mendekat kearah rafa, ia menatap suaminya. "apa mas masih bertanya? semua ini karna mas yang lagi-lagi memaksakan kehendak pada alif! apa mas gak bisa memahami setelah alif pergi waktu itu? sekarang mas lihat kan? alif pergi lagi setelah dia baru saja kembali!" jelasnya.
suasana semakin menegangkan, zahra yang biasanya terlihat tenang kini terlihat sedikit marah pada rafa karna terlalu mencemaskan putranya.
zhia yang melihat itu pun sontak mendekat kearah uminya. "umi tenang." ucapnya. "umi duduk dulu ya, jangan cemas umi alif pasti baik-baik saja." lanjutnya.
zahra pun mendudukkan dirinya lalu menatap kearah putrinya dengan wajah cemasnya.
"bagaimana umi tidak cemas, ini sudah kedua kalinya alif pergi dari rumah, sudah bagus kemarin alif kembali kerumah tapi sekarang dia pergi lagi dan entah akan berapa lama, umi benar-benar takut zhia." lirihnya bahkan zahra pun menangis saking ia mencemaskan putranya itu.
melihat istrinya menangis rafa pun langsung mendekat dan duduk disamping istrinya.
zhian, dan rayan yang sedari tadi diam juga langsung mendekat kearah zahra yang menangis, sedangkan echa. istri zhian itu juga ada namun ia sedang menjaga anak-anaknya dan juga anak zhia dan rayan dikamar."sayang, mas benar-benar minta maaf, mas tau mas sudah salah, tapi mas benar-benar takut mengecewakan bima, mas tadi juga menanyakan pendapat alif dulu kan." ucap rafa berusaha menenangkan zahra.
zahra menoleh kearah rafa. "tapi lihat sekarang, putra kita pergi lagi dari rumah, kemana kita bisa mencarinya? kemana mas? alif marah pada kita sekarang? bagaimana jika dia tidak mau kembali lagi kerumah?"
"umi, umi jangan menangis. umi tenang saja nanti kita sama-sama cari alif dan membujuknya untuk pulang ya, umi jangan cemas alif pasti baik-baik saja." ucap zhia.
"iya umi, rayan pasti akan bantu cari alif, umi jangan cemas alif pasti baik-baik saja, alif itu anak yang cerdas dia pasti tau cara menjaga dirinya umi." timpal rayan.
zhian menghembuskan nafas gusar, ia pun mendudukkan dirinya disofa yang ada dihadapan kedua orang tuanya.
"umi dan abi mau tau kenapa alif bisa semarah ini?" tanya zhian.
sontak semua mata yang ada disana pun menatap zhian heran.
"karna kesalahan abi, apa lagi?" sahut rafa yang sadar akan kesalahannya.
"itu benar. tapi kemarahannya yang besar kali ini adalah karna kalian menyinggung masalah perjodohan didepan gadis yang dia sukai."
sontak semua terkejut dan makin tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh zhian.
"mungkin kalian gak paham, zhian sendiri juga terkejut hari ini melihat gadis itu berada dirumah ini dan kalian sudah melihat gadis itu juga hari ini."
rayan mengernyitkan dahinya heran, ia pun mencoba memikirkan apa yang dikatakan oleh zhian. "Apa gadis itu gadis yang tadi? anak bi ira itu?" tebaknya.
zhian tersenyum tipis lalu mengangguk. semua pun terkejut dengan apa yang baru saja mereka ketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Dia (END)
Teen FictionJudul awal (Alze) "Alif... jadi pacar aku ya?!" kata seorang gadis dengan senyum sumringah. "Gue gak suka cewek bodoh!" Cetus alif pada gadis itu. Sebuah kisah putih abu-abu terjadi! Akankah Alif akan luluh pada gadis bodoh itu dan jatuh cinta padan...