"Ze.. tunggu ze!" panggil alif ketika mereka berada dikoridor, sedari bel istirahat alif berusaha mendekati zeina dan berbicara pada gadis itu tapi zeina justru menjauhinya dan menghindarinya.
kini mereka menjadi tontonan dikoridor, karna sudah tak tahan dengan apa yang alif lakukan akhirnya zeina pun menghentikan langkahnya, alif yang mengikutinya pun berhenti dan zeina menoleh kearahnya.
alif langsung mendekat kearah zeina dan menatapnya."Ze, kamu dengerin penjelasan aku dulu. kamu jangan sembarangan percaya sama berita itu, sumpah aku gak tau siapa yang nyebarin itu ze." ucap alif.
zeina tersenyum miring. "jadi kalo itu gak kesebar kamu tetap jalan sama dia dan aku jadi semakin bodoh karna gak tau apa-apa?" tanyanya.
alif menggelengkan kepalanya. "enggak ze, kamu jangan salah paham dulu. semua yang kamu lihat itu gak benar ze, ayo kita bicara ditempat lain, aku akan jelasin semuanya!" ajaknya.
ketika alif hendak menggapai tangan zeina gadis itu dengan cepat menghindar."alif, aku tau aku gak sempurna, perbedaan kita sangat jauh. tapi aku dan kamu sama-sama manusia, aku gak munafik, aku sakit hati dengan kebohongan kamu, dengan kepalsuan kamu itu semua bikin aku sakit hati, aku benar-benar gak nyangka ternyata aku jatuh cinta sama pria yang gak punya hati kayak kamu!" tegas zeina. meski ucapan terdengar tegas, ketahuilah bahwa perasaannya kini sedang sangat hancur, ingin rasanya ia menangis jika ia tidak ingat bahwa dihadapannya ada alif dan disekelilingnya banyak yang menonton mereka.
mendengar itu alif diam, sepertinya zeina sudah tidak mempercayai apa yang ia katakan lagi.
hingga zeina pun berbalik, ia hendak meninggalkan alif, namun alif langsung memegang tangan zeina dan tanpa izin lagi membawa zeina.
zeina meronta minta dilepaskan namun alif terus menariknya."Alif lepas..." titahnya. tapi alif tak ada reaksi apapun, semua yang melihat mereka keheranan dengan apa yang terjadi pada mereka berdua.
zain, reo dan fia yang hendak menghampiri zeina mereka dikagetkan dengan apa yang mereka lihat, sontak mereka pun mengejar zeina dan alif.
"ALIF LEPASIN ZEINA!" ucap reo.
tapi alif tetap tidak mau melepas genggamannya, zeina yang sadar akan kehadiran sahabat dan juga adiknya pun menoleh kebelakang.
"Zain tolong aku.." titah zeina dengan tatapan lirih. melihat itu zain pun mempercepat langkahnya.
hingga mereka sampai dirooftop, alif sontak menarik zeina hingga gadis itu berdiri dihadapannya."Lo gila ya?!" cetus fia. ia merasa lelah mengikuti langkah alif yang menarik zeina dengan cepat hingga kerooftop.
dengan cepat zain mendekati mereka, zain memegang tangan zeina hendak mengajaknya pergi namun alif langsung menghalanginya.
"gue mau memperjelas segalanya, lo semua yang ada disini harus denger apa yang mau gue katakan!" tegas alif menatap zain dengan wajah datarnya.
zain diam. memang lebih baik dengar apa yang akan dikatakan oleh alif dan ia pun melepas genggamannya dari tangan zeina.
alif kembali menatap zeina dan zeina juga menatapnya, keduanya sama-sama diam saling menatap.
"Cewek itu, dia anak dari sahabat bokap gue, dia baru datang dari swiss dan bokap gue maksa gue untuk ajak cewek itu jalan-jalan keliling kota, gue udah nolak karna gue mau pergi sama zeina tapi bokap gue marah, nyokap gue ikut campur memaksa dan gue gak bisa nolak kehendak nyokap gue makanya waktu itu gue batalin janji sama zeina dan pergi nemenin dia dengan syarat seterusnya bokap gue gak maksa gue lagi untuk dekat-dekat sama cewek itu." jelas alif.
mendengar itu fia pun maju, ia berdiri dihadapan alif tepat disamping zeina. "kalo emang gitu kenapa lo bohong sama zeina dengan alasan acara keluarga? dan lo menghilang selama 2 hari!" tanyanya mengintimidasi.
"karna gue tau zeina bakal marah sama gue, gue tau gue salah udah bohong, gue benar-benar nyesal. gue pikir waktu itu cuma satu hari aja dan gue udah niat bakal jelasin ke zeina besoknya, dan untuk gue yang tiba-tiba gak ada kabar, ponsel gue hilang waktu gue jalan-jalan sama cewek itu, gue gak tau kemana hilangnya dan gue gak pernah punya kesempatan untuk beli yang baru, gue bahkan sekarang belum beli." sahut alif.
reo menghela nafas lalu ikut berdiri dihadapan alif. "kalo gitu apa yang lo lakuin sama cewek itu dirumah sakit?" tanyanya menatap alif.
"waktu itu dia lagi main kerumah gue, pas gue mau berangkat sekolah gue gak tau bagaimana kejadiannya tapi tiba-tiba gue lihat dia udah terkapar dibawah, kata bokap gue dia jatuh dari tangga karna mau manggil gue, gue benar-benar gak perduli dan mau berangkat sekolah tapi lagi-lagi bokap gue maksa gue untuk bawa cewek itu kerumah sakit, gue dipaksa nemenin dia dirumah sakit dan menjaga dia, gue udah nolak dengan berbagai macam alasan tapi bokap gue gak mau dengerin gue, gue bisa apa? gue anaknya dia dan gue cuma bisa nurutin apa kata bokap gue."
alif menatap kearah zeina, ia mendekat lalu memegang kedua tangan zeina menatap gadis itu dengan tatapan tulusnya.
"ze, aku benar-benar gak seperti yang ada diberita itu, aku emang salah udah bohong sama kamu, alasan awal aku gak jujur karna aku gak mau nyakitin kamu tapi ternyata kebohongan aku justru malah buat kamu kayak gini, aku benar-benar minta maaf sama kamu." lirihnya.
semua yang disana hanya memperhatikan, tidak ada yang membuat suara.
sedangkan zeina, ia mencoba untuk percaya dengan semua penjelasan alif."Aku mohon percaya sama aku, semua yang aku jelasin kekamu benar adanya ze." ucap alif.
zeina masih diam. ia menghela nafas perlahan lalu melepas tangannya dari genggaman alif.
"toh kalo pun emang apa yang kamu jelasin itu benar, aku tetap kecewa sama kamu, sama kebohongan kamu dan aku minta waktu untuk berpikir, aku gak bisa mengatakan apapun lagi sekarang." ucap zeina. ia pun pergi meninggalkan semua yang masih ada di rooftop.
alif menoleh melihat zeina yang pergi menjauh darinya, benar-benar sakit rasanya melihat zeina yang menjauh darinya.fia pun berlari menyusul zeina menyisahkan ketiga pria yang masih berdiri diam ditempatnya.
zain menepuk bahu alif membuat alif sedikit menoleh kearahnya.
"Kasih dia waktu, semua yang lo katakan tadi gak gampang buat orang yang udah kecewa percaya gitu aja." ucap zain. alif hanya bisa menganggukkan kepalanya.
zain pun pergi, dan kini tinggal alif dan reo saja yang masih berada disana."gue senang lo gak licik, pasti seseorang yang bersaing selalu mengambil celah ketika lawannya melemah." ucap alif, ia masih membelakangi reo.
mendengar itu reo pun menyungging senyum tipis kemudian helaan nafas pelan terdengar darinya.
"daripada menjadi orang licik, gue lebih suka lihat orang yang gue cinta bahagia. zeina gak cinta sama gue tapi dia cinta sama saingan cinta gue dan gue gak pernah berpikir untuk mengambil kesempatan di renggangnya hubungan kalian, buat gue apapun yang bikin zeina bahagia bakalan gue dukung begitu pun sebaliknya, siapapun yang buat zeina menangis sampai terpuruk gue gak akan ngelepasin orang itu." tegas reo.
alif mengangguk. "boleh juga. ternyata lo masih punya akal sehat." pujinya.
reo menepuk bahu alif lalu melangkah dan berdiri dihadapan alif. "lo santai aja. selama apa yang lo jelasin benar adanya, gue bakal bantu lo perbaiki semuanya, tapi kalo itu semua kebohongan gue akan bantu zeina balas rasa sakitnya." ucapnya lalu melenggang pergi begitu saja.
alif masih terdiam ditempatnya, tidak perduli apa yang dikatakan oleh reo. ia hanya perduli pada kepercayaan zeina dan ia harus membuktikan ucapannya, alif harus menemukan cara membuktikan bahwa apa yang ia katakan benar adanya.
alif pun melangkahkan kakinya mendekat ketepi rooftop, ia sudah tidak tinggal dirumah sejak 2 hari bahkan belum memegang ponsel, keluarganya tidak akan bisa mencari keberadaannya karna alif tidak memegang alat komunikasi apapun saat ini, mereka pasti sedang mencari-carinya.
alif menepis pikiran itu, biarkan mereka tau bahwa dirinya benar-benar tidak suka dipaksa melakukan apa yang ia tidak suka.alif menghela nafas gusar lalu duduk dikursi yang ada disana. ia menatap bangunan-bangunan yang menjulang tinggi keatas, dari rooftop itu semua terlihat jelas untuknya.
"zeina, tolong percaya sama aku..." batin alif.
jangan lupa vote and komennya🤗 dan juga buat yang belum follow akun aku follow ya😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Dia (END)
Teen FictionJudul awal (Alze) "Alif... jadi pacar aku ya?!" kata seorang gadis dengan senyum sumringah. "Gue gak suka cewek bodoh!" Cetus alif pada gadis itu. Sebuah kisah putih abu-abu terjadi! Akankah Alif akan luluh pada gadis bodoh itu dan jatuh cinta padan...