memberinya penjelasan

880 44 4
                                    

Berdiam diri dikamarnya sudah zeina lakukan sejak ia kembali kerumahnya, tidak keluar untuk makan siang atau makan malam, zeina hanya berdiam diri dikamar tak melakukan apapun.
Zain sendiri bingung, ia ingin sekali menanyakan apa yang terjadi pada kakaknya tapi ia takut malah menyakiti hati kakaknya maka dari itu ia bungkam sejak menjemput kakaknya pulang, untunglah ibu mereka sedang tidak ada dirumah, jika ada mungkin akan mencemaskan zeina yang mengurung diri dikamar.

Zain menghela nafas, sudah hampir setengah jam ia duduk dikursi depan meja makan menunggu kakaknya yang masih enggan keluar kamar padahal zain sudah membuat makan malam khusus untuk menghibur sang kakak. Merasa jengah akhirnya zain memutuskan untuk menghampiri kamar zeina.

Tok..tok..tok..

"Kak.. Ayo, aku udah lapar. Kakak gak lapar apa dikamar mulu?" panggil zain.

"Kamu makan duluan aja." titah zeina dari dalam kamar.

Zain menghela nafas pelan. "Kalo ada apa-apa cerita jangan dipendam sendiri!" katanya.

Tak ada sahutan dari dalam kamar zeina.

"Yaudah kalo kakak gak makan aku juga gak makan bodo deh sakit juga aku ikhlas." pasrah zain.

Baru saja hendak berbalik, pintu kamar zeina terbuka menampakan sang empu dengan mata sembab dan penampilannya yang sedikit berantakan bahkan zeina belum mengganti seragamnya dengan pakaian lain.
Melihat penampilan kakaknya itu zain semakin penasaran, apa sebenarnya yang membuat zeina begitu murung?

"Ganti baju, Aku tunggu dimeja makan jangan pakai lama." titah zain.

"Aku gak mau makan, kamu aja." ucap zeina.

"Kalo gitu aku juga gak makan."

"Zain, kamu jangan keras kepala."

"Apa bedanya sama kakak?"

Zeina diam. Zeina sama sekali tidak punya semangat untuk berdebat dengan adiknya, akhirnya ia pun memutuskan kembali kedalam kamar lalu mengganti pakaian. Zain pun menunggu dimeja makan seperti apa yang dikatakannya.

Tok..tok..tok...

Ketukan pintu terdengar dari pintu utama, zain mengernyitkan dahinya heran. Jika ibunya pasti tidak perlu mengetuk pintu karna punya kunci rumah sendiri, lalu siapa yang bertamu malam-malam begini? Tak mau lama penasaran zain pun mendekat kearah pintu lalu membukanya.

"Assalamualaikum!" sapa alif yang berdiri dibalik pintu itu.

Begitu zain membuka pintu ia sedikit terkejut melihat alif yang berada didepan pintu rumahnya.

"Waalaikumsallam. kak alif, silahkan masuk kak!" ajak zain sopan.

Alif mengangguk lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah zeina untuk pertama kalinya, sejak dulu alif hanya mengantar zeina hingga depan rumahnya saja tak pernah masuk kedalamnya.

Alif dan zain pun duduk disofa sederhana yang ada dirumahnya itu.

"Zeina ada?" tanya alif menatap zain.

"Ada kok kak, dia lagi dikamar, lagi ganti baju." sahut zain. Alif mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

"Tapi ada yang aneh sama kak zeina sejak dia pulang sekolah, tadi juga gue yang jemput dia izin pulang awal." jelas zain.

Sontak alif menatap zain heran. Pantas saja saat pulang sekolah alif mencari-cari zeina tidak ada ternyata gadis itu sudah pulang lebih awal.

"Dia ada masalah apa sih kak disekolah? Dari siang ngurung diri dikamar, ini aja makan malam harus dipaksa dulu baru mau?" tanya zain.

Teruntuk Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang