Dua bulan berlalu...
Selama waktu berlalu, kehidupan zeina bersama keluarganya sudah baik-baik saja apalagi semenjak kejadian dilapangan hari itu fia tidak pernah menampakan dirinya lagi bahkan yang zeina dengar fia sudah memutuskan untuk keluar dari sekolah, tidak ada yang tahu bagaimana fia sekarang? bagaimana juga kondisinya. jujur saja zeina cemas sejak ia mendengar bahwa fia memutuskan keluar dari sekolah, apapun yang dilakukan fia padanya tapi dulu fia pun pernah berbuat baik padanya meski memiliki niat terselubung.
"Kamu mikirin apa?" suara teguran itu sontak mengalihkan pikiran zeina, ia sontak mendongak menatap alif yang kini memegang cup es krim ditangan kanannya.
Alif mendudukkan diri disamping zeina lalu memberikan es krim ditangannya pada zeina, zeina menerimanya dengan senang lalu memakannya secara perlahan.
"Kamu gak jawab pertanyaan aku?" ucap alif lagi.
Zeina sontak menatap kekasihnya itu, "Aku cuma gak nyangka waktu berjalan begitu cepat, sebentar lagi kita akan ujian lalu lulus" ucapnya, meski itu bukan yang sebenarnya tapi zeina memang sebenarnya tak habis pikir dengan waktu yang berjalan begitu cepat.
sekitar satu bulan lagi mereka akan menghadapi ujian sekolah menuju kelulusan.
Alif mengusap puncak kepala zeina dengan penuh kasih sayang, "Terus apa yang kamu pikirkan? jalani saja seperti semestinya, kenapa kamu cemas begitu? bukannya nilai kamu selalu semakin meningkat dan hampir mengalahkan aku?"
Benar. sejak zeina pulih, kecerdasannya yang dulu kembali. awalnya semua orang terkejut ketika zeina tiba-tiba saja menjadi begitu pandai dikelas bahkan mendapat nilai yang hampir sama seperti alif, padahal sudah sejak lama zeina disandang sebagai gadis bodoh disekolah tapi tiba-tiba saja zeina berubah menjadi gadis yang begitu pintar.
Alif, ira dan zain yang bingung pun berkonsultasi pada dokter yang sering memeriksa keadaan zeina dan dokter mengatakan bahwa zeina sudah kembali pada dirinya yang dulu, dirinya yang pintar juga dirinya gadis yang tenang, bukan yang banyak tingkah dan bodoh, dan dari situlah alif mulai membiasakan dirinya dengan zeina yang baru, ia tak masalah mau zeina yang dulu atau yang sekarang baginya zeina tetaplah zeina yang sangat ia cintai.Zeina menghela nafasnya pelan kembali memakan es krimnya seraya menatap orang yang berlalu lalang didepannya, kini alif dan zeina sedang berada disebuah mall, tadinya zeina ingin bermain kesebuah taman hiburan lain tapi alif katanya ingin membeli sesuatu jadi zeina menurut saja.
"Sebenarnya aku mencemaskan fia" ucap zeina lirih.
Alif diam, seperti dugaannya. meskipun zeina marah tapi alif yakin sebenarnya zeina juga mencemaskan sahabatnya itu.
"Aku gak tau kabar fia sekarang kayak gimana?", zeina menoleh kearah alif dengan tatapan lirih, "Dia berhenti sekolah karna aku, aku gak bisa menahan diri hingga mempermalukan dia" lanjutnya.
Melihat mata zeina yang berkaca-kaca alif pun segara mengusap pipi zeina dengan lembut.
"Bukan salah kamu, fia berhenti sekolah itu urusan dia, lagian mungkin dia sekarang sudah berada disekolah barunya, aku yakin keluarganya gak akan biarkan dia putus sekolah gitu aja" jelas alif.
Alif menatap zeina yang terdiam, ia mempunyai setumpuk pertanyaan yang sudah lama ia pendam.
"Sebenarnya aku mau tanya satu hal sama kamu" ungkap alif.
Zeina pun menatap alif, "apa?" sahutnya.
"Darimana kamu tau soal kelakuan kedua wanita itu? maksud aku fia dan alisa?"
Zeina bungkam, akhirnya alif pun mengeluarkan pertanyaan itu, pertanyaan yang jawabannya sudah zeina siapkan sejak lama.
Zeina menghela nafas pelan.Flashback on..
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Dia (END)
Teen FictionJudul awal (Alze) "Alif... jadi pacar aku ya?!" kata seorang gadis dengan senyum sumringah. "Gue gak suka cewek bodoh!" Cetus alif pada gadis itu. Sebuah kisah putih abu-abu terjadi! Akankah Alif akan luluh pada gadis bodoh itu dan jatuh cinta padan...