Alif menghentikan laju motornya disebuah apartement elit dikota itu, begitu memarkirkan motornya diparkiran khusus alif pun segera masuk dan disambut oleh pegawai apartement itu.
alif menaiki lift lalu menuju sebuah kamar nomor 1045, disana adalah kamar mewahnya yang berada dilantai 8, lantai itu adalah lantai khusus tempatnya tidak ada kamar lain disana hanya khusus untuknya saja.
alif memang memiliki apartement yang ia beli diam-diam, ia tidak pernah mengatakan apapun pada siapapun bahkan orang tua nya pun tak tahu bahwa alif memiliki apartement sendiri yang ia tinggali ketika ia merasa bosan dirumah, tapi alif belum menginap diapartementnya ini pertama kalinya alif menginap disana.alif membersihkan dirinya terlebih dahulu, setelah itu ia membuat teh hangat karna ia merasa dingin lalu merebahkan dirinya dikasur king size miliknya.
perasaannya masih resah, ia sebenarnya ingin menemui zeina saat pergi dari rumah tapi setelah dipikir-pikir tidak baik untuknya pergi kerumah zeina ditengah malam seperti ini jadi ia akan menemui zeina besok disekolah.betapa sialnya ia sejak kedatangan alisa, alif benar-benar takut kesalahpahaman zain padanya pun mempengaruhi hubungannya dengan zeina.
'oke guys aku jelasin dulu ya, jadi alif itu belum tau soal zeina yang udah mergokin dia waktu dirumah sakit dan juga gosip yang tersebar disekolah dan bikin zeina dicecar abis-abisan disekolah.'
alif berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya, ia bahkan belum membeli ponsel lagi sekarang dan bingung bagaimana cara ia bisa menghubungi zeina, zeina pasti sudah marah karna alif tidak mengabarinya selama 2 hari ini. jika saja alif tidak setuju dengan keinginan abinya mungkin semua ini tidak akan terjadi dan menjadi kacau.
Flashback on...
ketika menemani alisa berbelanja sangat merepotkan untuk alif karna harus mengikuti wanita itu kesana dan kemari, alif tidak tahu kemana tujuannya dan alif pun tidak bisa pergi meninggalkan alisa begitu saja, bukan karna cemas pada wanita itu lebih tepatnya alif ingin abinya menepati janji bahwa jika alif menemani alisa seharian maka rafa tak perlu lagi meminta alif bersama dengan alisa lain kali.
dijalan tiba-tiba alif ingat bahwa ia belum mengabari zeina lagi siang ini, alif pun merogoh saku celananya untuk mencari ponselnya tapi nihil, ia juga memeriksa saku jaketnya tetap tidak ada juga, dimana ia meletakkannya sungguh ia sudah lupa, bagaimana sekarang? bagaimana ia bisa menghubungi zeina.
"alif ada apa?" tanya alisa menghampiri alif.
"lo lihat ponsel gue gak?" tanyanya dengan wajah datar.
"emangnya kamu taruh dimana?"
"lo bodoh? kalo gue tau gue gak akan nanya lo!" cetusnya. "udah mending lo lanjut aja sama urusan lo jangan ganggu gue!" tegas alif.
"gimana kalo kita ketempat lain?" saran alisa.
"kemana? lo jangan ngada-ngada ya, gue udah males nyetirin lo!" tegas alif.
"gimana kalo kita ketaman hiburan aja, kayaknya lebih seru"
alif hanya diam, ia masih bingung dimana ia menyimpan ponselnya? apakah tertinggal dimobil?
"gc ke mobil!" ajak alif.
alisa pun mengikuti langkah alif, namun ia kesulitan mengimbangi langkah alif yang besar.alif masuk kedalam mobilnya ketika mereka sampai di basement, ia mencari ponselnya namun tak kunjung menemukannya juga.
"mungkin aja ketinggalan dirumah." kata alisa.
alif diam. benar, mungkin saja ponselnya tertinggal dirumah, ah bagaimana ini? bagaimana ia bisa menghubungi zeina sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Dia (END)
Teen FictionJudul awal (Alze) "Alif... jadi pacar aku ya?!" kata seorang gadis dengan senyum sumringah. "Gue gak suka cewek bodoh!" Cetus alif pada gadis itu. Sebuah kisah putih abu-abu terjadi! Akankah Alif akan luluh pada gadis bodoh itu dan jatuh cinta padan...