Zeina melangkahkan kakinya menuju kantin seorang diri, sejak waktu mendekati jam istirahat alif dipanggil keruang guru entah apa yang akan dilakukannya, sedangkan fandi dan randi sudah pergi terlebih dahulu jadi dari pada sendiri zeina memutuskan mengajak zain melalui pesan singkat, kebetulan adiknya itu juga mau makan bersama dikantin jadi zeina pun menghampiri zain yang sudah berada disana lebih dulu.
"KAK!" panggil zain ketika melihat zeina berdiri diambang pintu kantin, zeina pun langsung mendekat kearah tempat zain yang duduk seorang diri.
"kamu gak sama teman?" tanya zeina bingung.
zain pun menggelengkan kepalanya pelan. "teman aku dikelas yang akrab cuma 1 tapi tadi dia disuruh belajar diperpustakaan soalnya dia ngerjain tugas banyak yang salah." sahutnya.
zeina hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Makanan udah ada aja." katanya senang.
"iyalah aku yang ngambilin."
"makasih adikku yang ganteng"
zain hanya diam. zain mulai menatap zeina tanpa mengatakan apapun dan zeina yang sadar akan tatapan itu pun mulai risih dan menatap balik adiknya.
"kenapa sih?" tanya zeina heran.
"gakpapa. tapi kenapa kakak ngajak aku ngantin bareng? kemana kak alif?" ucap zain.
"alif lagi diruang guru." sahut zeina seraya menyantap makanannya.
"ngapain?"
"ya mana aku tau"
"kan kamu pacarnya"
"terus kalo pacar harus serba tau gitu tentang pacarnya lagi apa, dimana, terus ngapain aja?" kesal zeina.
tak mau berdebat akhirnya zain pun mengalah. "eh tapi, kak reo sama kak fia mana?" tanyanya lagi.
"Mereka dikantin belakang, tadinya mereka ngajak aku tapi aku males soalnya kan gak sama kayak waktu aku dikelas E, kantin belakang terlalu jauh dari kelas C."
zain hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "jujur aku masih gak percaya kamu naik 2 tingkat, secara aku tau banget sebodoh apa kamu." ledeknya dibarengi kekehan.
"ledek aja terus, awas loh nanti aku aduin ke ibu" ancam zeina.
"mainnya aduan gak asik"
"biarin!"
zeina dan zain pun mulai memakan makanan mereka dengan tenang, meski memang tak terlalu tenang bagi zeina yang merasa banyak tatapan mengarah kearah mejanya tapi zeina berusaha untuk tetap tenang, ia tak mau perduli dengan tatapan-tatapan itu.
"hai." sapa alif yang baru saja tiba. zeina dan zain pun mendongak menatap alif yang saat ini sudah duduk tepat disebelah zeina.
"eh kak alif." sapa zain.
sedangkan zeina hanya tersenyum menatap alif, nafsu makannya jadi hilang ketika melihat wajah alif yang sangat tampan, rasanya perutnya pun sudah kenyang dengan menatap wajah itu.
"kakak gak makan?" tanya zain pada alif.
merasa diajak bicara alif pun mengalihkan pandangannya kearah zain.
"enggak. gue gak lapar" sahutnya.
"tadi kamu abis ngapain diruang guru? ada masalah?" kini giliran zeina yang bertanya, sejujurnya juga zeina sedikit cemas saat alif dibawa keruang guru.
alif menggelengkan kepalanya pelan lalu tersenyum tipis. "gak ada. cuma masalah olimpiade yang aku tolak." sahutnya.
"hah? kenapa kamu tolak? bukannya biasanya kamu terus ikut?" tanya zeina tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Dia (END)
Teen FictionJudul awal (Alze) "Alif... jadi pacar aku ya?!" kata seorang gadis dengan senyum sumringah. "Gue gak suka cewek bodoh!" Cetus alif pada gadis itu. Sebuah kisah putih abu-abu terjadi! Akankah Alif akan luluh pada gadis bodoh itu dan jatuh cinta padan...