kutub es menggemaskan

1.2K 51 2
                                    

Beberapa hari kemudian...

Zeina dan Zain kini berada diruang tengah rumahnya, weekend yang tidak tau mereka ingin melakukan apa akhirnya mereka sama-sama memutuskan untuk menonton flim bersama seraya memakan camilan yang dibuat oleh zeina.
Ya meski zeina bodoh tapi sejak kecil ia sangat tertarik dengan urusan masak-memasak jadi sejak kecil setiap ibunya memasak ia akan nimbrung sekaligus belajar memasak dari ibunya.

"Kak jangan nonton flim romantis yang bikin aku muak Napa. Nonton yang lain aja!" Kesal Zain, sejak tadi kakaknya itu selalu saja menonton flim yang bergenre romantis membuatnya sangat muak.

"Ish diam kamu! Aku tuh lagi nonton pacar-pacar aku yang ganteng" Sahut zeina.

Zain hanya bisa mencebikan bibirnya kesal lalu beranjak dari tidurannya yang tadi Zain merebahkan kepalanya dipaha kakaknya yang ditutupi bantal.
Melihat Zain yang hendak pergi zeina mendongak menatapnya.

"Kamu mau kemana?" Tanyanya.

"Jalan-jalan!" Sahut Zain dengan nada malas.

"Aku ikut dong."

"Gak! Tonton aja tuh pacar-pacar halu kakak."

Melihat adiknya yang judes itu zeina pun mendekati Zain lalu mengeluarkan jurus andalannya yaitu memasang wajah melas.

"Zain adikku yang paling baik dan ganteng, aku ikut ya." Ucapnya seraya merangkul Zain dengan manja.

"Udah-udah sumpah muak liat kakak kayak gini"

"Aku ikut ya" Seraya menatap Zain berharap.

"Hem!" Sahut Zain malas.

"Yey. Tunggu ya aku rapi-rapi dulu" Zeina pun langsung melenggang masuk kedalam kamarnya.
Zain hanya bisa menatap kakaknya tidak habis fikir, tentu Zain sangat menyayangi kakaknya yang konyol itu tapi melihat kelakuannya kadang membuat Zain bahkan tidak ingin mengakuinya sebagai kakaknya.

Akhirnya zeina dan Zain pergi jalan-jalan menikmati waktu weekend mereka bersama, jalan-jalan yang begitu sederhana hanya menggunakan sepeda mereka berboncengan, Zain yang mengendarai sepeda dan zeina duduk manis diboncengan sambil memeluk adiknya manja.

Zain menghentikan sepedanya ditaman yang lumayan jauh dari rumahnya, sebenarnya Zain juga tidak tau akan kemana jadi sedari tadi ia terus mengayuh sepedanya tanpa tujuan, melihat taman indah didepan matanya ia pun menghentikan laju sepedanya.

"Kok berhenti?" Tanya zeina menatap Zain bingung.

"Turun. Kita disini aja. Lumayan bagus tempatnya, sejuk juga" Ucap Zain.

Zeina pun menurut lalu turun dari sepeda, Zain memarkirkan sepedanya lalu kembali menghampiri kakaknya.

"Ayo!" Ajak Zain seraya menggenggam tangan zeina.
Zeina menatap tangannya yang digenggam oleh adiknya.

"Ini maksudnya apa?" Tanya zeina melirik kearah Zain.

"Kakak itu bodoh! Ini lumayan jauh dari rumah dan untuk pertama kalinya kita kesini jadi aku gak mau kakak hilang, nanti nyusahin aku"

Zeina melepas tangan Zain dari tangannya.

"Kita tuh cuma ditaman bukan dihutan, sebodoh-bodohnya aku cuma main ditaman mana mungkin tersesat."

Zeina pun melenggang pergi meninggalkan adiknya, Zain itu memang otaknya sudah rusak dia bahkan mengatakan hal yang tidak mungkin akan terjadi.

***

Lama berjalan zeina tidak merasakan adanya Zain didekatnya, zeina sontak menoleh kebelakang dan benar saja Zain tidak ada didekatnya bahkan tempat itu terlihat sangat sepi.

Teruntuk Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang