Fia yang sesungguhnya

788 36 3
                                    

Plakk......

Fia memegangi pipinya yang terasa perih, air matanya sudah terbendung menatap pria yang baru saja menampar dirinya.

"Pa-papa?" lirih fia.

Zeina bahkan seisi lapangan terkejut mendapati eriko yang sudah berada ditengah-tengah lapangan itu bersama mereka.

"Keterlaluan kamu!" ucap eriko menahan amarah mendengar perkataan putrinya itu.

Eriko lantas menoleh kearah zeina yang sepertinya sangat enggan menatapnya, berbeda dengan cara menatap fia yang tadi penuh dengan amarah, eriko justru menatap zeina dengan penuh rasa bersalah juga penyesalan.

Zeina menghela nafas, ia sudah tidak bisa lagi bertahan lama disana apalagi setelah kemunculan pria yang tidak diduga itu, zeina pun kembali menatap fia.

"Sebaiknya lo hapus berita itu, atau gue gak akan segan lagi sama lo!" cetus zeina.

mendengar itu fia mendengus menatap zeina remeh, ia sudah tidak perduli lagi sekarang. bahkan papa nya sendiri sudah mempermalukannya didepan umum.

"Gak akan pernah gue hapus, bahkan akan gue publikasikan diluar supaya lo dan ibu lo itu tau diri!" ucap fia tak takut.

"Fia kamu-

"Gue akuin" sela zeina, ucapannya terhenti lalu melirik kearah eriko yang menatapnya, lalu ia kembali menatap fia. "Gue akuin, gue memang ada sebelum ibu gue menikah, gak perduli mau dianggap anak haram atau apapun itu, tapi fia lo juga gak boleh lupa, lo juga sama kayak gue, tapi sayangnya lo lebih beruntung karna lo mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua lo, sedangkan gue? yang gue dapat dari kecil cuma penghinaan, rasa sakit dan trauma, dari pada elo bukankah gue yang seharusnya merasa iri?" lirihnya.

seisi lapangan terdiam, mereka benar-benar menikmati perdebatan ditengah lapangan itu.

Air mata zeina sudah tak dapat ia bendung, ia menangis meski tak sesegukan.

"Lo bilang gue dan ibu gue merebut segalanya dari lo? lo gak mikir? dari awal, mama lo yang ambil segalanya dari ibu gue? mama lo datang dalam keadaan mengandung sebagai wanita lain dari suami ibu gue apa lo pikir itu merebut? lo berusaha menjatuhkan ibu gue apa lo beneran gak punya perasaan? ibu gue bahkan gak pernah marah atau membenci mama lo yang jelas-jelas udah merebut suaminya dan segalanya yang dia punya, dan gue? apa pernah gue menghalangi lo dekat sama reo? apa pernah gue berusaha buat lo dan reo jauh?  enggak kan? gue gak pernah melakukan itu?" jelas zeina.

"Tapi lo tetap benalu, dengan adanya lo dan ibu lo, kehidupan gue dan mama gue kacau, lo pikir cukup dengan papa yang mihak gue dan mama? enggak! karna papa selalu aja mikirin lo, ibu lo dan juga adik lo!" kecam fia.

"Cukup fia! hentikan!" titah eriko.

"Gue gak butuh papa lo, dan gue pun gak pernah minta papa lo buat mikirin gue dan keluarga gue? gue selama ini bahagia bersama ibu dan adik gue tanpa seorang papa, lo pikir gue perduli meskipun dia kembali mengemis maaf sama ibu gue? enggak!"

Zeina menatap kearah reo, perlahan ia menarik tangan reo lalu reo berdiri disampingnya dengan bingung.

"Lo tanya reo, lo suka sama dia kan? lo tanya bagaimana perasaan dia sama lo. dia menganggap lo sebagai sahabat baik dia tapi begitu tau kelakuan lo jangankan cinta, dia bahkan hampir gak bisa mengakui lo adalah sahabatnya." kecam zeina.

Fia sontak menatap lirih kearah reo, wajah reo terus menerus datar seakan tak perduli dengan air matanya.

"Gue emang suka sama zeina, tapi zeina memilih alif dan buat gue untuk menyerah, tapi meskipun begitu sampai sekarang gue belum bisa melupakan zeina" kata reo lalu menatap kearah fia dengan lirih, "mungkin dulu akan ada kemungkinan perasaan suka gue bisa berpindah ke elo, tapi kelakuan lo yang sekarang bahkan gue malu menganggap lo sebagai sahabat gue, lo memperlakukan zeina sahabat baik lo sendiri seperti musuh, menyakiti dia dan keluarganya berkali-kali, gue gak bisa menoleransi semuanya."

Teruntuk Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang