hanya sebuah goresan

766 34 4
                                    

Zeina baru saja selesai mengerjakan tugasnya diperpustakaan, kali ini pekerjaannya tidak terlalu banyak jadi ia bisa kekantin lebih cepat.
zeina berjalan seraya bersenandung ria dikoridor, semenjak kedekatannya dengan alif yang tak lagi canggung membuat gempar satu sekolah itu zeina merasa setiap langkahnya selalu diperhatikan orang-orang disekitarnya, zeina tak mengerti dengan mereka maka dari itu ia lebih memilih untuk bersikap biasa saja.

"Aduh kebelet pipis lagi, ketoilet dulu deh." kata zeina lalu berlari menuju toilet.

begitu usai zeina keluar dari toilet lalu kembali berjalan menuju kantin, zeina hanya berniat membeli makanan dan akan memakannya dikelas, zeina tak bisa menghabiskan waktu istirahat bersama alif selama 3 hari ini dikarenakan alif yang sibuk dengan perlombaan olimpiade mewakili sekolah.

waktu sudah berlalu cukup lama, yang zeina tak mengerti kenapa antrian memesan makanan masih panjang? kalau seperti ini akan lama, padahal zeina hanya berniat membeli roti dan juga air mineral.

lama menunggu akhirnya giliran zeina.

"bu saya... aduh..." belum juga zeina usai dengan perkataannya seseorang sudah mendorongnya secara kasar hingga zeina terjatuh dan terkena tumpahan jus mangga milik seorang siswi yang tengah lewat.

bukan iba, tapi seisi kantin justru malah menertawakannya, zeina hanya menunduk ia tak perduli dengan jus yang mengenai rok panjangnya itu tapi ia lebih fokus pada tangannya yang sakit dan begitu ia lihat ternyata ia terkena goresan lantai yang sedikit retak hingga melukai telapak tangannya hingga berdarah.
zeina mendongak menatap seseorang yang mendorongnya tadi.

"zeina maaf ya, gue gak sengaja, lo juga sih kenapa asal nyerobot antrian orang!" kata gadis didepannya itu. zeina hanya menatap sengit gadis dihadapannya dengan wajah sok tak berdosa itu.

"gakpapa hana" sahut zeina pelan, ketika ia hendak bangkit hana dengan sengaja menyelengkat kakinya hingga lagi-lagi zeina terjatuh dan lagi-lagi tawa seisi kantin terdengar ditelinganya.

zeina memejamkan matanya, ia tak mau menangis hanya karna diperlakukan seperti ini saja, ia tak mau lemah.

"ups.. maaf ya, gue gak sengaja!" kata hana dengan nada sombongnya.

zeina hanya menatap hana dengan diam, perasaan sedih dan marah bercampur tapi zeina tak bisa meluapkan keduanya.
hana melirik kearah telapak tangan zeina yang berdarah.

"eh lo berdarah? sakit gak? kasihan banget sih! sana obatin sendiri, jangan berharap diobatin alif ya, kasihan takutnya nanti alif makin muak dan pergi dari lo." celoteh hana.

zeina hanya mengernyitkan dahinya heran, kenapa tiba-tiba hana jadi menyebut nama alif? oh ya! zeina mengerti sekarang, hana memusuhinya karna zeina dekat dengan alif.

"kenapa? lo gak tau alif itu baik sama lo karna kasihan sama lo?" cetus hana.

zeina hanya diam saja. daripada perkataan musuh atau lebih tepatnya saingannya itu zeina lebih percaya pada alif, dari tatapan tulus dan juga tutur kata alif yang lembut padanya.

"lo..

"BERISIK!" suara bariton cukup keras itu membuat seisi kantin langsung menoleh kearah sumber suara.
semua langsung kembali ketempat begitu melihat alif tengah berdiri didepan pintu kantin sambil menenteng almamaternya.

dengan wajah super dinginnya itu alif melangkah mendekati tempat hana dan juga zeina, alif menatap kearah zeina yang hanya terdiam duduk sambil menatapnya.
alif berjongkok dihadapan gadisnya itu, didepan zeina alif menatap gadis itu dengan sangat lembut.

"kamu gakpapa?" tanya alif lembut.

zeina belum bisa memahami situasi dan ia pun hanya mengangguk dengan wajah bodohnya.
mata alif tak sengaja melihat kearah tangan zeina yang mengeluarkan cairan merah kental disana, alif mengepalkan tangannya, aura dinginnya terpancar hingga membuat kantin menjadi begitu sunyi dan tak ada yang berani membuka suara.

Teruntuk Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang