Zeina sedang membaringkan tubuhnya, akhirnya ia bisa bernafas lega dan meninggalkan buku-bukunya, tadi pagi adalah ujian terakhir yang dilakukan oleh seluruh siswa dan siswi, zeina benar-benar senang ia tak perlu lagi memegang buku dan mempelajari itu, memang kecerdasannya kembali tapi tetap saja zeina masih tidak suka dengan belajar yang membuatnya sakit kepala.
Selepas makan malam dan membantu ibunya membereskan alat makan zeina kembali kekamar, karna tidak tahu harus apa jadi ia memilih berbaring diranjang sambil membaca novel yang sempat ia beli tapi belum sempat ia baca.
tok...tok..tok..
"Kak? udah tidur belum?"
Zeina bangkit, ia mendengar suara ketukan pintu dan juga suara adiknya lalu ia berjalan untuk membuka pintu kamarnya.
"Belum, kenapa?" tanya zeina setelah membuka pintu.
"Keluar, ada tamu tuh" titah zain.
"Siapa?"
Zain mengedikan bahunya acuh, "Ganti baju, jangan berpenampilan seperti ini, cepat!"
Zain pun meninggalkan zeina yang keheranan dengan sikap adiknya itu, tak mau berlama-lama zeina pun mengganti pakaian sesuai permintaan adiknya lalu mulai menata rambutnya yang tadi ia ikat dengan asal.
Perlahan zeina melangkah menuju ruang tamu, zeina membulatkan matanya terkejut melihat ruang tamunya yang sudah ramai dengan keluarga alif, apa ini? kenapa zeina tidak tahu bahwa alif akan mengajak keluarganya kerumahnya?
"Itu zeina" ucap ira menunjuk kearah zeina.
sontak seluruh mata menatap kearahnya, astaga zeina semakin gugup sekarang, bisakah mereka mengalihkan pandangan mereka darinya.
"Sini sayang" titah ira, zeina mengangguk lantas mendekat kearah ibunya lalu berdiri disisi ibunya.
Zeina menatap kearah alif yang duduk disamping zahra sambil terus tersenyum menatapnya, zeina masih tidak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh kekasihnya itu?
"Karna zeina juga sudah disini, maka saya akan langsung katakan niat kami kemari" ucap rafa.
Zeina gugup, otaknya memutar kembali ingatan soal pernikahan yang pernah dibahas keluarga alif padanya, oh astaga. apakah mereka sangat tidak sabaran bahkan ujian baru selesai tadi pagi dan malamnya mereka langsung melamar zeina secara resmi?
"Kami sebelumnya sudah membicarakan ini dengan zeina dan zeina juga sudah setuju, tapi karna zeina dan alif masih harus menghadapi ujian sekolah jadi kami menunda kedatangan kami kemari, dan sekarang dikarnakan mereka sudah selesai dengan ujian sekolah maka saya mengajak keluarga saya termasuk putra saya alif untuk melamar zeina sebagai istrinya" jelas rafa.
Raut wajah terkejut nampak dari wajah ira dan juga zain yang mendengar penuturan itu, zeina hanya diam menunduk, benar dugaannya pasti kedatangan mereka karna ingin membahas pernikahan itu secara jelas.
"Me-menikah?" ulang zain, ia tak menyangka kedatangan keluarga alif secara tiba-tiba itu karna ingin melamar kakaknya.
"Tapi tuan, zeina dan alif baru selesai dengan ujian sekolah tidak tahu bagaimana hasilnya, apa tidak terlalu cepat?" tanya ira ragu.
"Kamu jangan ragu ira, putra saya dan juga putrimu sangatlah pintar, hasil ujian mereka pasti memuaskan dan saya yakin insya allah mereka akan lulus" sahut zahra.
"Kami mengerti keraguan tante, tapi bagaimanapun dari pada membiarkan hubungan mereka terlalu jauh tanpa ikatan yang menimbulkan dosa lebih baik mereka menikah, lagipula umur mereka sudah cukup untuk menikah" jelas zhian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Dia (END)
Teen FictionJudul awal (Alze) "Alif... jadi pacar aku ya?!" kata seorang gadis dengan senyum sumringah. "Gue gak suka cewek bodoh!" Cetus alif pada gadis itu. Sebuah kisah putih abu-abu terjadi! Akankah Alif akan luluh pada gadis bodoh itu dan jatuh cinta padan...