sakit

832 38 2
                                    

Keesokannya..

tok...tok...tok...

"KAK UDAH BANGUN BELUM? YUK SARAPAN! AKU UDAH BUATIN NASI GORENG SPESIAL BUAT KAMU" panggil zain.

beberapa saat terlewat tidak ada sahutan dari penghuni kamar itu, zain menghembuskan nafas gusar. sejak semalam pun ira membujuk zeina agar keluar dari kamar tapi zeina sama sekali tidak mau membuka pintu kamarnya bahkan menyahut saja tidak.

"zain sebaiknya kamu dobrak saja pintu kamarnya, sejak semalam kakak kamu tidak bersuara ibu takut terjadi hal buruk." titah ira.

dan benar saja mendengar perkataan ibunya itu membuat zain tiba-tiba saja panik, tiba-tiba terlintas didalam benaknya zeina akan melakukan hal bodoh karna sakit hatinya.
zain pun mendobrak pintu kamar zeina, satu kali percobaan tidak berhasil.

"KAK BUKA PINTUNYA!" pekik zain. ia sudah mulai khawatir sekarang.

zain pun mencoba kedua kalinya namun belum juga berhasil.

"KAMU GAKPAPA KAN? BUKA PINTU! JANGAN BIKIN ORANG KHAWATIR!" pekik zain lagi. namun tetap saja tidak ada sahutan dari zeina.

"Assalamualaikum." sapa reo yang baru saja tiba
ketika zain hendak mendobrak pintu lagi.

zain dan ira pun langsung menoleh kearah reo.

"waalaikumsallam." sahut zain dan ira bersamaan.

"maaf tante saya main masuk aja soalnya tadi saya dengar zain teriak-teriak dari luar terus juga pintu depan terbuka." ucap reo sopan.

"iya gakpapa nak." sahut ira.

reo sontak menoleh kearah zain. "ada apa zain? kenapa muka lo panik gitu?" tanyanya.

"sejak semalam zeina ngurung diri dikamar, dia gak bicara sejak semalam gue takut terjadi apa-apa sama dia." ucap zain.

reo pun sedikit maju lalu mengetuk pintu kamar zeina, keadaan sunyi tidak ada sahutan pun dari dalam.

"Ze, ini gue, lo gakpapa kan? cepet buka pintunya!" titah reo. tetap tidak ada sahutan.

"lebih baik lo bantu gue dobrak pintu ini kak!" titah zain.

reo pun menganggukkan kepalanya setuju. mereka pun bersiap untuk mendobrak pintu kamar zeina, karna berdua hanya sekali dobrak saja pintunya sudah bisa terbuka.
ira, zain dan juga reo lantas masuk kedalam kamar zeina itu.

"Zeze.. kamu gakpapa nak?" tanya ira mendekat kearah zeina yang tengah berbaring diranjangnya dengan mata tertutup.
ketika baru saja memegang putrinya ira dikejutkan dengan suhu tubuh zeina yang panas.

"kenapa bu?" tanya zain penasaran melihat wajah terkejut ibunya.

"badan kakak kamu panas banget zain, ayo cepat kita bawa kakak kamu kerumah sakit!" ajak ira dengan buru-buru.

zain sontak memegang dahi zeina untuk mengecek suhu tubuh gadis itu dan ya benar saja apa yang dikatakan oleh ibunya, suhu tubuh zeina sangat panas.

"Kak...kak.." panggil zain seraya menepuk-nepuk pelan pipi zeina. namun tidak ada sahutan, zeina seperti lelap dalam tidurnya.

"udah kita langsung bawa aja kerumah sakit kebetulan gue bawa mobil, ayo zain gue bantu bawa zeina!" ajak reo.

zain menggeleng. "biar gue aja yang gendong kakak gue, maaf gue harus ngerepotin lo." ucapnya lirih.

zain langsung menggendong tubuh zeina membawanya menuju mobil milik reo yang terparkir dihalaman rumahnya, ira dan reo mengikuti langkah zain dibelakangnya.
diperjalanan reo mengemudikan mobil, ira duduk dikursi samping pengemudi dan zain berada di belakang bersama dengan zeina yang menidurkan kepalanya dipangkuan zain.

Teruntuk Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang