Attention!
Gaes buat kalian yang belum follow akun aku follow ya:) buat pembaca jangan lupa vote nya, aku sedih loh jumlah vote nya gak seberapa sama pembaca:(.. kasih aku dukungan dengan vote dan komen kalian:)Happy reading!
***
Zeina berdiam diri diperpustakaan setelah jam istirahat kedua, kali ini pikirannya kembali pada alif yang sikapnya tiba-tiba saja menjadi acuh padanya? Memangnya apa lagi salah dirinya hingga sikap alif terus berubah membuat zeina kebingungan saja.
"Eh" suara bariton itu membuat zeina tersentak terkejut dari lamunannya lalu menatap kearah pelaku yang kini berdiri dihadapannya.
"Loh alif?" Kata zeina begitu melihat alif kini berdiri dihadapannya dengan wajah senantiasa datar.
Zeina langsung bangkit lalu berdiri dihadapan alif. "Kamu panggil aku?" Tanyanya.
"Hem..." Sahut alif hanya deheman.
"Kenapa?" Tanya zeina.
"Gue mau bicara sama lo"
"Bicara aja!"
"Lo sibuk gak?"
"Enggak."
"Kalo gitu susul gue kita ketemuan di aula sekolah. Gak boleh telat dan jangan ngomong ke siapapun!." Tegas alif langsung melenggang pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban zeina hingga membuat zeina melongo menatap langkah alif yang kian menjauh itu.
Entah ada apa dengan alif? Kenapa sikapnya selalu tidak bisa ditebak? Membuat zeina bingung bahkan tidak bisa lagi mengerti dengan keinginan pria itu.
Tak lama akhirnya zeina memutuskan untuk menyusul alif ketempat yang pria itu sebutkan, zeina juga mau tau apa yang akan alif katakan padanya?Begitu sampai di aula yang kosong itu zeina segera menutup pintu, tidak terlalu gelap tapi suasana yang sepi dan kosong membuat zeina sedikit agak takut.
"Alif?" Panggil zeina.
Tak berselang lama zeina dapat mendengar dengan jelas langkah kaki yang mendekat kearahnya. Zeina menoleh kearah suara itu lalu melihat alif yang kini berdiri dibelakangnya, zeina pun sontak berbalik menghadap kearah alif.
"Kamu mau ngomong apa sampai nyuruh aku kesini?" Tanya zeina.
Wajah alif yang datar serta tatapan tak biasanya itu senantiasa menatap zeina yang berdiri dihadapannya, dengan tinggi zeina yang hanya sebatas dada nya membuat alif harus menunduk.
"Gue mau lo jadi milik gue." Kata alif.
Zeina terdiam. Belum ada respon apapun dari gadis itu setelah ucapan alif.
Alif menatap zeina bingung, entah apa yang salah tapi dapat terlihat bahwa zeina hanya diam saja tak membuka mulutnya untuk menjawab alif."Eh lo masih sehat kan?" Tanya alif merunduk untuk menatap wajah zeina.
"Ka-kamu nembak aku?" Tanya zeina gugup.
Alif kembali menegakkan tubuhnya lalu menghela nafas pelan.
"Gue gak perduli lo mau anggap apa, tapi yang jelas gue mau lo jadi milik gue, Gak ada penolakan atau negosiasi!" Tegas nya.
"Tapi aku-
"Gue bilang gak ada penolakan atau apapun itu, lo milik gue sekarang jadi jangan bertingkah yang bikin gue marah dan yang lebih jelas lo gak boleh dekat sama cowok lain." Sela alif.
Zeina mengulum senyum bahagia begitu mendengar penuturan alif, bukan marah atas keputusan sepihak alif justru zeina merasa bahagia ketika pria yang selama ini ia suka dan selalu ia dekati akhirnya menyatakan perasaan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Dia (END)
Teen FictionJudul awal (Alze) "Alif... jadi pacar aku ya?!" kata seorang gadis dengan senyum sumringah. "Gue gak suka cewek bodoh!" Cetus alif pada gadis itu. Sebuah kisah putih abu-abu terjadi! Akankah Alif akan luluh pada gadis bodoh itu dan jatuh cinta padan...