Alif... Pria remaja berusia 16 tahun yang duduk dibangku kelas 11 SMA dan memiliki IQ hingga 200, mungkin terdengar berlebihan tapi itulah nyatanya.. Alif adalah putra bungsu dari keluarga terkaya yakni keluarga winata, tapi meski begitu dia tidak pernah menyombongkannya atau menganggap dirinya tinggi.
Alif memiliki tinggi badan sekitar 184 cm terlihat sangat tinggi jika dilihat dari dekat dan beratnya 61kg, mata hitam legam dan juga rahang yang kokoh tentu menjadi kesan untuk ketampanannya apalagi ia memiliki hidung yang lumayan mancung dan juga kulitnya yang kuning langsat tapi tetap terlihat putih dan bersih, bahunya pun terlihat lebar.Di sekolahnya alif masuk kedalam kelas A dimana semua kelas itu berisi murid-murid pintar yang terunggul.
Alif bagaikan panutan disekolahnya hingga banyak yang memujanya."Lif.. Gak kekantin?" tanya seorang pria yang datang menghampiri alif.
Alif mendongak dan menatap kedua temannya yang datang menghampirinya."Tidak!" sahut alif dengan wajah datar.
Randi dan fandi, nama mereka terdengar sama? Ya jelas karna mereka itu kembar, mereka sahabat alif sejak smp, dimasa itu alif mulai berusaha untuk berteman dan akhirnya ia berteman dengan randi dan fandi.
Randi dan fandi bukan hanya memiliki wajah yang mirip tapi sifat mereka juga mirip, sama-sama konyol yang membedakan mereka hanya dari perbedaan tinggi saja, randi sebagai kakaknya lebih tinggi sedikit dari fandi."Lo gak bosen seharian cuma megang laptop sama buku?" tanya fandi.
"Ini bukan kelas kalian, pergilah!" ucap alif dengan wajah yang sama.
"Iya tau kelas kita bukan disini, kita dikelas c terus kenapa kalo masuk kelas A?" cetus randi.
Alif menutup laptop dan bukunya lalu menaruh keduanya didalam laci mejanya.
Dengan tangan yang masuk kedalam saku celana alif bangkit."Ayo!" ajak alif. Randi dan fandi terkekeh pelan lalu mengikuti langkah alif yang pergi dari kelasnya.
Bukan hal yang aneh jika setiap alif lewat selalu terdengar pekikan para siswi yang melihat alif didepan mata mereka.
"Setiap jalan sama alif gue berasa jalan di red carpet tau gak? Disambut dengan meriah!" ucap randi.
"Betul banget lo!" sahut fandi. Namun seperti biasa, alif hanya diam dengan wajah datar dan tak menanggapi siapapun.
Begitu sampai dikantin alif bersama fandi duduk dibangku mereka dan menunggu randi yang memesan makanan karna ia kalah dalam pertandingan suit hingga ia harus memesan makanan untuk mereka bertiga.
"Oh iya, gimana sama kondisi lo sekarang?udah mendingan belum?" tanya fandi menatap alif.
Alif dengan wajah datarnya hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Gue kira lo tuh cuek dan gak punya rasa sisi manusia tapi gue salah, ternyata lo masih ada rasa kemanusiaannya!"
Mata alif sontak menatap tajam kearah fandi dan randi yang baru datang ketakutan pun mulai cengengesan dengan wajah tanpa dosanya.
"Hehehe.. Maaf lif!" ucap fandi.
Alif menghela nafas pelan.
Flashback on...
Kejadian itu sudah seminggu yang lalu saat mereka pulang sekolah, ada seorang siswi berseragam sekolah seperti alif yang berjongkok ditengah jalan entah apa yang dilakukannya dan sebuah mobil berwarna hitam lewat hampir menabrak jika alif tidak buru-buru menyelamatkannya tapi alif justru yang terluka meski hanya luka ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Dia (END)
Teen FictionJudul awal (Alze) "Alif... jadi pacar aku ya?!" kata seorang gadis dengan senyum sumringah. "Gue gak suka cewek bodoh!" Cetus alif pada gadis itu. Sebuah kisah putih abu-abu terjadi! Akankah Alif akan luluh pada gadis bodoh itu dan jatuh cinta padan...