Alif berjalan menuruni tangga seraya menggulung lengan Hoodienya yang panjang, begitu tiba diruang makan alif bukan hanya melihat kedua orang tuanya tapi ia juga tanpa sengaja melihat gadis asing yang duduk tepat disebelah tempat duduk dimana alif duduk.
zahra menyadari kedatangan alif. "alif.. ayo nak kita sarapan bareng!" ajaknya.
alif hanya diam, meski alif tak melihat kearah gadis itu tapi alif bisa merasakan bahwa gadis itu terus saja menatapnya.
"dia ngapain disini mi?" tanya alif dengan nada tak suka. sontak gadis itu pun menundukkan kepalanya. rafa yang melihat itu pun kesal.
"jangan bicara dengan nada seperti itu, hari ini om bima dan istrinya pergi keluar kota.. mereka menitipkan alisa disini bersama kita selama 2 hari" ucap rafa.
"oh. boleh aja sih asal jaga mata dan jaga kelakuan, jangan berani deketin gue!" cetus alif dengan tatapan mengintimidasi menatap alisa.
"alif jangan begitu nak" lerai zahra.
alif menatap uminya lalu meraih tangannya. "maaf umi alif gak ada selera sarapan, kalian aja yang sarapan alif mau pergi" pamitnya.
"kamu mau kemana?" tanya rafa yang semakin kesal dengan kelakuan putranya.
alif menatap rafa dengan wajah datarnya. "Pergi!" sahutnya.
"pergi kemana?"
"jalan-jalan sama zeina"
"kamu tuh keterlaluan ya, alisa ada disini kamu malah jalan-jalan sama pacar. batalkan dulu janjian kamu dan pacar kamu, hari ini kamu temani alisa jalan-jalan" titah rafa.
alif menatap abinya tak setuju. "gak bisa. alif gak mau batalin janji alif sama zeina!" tegasnya.
"gak batalin janji cuma di tunda aja apa salahnya?"
"alif gak mau. dan kalo pun alif tunda alif gak akan ajak dia jalan-jalan"
alisa menatap rafa sendu, rafa yang melihatnya pun merasa kasihan, rafa pun kembali menatap alif.
"apa sih salahnya kamu ajak alisa jalan-jalan, cuma hari ini saja alif!" paksa rafa.
"abi kok maksa sih? kenapa gak abi aja yang ajak jalan-jalan." keukeh alif.
BRAK!!!
Rafa menggebrak meja makan dengan keras hingga membuat terkejut semua yang ada diruang makan.
"kamu udah mulai bantah abi?" ucap rafa terlihat marah.
zahra pun mendekat kearah rafa lalu berusaha menenangkan suaminya itu.
"udah mas, kamu jangan begini dong pagi-pagi didepan makanan pula, udah kita sarapan aja ya!" lerai zahra.
rafa menatap zahra. "kamu uminya dan dia selalu nurut apa kata kamu, sebaiknya kamu coba bujuk dia" titah rafa lalu melenggang pergi dari ruang makan.
zahra menghela nafas gusar, suaminya sudah marah dan putranya tetap keras kepala, zahra pun menatap kearah alisa yang menundukkan kepalanya lalu beralih menatap alif yang masih diam ditempatnya.
zahra mendekati alif, zahra mulai menenangkan putranya yang terlihat juga tak senang dengan kelakuan rafa. "alif umi mohon ya sama kamu, kali ini aja kamu turutin abi, abi kelihatan marah banget tuh sama kamu, kali ini kamu ngalah dulu ya." ucapnya lembut.
alif menatap mengeluh kearah zahra. "tapi umi alif udah ada janji sama zeina, alif gak bisa membatalkan janji gitu aja umi" keluhnya.
"bilang sama dia kamu gak bisa hari ini dan kalian akan pergi lain hari, umi yakin kalo dia mengerti kamu dia terima meski kalian gak jadi pergi hari ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Dia (END)
Teen FictionJudul awal (Alze) "Alif... jadi pacar aku ya?!" kata seorang gadis dengan senyum sumringah. "Gue gak suka cewek bodoh!" Cetus alif pada gadis itu. Sebuah kisah putih abu-abu terjadi! Akankah Alif akan luluh pada gadis bodoh itu dan jatuh cinta padan...