"Assalamualaikum sayang?"
Zeina mendengar suara alif ketika ia menghubungi alif.
"Waalaikumsallam alif" sahutnya.
"ada apa? kenapa telepon?"
"Aku ingin pergi membeli beberapa barang untukku, tapi tidak ada yang mengantar kamu juga sibuk dengan pengaturan pernikahan kita, apa aku boleh pergi sendiri?"
yap. zeina meminta izin atas dasar karna alif bahkan keluarganya melarang zeina bepergian sendirian, zeina tidak tahu kenapa tapi mereka selalu merasa khawatir jika zeina melangkahkan kakinya keluar seorang diri, dan untuk rencana pernikahannya beberapa hari yang lalu zeina dan alif sudah memilih rancangan dari seorang wedding organizer dan mereka memilih tema simpel namun terkesan mewah dan hari ini alif tidak mengizinkan zeina ikut mengatur tempat pernikahan dengan alasan takut zeina lelah, padahal zeina sangat ingin melihat tempat dimana nanti ia akan melepas status lajangnya.
"Kamu dimana sekarang?" tanya alif setelah beberapa saat terdiam.
"Rumah"
"Tunggu aku datang dan akan aku antar kamu"
"tidak alif, aku hanya pergi ke minimarket tidak jauh dari rumah aku"
"tapi kamu..
"Gakpapa kok, aku akan pulang secepatnya setelah selesai"
Zeina dapat mendengar jelas helaan nafas pria nya itu.
"Baiklah. tapi janji kabari aku jika sudah sampai atau saat sudah pulang nanti"
"oke"
Zeina langsung memutuskan sambungan telepon itu dan bergegas pergi, ia sudah bersiap sebelum menghubungi alif makanya ia tinggal berangkat saja.
Usai sampai minimarket dan membeli beberapa keperluannya zeina hendak kembali kerumah namun ia memutuskan untuk duduk dikursi yang ada didepan minimarket untuk mengistirahatkan dirinya sambil menyantap es-krim yang dibelinya tadi, takut akan mencair begitu sampai rumah, begitu pikirnya.
"Zeina?" panggil seseorang membuat zeina yang sedang memakan es-krimnya pun mendongak.
"Fia?" terkejut. sungguh zeina terkejut melihat orang yang selama beberapa hari ini menghantui pikirannya.
Zeina berdiri lantas menatap fia dengan senyum hangat bukan senyum ketus beberapa bulan yang lalu itu, senyumnya kembali menghangat persis sebelum masalah terjadi.
"Fi lo dari mana aja? kenapa lo menghilang?" tanya zeina, ia lantas menggapai tangan fia dan menggenggamnya, "Gue mau minta maaf atas perlakuan gue sama lo waktu disekolah, maaf gue lepas kontrol, maaf gue mempermalukan elo, gue benar-benar menyesal fi" sesalnya dengan lirih, air mata tak dapat lagi ditampung lagi oleh zeina.
Fia menatap zeina diam, tapi beberapa menit kemudian ia membalas genggaman tangan zeina.
"Lo jangan minta maaf, disini yang paling bersalah adalah gue, gue udah jahat sama lo, maafin gue ze" ucap fia.
Zeina menggeleng pelan, "Kita sama-sama salah, kita bisa saling memaafkan, dan lo mau kan kita bersahabat lagi kayak dulu?" tanyanya.
Fia tersenyum lalu mengangguk, setelah mendapat jawaban itu zeina pun menghambur memeluk fia dengan erat dan fia membalas pelukan itu, tapi senyum fia luntur diganti dengan seringai licik.
BUGH.....
****
Disisi lain...
Alif telah selesai dengan pengaturan pernikahan hari ini dan tepat setelah 3 jam zeina menghubunginya tadi.
Alif duduk didalam mobil dengan gusar sambil terus berusaha menghubungi ponsel sang pacar yang tersambung namun tak dijawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Dia (END)
Teen FictionJudul awal (Alze) "Alif... jadi pacar aku ya?!" kata seorang gadis dengan senyum sumringah. "Gue gak suka cewek bodoh!" Cetus alif pada gadis itu. Sebuah kisah putih abu-abu terjadi! Akankah Alif akan luluh pada gadis bodoh itu dan jatuh cinta padan...