ternyata berbeda

1.5K 58 2
                                    

Beberapa hari kemudian...

Setiap waktu istirahat pertama ataupun kedua setelah selesai makan zeina akan pergi keperpustakaan, bukan untuk belajar tapi untuk bekerja. Awalnya zeina ingin ikut dengan tawaran fia tapi tidak menyangka ditempat kerja itu zeina harus bekerja dari pagi sedangkan dirinya tidak bisa karna harus sekolah jadi ia pun mencari jalan lain dan tanpa diduga penjaga perpustakaan berbaik hati membiarkannya membantu diperpustakaan, meski upahnya tidak seberapa tapi zeina tetap bersyukur memiliki pekerjaan karna dengan begitu ia bisa mengumpulkan uang untuk membayar uang sekolahnya.

Zeina menata buku yang harus disusun diraknya, perpustakaan disekolah itu sungguh besar membuat zeina kadang mengeluh karna ia baru menyadari perpustakaanya sangat besar selama sekolah disana.

"Zeina!" panggil wina 'penjaga perpustakaan'.

Zeina menghentikan kegiatannya lalu menoleh kearah sumber suara.

"Iya bu?" sahutnya.

"Sebentar lagi jam masuk kelas, pergilah dulu masuk kedalam kelas, jangan sampai kamu terlambat karna terlalu fokus bekerja!" titah bu wina.

Zeina sontak menatap kearah jam tangan yang ia kenakan dan benar saja 5 menit lagi bel masuk kelas akan berbunyi.

"Tapi bu pekerjaan saya belum selesai?" ucap zeina ragu.

"Tinggalkan saja dulu, nanti kamu bisa kerjakan lagi setelah jam istirahat kedua!"

Zeina tersenyum sumringah.

"Baik bu, saya akan kembali lagi nanti, terima kasih bu, saya pamit dulu!" ucapnya.

"Pergilah!"

Zeina pun berlari ingin menuju kelasnya yang mungkin sebentar lagi guru akan datang, zeina lari tanpa melihat sekitar hingga tanpa sengaja.

Bruk...

"Ahhk!" lirih zeina ketika ia terjatuh karna menabrak seseorang yang datang berlawanan arah darinya membawa setumpuk buku tulis.

Zeina merasa sakit pada kakinya karna jatuh dengan posisi yang tidak tepat, sepertinya kakinya terkilir.

"Ahss!" keluh zeina karna merasa nyeri pada kakinya.
Zeina pun mendongak menatap seseorang yang ia tabrak itu, dan ternyata itu adalah alif.

"Kenapa lo lagi?" tanya alif sinis.

Zeina belum berkutik dan hanya menatap alif diam, sudah beberapa hari zeina tidak melihat pria pujaannya karna kesibukkan sehari-harinya sekarang adalah masuk kelas dan bekerja diperpustakaan, makan saja terkadang fia atau reo yang mengantarkan kepadanya.

Alif sontak merasa heran kenapa gadis itu tiba-tiba diam tidak seheboh biasanya.

"Eh!" tegur alif yang sontak membuat zeina langsung tersadar dari lamunannya.

"Ah iya. Maaf alif, aku gak sengaja ak..aku..ahk!" ucap zeina kesakitan karna mencoba untuk bangkit.

Alif pun mendekat kearah zeina.

"Lo gapapa?" tanya alif menatap zeina.

Zeina berbalik menatapnya.

"Gapapa kok. Cuma sakit sedikit aja!" sahutnya.

"Kaki lo terkilir?" tanya alif ragu.

Zeina terpana dengan alif yang ternyata cukup peka dengan keadaannya, ah tidak! Zeina harus kembali kepada kenyataan.

"Eng..nggak kok, buku-buku itu, ayo beresin!" ucap zeina berusaha bangkit perlahan tapi..

"Ahk!" lirihnya kembali terduduk karna kesakitan.

Teruntuk Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang