keadaan yang berbeda

1.1K 56 7
                                    

"Lo bisa ada disini? Ini jauh dari rumah Lo kan?" Tanya Alif.
Kini mereka berdua duduk di kursi panjang yang ada ditaman, karna belum terlalu sore taman saat ini belum terlalu ramai, hanya beberapa saja yang berlalu lalang disana.

"Zain ajak jalan-jalan jadi aku ikut dengan dia" Sahut zeina tanpa menatap Alif. Sungguh aneh dirinya yang sekarang bahkan tidak bisa menatap Alif karna sangat gugup padahal ini adalah kesempatannya untuk berdekatan dengan Alif.

Alif menganggukkan kepalanya mengerti.
Zeina menatap kearah Alif.

"Aku baru tau kamu punya keponakan yang begitu menggemaskan?" Ucapnya.

Wajah Alif yang biasanya terlihat datar itu kini hanya berekspresi biasa saja.

"Kakak pertama gue udah nikah, kakak kedua gue juga udah sih tapi kakak pertama gue nikah waktu masih SMA."

"HAH SERIUS?" zeina benar-benar terkejut dengan ucapan Alif. Alif menatap tajam kearah zeina karena teriak begitu keras didekat telinganya. Melihat tatapan tajam itu zeina hanya terkekeh pelan karna merasa bersalah.

"Biasa aja kali!" Ketus Alif.

"Maaf. Tapi serius kakak pertama kamu menikah saat masih dibangku SMA?"

Alif menganggukkan kepalanya pelan.

Zeina menoleh kearah lain, bagaimana bisa semua yang zeina baca dari novel romantis terjadi di keluarga Alif, menikah saat masih SMA bukankah terlalu dini? Kecuali jika...

Zeina kembali menatap kearah Alif. "Apa kakak kamu...

"Gak!" Sangkal Alif tegas seakan tau zeina ingin mengatakan apa.

"Kakak gue ingin menyelamatkan istrinya dari keluarganya yang terus menyiksa dia, bukan karna hal lain." Terus Alif.

Zeina menganggukkan kepalanya paham, zeina menepuk dahinya pelan, Bagaimana bisa ia berfikiran negatif tentang keluarga Alif, keluarga sempurna itu mana mungkin melakukan hal memalukan, memang mereka tetap saja manusia yang tak luput dari kesalahan tapi kembali lagi pada mereka keluarga yang begitu disiplin, meski tak tau banyak tentang keluarga Alif tapi zeina sering mendengar tentang keluarga Alif.

"PAMAN KECIL, KAKAK LUCU!" Jerit iqish.
Alif dan zeina pun menoleh kearah sumber suara dan dari jarak yang masih lumayan jauh mereka melihat Zain dan iqish yang sedang jalan kearah mereka.

Kini iqish jalan sendiri digandeng oleh Zain sambil membawa plastik hitam ditangan iqish.
Begitu didekat Alif dan zeina iqish duduk ditengah antara Alif dan zeina sedangkan Zain hanya berdiri disamping kakaknya.

"Sudah beli es-krimnya?" Tanya Alif dengan lembut.

"Sudah. Aku belikan untuk paman kecil dan kakak lucu juga" Sahutnya lalu mengeluarkan 1 cup untuk Alif, lalu mengeluarkan cup lain untuk Zain dan zeina.

"Aku tidak tau kakak lucu suka rasa apa. Kakak tampan bilang kakak suka rasa apa saja jadi aku belikan sama seperti punyaku" Ucap lucu gadis kecil itu.

Zeina tersenyum lalu mengusap puncak kepala iqish.

"Terima kasih. Kakak sangat suka" Ucap zeina.

Zeina melirik kearah Zain yang ada disampingnya.

"Zain bukain!" Titah zeina.
Zain menatap kakaknya tak percaya, kakak satu-satunya itu benar-benar sangat menyebalkan.
Tanpa bantahan Zain mengambil cup es-krim milik kakaknya lalu membukanya dan diberikan lagi pada zeina.

"Terima kasih adikku yang tampan" Puji zeina. Sedangkan Zain hanya memutar bola matanya malas.

Alif menatap kearah kedua kakak beradik itu lalu terkekeh pelan, siapa yang akan menyangka dibalik gadis yang bodoh juga ada seorang gadis yang berhati licik.

Teruntuk Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang