yang tidak terduga

637 34 0
                                    

Gusar, itulah yang alif rasakan. sedari tadi ia hanya bolak-balik didepan pintu ruang UGD tempat dimana zeina saat ini sedang diperiksa, alif melirik kearah reo yang sedari sampai tidak mengatakan apapun bahkan wajahnya terlihat marah.

"Reo, sebenarnya...

"Dimana zeina?"

Baru saja alif hendak bertanya pada reo tiba-tiba saja zain dan ira datang menghampiri mereka, alif memang sudah mengabari ira bahwa zeina masuk rumah sakit.

"Dia ada didalam" sahut alif seraya menunjuk kearah ruang UGD itu.

Tiba-tiba saja zain tersulut emosi lantas mencengkram kerah baju alif dengan tatapan tajamnya.

"GUE SEHARUSNYA GAK PERCAYA LO BISA JAGAIN ZEINA SETELAH SEMUA YANG TERJADI!" kecam zain.

Melihat itu ira terkejut lantas menarik zain agar tidak memancing keributan apalagi mereka sedang berada dirumah sakit, ira berusaha menjauhkan zain dari alif tapi seakan mereka menempel sangat sulit dijauhkan apalagi alif hanya pasrah menerima perlakuan zain.

"Cukup zain!" tegas reo lalu menghempaskan dengan mudah tangan zain dari kerah baju alif.

Sontak zain menoleh kearah reo, "Kenapa kak? kenapa lo malah belain dia?" tanyanya kesal.

"Karna alif gak salah" ujar reo.

Zain mengernyit heran bahkan ira juga penasaran dengan apa yang mau dikatakan reo.

"Hari ini zeina pergi sama gue dan alif, kalo lo salahin alif berarti gue pun ikut bertanggung jawab"

"Nak reo sebenarnya ada apa?" tanya ira menatap reo.

Reo menatap ira, ia harus memberitahukan apa yang terjadi pada ira dan zain.

"Zeina bertemu ayahnya" ucap reo yang sontak saja membuat zain dan ira membulatkan matanya terkejut, bahkan alif yang mendengarnya juga terkejut.

"Ayah?" tanya alif bingung, reo menolehkan kepalanya kearah alif lalu mengangguk.

"Om eriko, dia ayah kandung zeina"

Alif benar-benar terkejut sekarang, ternyata alasan zeina begitu histeris tadi karna zeina melihat ayahnya? tapi bagaimana bisa eriko adalah ayahnya? dan fia? bukankah fia juga putrinya eriko.

Belum ada yang mengatakan apapun lagi tiba-tiba saja tubuh ira ambruk untunglah zain dengan sigap merangkul ibunya hingga tidak terjatuh, melihat itu reo dan alif juga cemas lantas meminta ira untuk duduk.
Suasana tiba-tiba saja menjadi hening, ira yang tengah duduk itu bahkan belum mengatakan apapun.

"Ibu.. ibu gakpapa kan? jangan cemas kakak pasti baik-baik saja" ucap zain berusaha menenangkan ibunya.

Ira sontak menoleh kearah zain dan menangis, "Kenapa? kenapa dia berani sekali menemui kakak kamu zain? ibu sudah peringatkan dia jangan pernah menemui kakak kamu tapi kenapa dia masih saja keras kepala?" lirihnya.

Zain sontak memeluk ibunya, sebenarnya hari itu ayah mereka sudah pernah datang kerumah mereka, saat itu eriko memohon untuk menemui zeina tapi ira dan zain melarangnya dengan keras bahkan zain langsung mengusir pria itu dengan sangat kasar, kondisi kakaknya saat itu tidaklah baik-baik saja dan awal mula penyebabnya adalah trauma yang ditimbulkan akibat perlakuan pria itu.

"Tante sebenarnya kami tidak sengaja bertemu dengan mereka, disana zeina langsung berteriak dan menangis histeris ketika melihat om eriko" jelas reo.

Ira berusaha menenangkan dirinya, yang paling ia khawatirkan adalah kondisi putrinya, zeina sudah sangat baik sejak alif merawatnya tapi tiba-tiba saja kembali kerumah sakit karna kejadian ini, ira tidak tahu harus bagaimana lagi jika zeina kembali ke keadaannya semula.

Teruntuk Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang