Kelas E dibuat terkejut, pasalnya saat ini pelajaran tengah berlangsung dikelas mereka, meskipun mereka tak perduli dengan materi yang dijelaskan guru didepan tapi yang dilakukan alif membuat mereka semua langsung bungkam, alif menerobos masuk begitu saja tanpa permisi lagi.
"ALIF APA YANG KAMU LAKUKAN?" suara menggelegar dari guru itu berhasil membuat seisi kelas terkejut tak terkecuali zeina yang sejak tadi hanya menundukkan kepalanya langsung mendongak.
Zeina terkejut mendapati alif yang kini berdiri disamping mejanya dengan menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Alif sendiri seakan tak perduli dengan suara guru itu dan malah terus menatap zeina.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya zeina bingung.
"Ikut gue!" tegas alif tak mau dibantah.
"Kemana?"
"Ikut aja!"
"Tapi sekarang masih jam pelajaran."
"Biarkan." suara alif terjeda lalu melirik tajam guru yang meneriakinya tadi hingga membuat guru wanita itu bungkam, terkejut dengan tatapan muridnya itu. "Gue mau lihat siapa yang berani menghalangi gue!" lanjutnya dengan nada ketus.
Zeina diam. Entah apa yang ada dikepala alif, tidak biasanya alif akan menegaskan kekuasaannya disekolah ini.
"Sudah zeina cepat kalian keluar, jangan lupa untuk kembali, dan jangan lama-lama." kata guru itu.
Zeina hanya menganggukkan kepalanya paham lalu bangkit dari kursinya, begitu ia hendak melangkah ia merasa ada yang menggenggam tangannya dan itu adalah reo.
"Lo sendiri?" tanya reo. Dari nadanya zeina tau reo tengah mencemaskannya.
Zeina pun tersenyum tipis. Berbeda dengan alif yang tidak suka melihat reo memegang tangan zeina, ia pun melangkah semakin mendekat lalu mengambil alih tangan zeina dari tangan reo.
"Lo gak boleh melupakan apa yang udah lo tau!" tegas alif dengan tatapan mengintimidasi.
Melihat aura menyeramkan dari alif itu zeina langsung menarik tangan alif untuk mengajaknya keluar dari kelasnya sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
Alif mengikuti langkah zeina yang menarik tangannya tanpa protes, alif memang ingin bicara dengan zeina dan membiarkan gadis itu membawanya ketempat yang ia inginkan.Begitu tiba diperpustakaan yang sepi zeina pun menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap alif dan melepas tangan alif dari genggamannya.
"Kenapa lo bawa gue keperpustakaan? Lo gak takut kita dimarahin penjaga perpus?" tanya alif.
"Apa kamu masih punya takut begitu masuk tanpa izin kekelas aku?" balas zeina. Tak ada sahutan apapun dari alif karna perkataan zeina juga ada benarnya.
"Lagipula penjaga perpustakaan sedang tidak ada." lanjut zeina.
"Darimana lo tau?" tanya alif heran.
"Apa kamu lupa? Aku bekerja disini!" tegas zeina.
Alif hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.
"Ada hal mendesak apa kamu sampai cari aku dan ajak aku bolos jam pelajaran?" tanya zeina bingung.
Alif menepuk dahinya pelan, bagaimana ia bisa lupa apa yang ingin ia bahas? Zeina benar-benar telah memporak porandakan hidupnya hingga begitu menatap wajahnya saja sudah bisa membuat alif lupa apa yang ingin ia katakan pada zeina.
Alif mengeluarkan ponselnya lalu menunjukkan foto dirinya yang sedang trending disekolah itu.
Melihat apa yang ditunjukkan alif membuat dada zeina lagi-lagi sesak, apa maksud alif dengan menunjukkan foto itu padanya? Apa alif ingin memamerkannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Dia (END)
Teen FictionJudul awal (Alze) "Alif... jadi pacar aku ya?!" kata seorang gadis dengan senyum sumringah. "Gue gak suka cewek bodoh!" Cetus alif pada gadis itu. Sebuah kisah putih abu-abu terjadi! Akankah Alif akan luluh pada gadis bodoh itu dan jatuh cinta padan...