Zeina melangkah keluar sekolah sendirian, saat bel pulang sekolah fia sudah pergi terlebih dahulu karna ada urusan dengan keluarganya sedangkan Reo bersama dua temannya itu entah hilang kemana begitu bel istirahat kedua mereka menghilang, tapi zeina tau jelas bahwa mereka pasti bolos sekolah ketempat yang tidak lain bernama warnet.
Zeina akui kini keadaan kakinya sudah lebih membaik, tidak tau bagaimana bisa hanya karna terjatuh kakinya mengalami cedera hingga harus tersiksa selama ini.
Begitu sampai di gerbang sekolah zeina sudah melihat adiknya Zain dengan sepedanya dan yang membuat zeina muak karna beberapa siswi lainnya memperhatikan Zain bahkan tak sedikit yang mengerubungi Zain.Melihat zeina didekatnya Zain pun menerobos kerumunan lalu mendekat kearah kakaknya.
"Kenapa gak panggil aku?" Tanya Zain begitu ia menghampiri kakaknya dan memapahnya.
"Ish. Aku muak liat para wanita mengerubungi kamu, sudah aku bilang kamu terlalu mencolok." Cetus zeina.
Zain hanya bisa tersenyum tipis mendengar celotehan kakaknya.
Begitu berada didekat sepeda mereka para wanita itu langsung kembali berkerubung dan menanyakan tentang siapa zeina untuk Zain."Cowok ganteng? Dia bukan pacar kamu kan?" Tanya salah seorang wanita.
"Dia cewek dari kelas E yang suka ngejar Alif itu kan?" Timpal yang lain.
Zeina hanya bisa diam merukuti mulut-mulut julid para wanita itu, sudah mendekati adiknya mereka bahkan berani bergosip tentang dirinya, ah! Ingin sekali rasanya ia berteriak bahwa ia adalah kakak Zain namun nanti pasti situasi akan lebih buruk dari ini.
"Yaampun itu Alif." Pekik seorang wanita yang melihat Alif keluar dari gerbang sekolah tanpa mobilnya.
Semua mata menatap alif termasuk zeina dan Zain, zeina menatap alif heran karna Alif melangkah mendekat kearahnya.
Dan Alif berhenti tepat didepan zeina, tapi Alif tidak menatap zeina. Alif justru menatap Zain yang berdiri dibelakang zeina.
Karna tubuh zeina lebih pendek dari kedua pria itu ia pun seperti hanya bayangan saja diantara kedua pria yang saling bertatapan itu.Zeina menatap heran kearah Alif, ia tidak mengerti kenapa Alif terus menatap kearah Zain dengan wajah datarnya.
Zain sendiri juga heran kenapa pria itu menatapnya terus menerus seakan dirinya adalah musuh terbesar pria dihadapannya itu."A..Alif ada apa?" Tanya zeina gugup. Tatapan Alif itu terlihat tidak bersahabat, memang seperti biasa tapi zeina merasa Alif saat ini masih dalam mood yang buruk.
Zeina mendekat kearah Zain lalu melindungi adiknya yang berdiri dibelakangnya, Zain ataupun Alif menatap zeina bingung.
"Ka..kalo kamu mau marah kamu marah sama aku aja, jangan lampiaskan pada dia!" Ucap zeina.
Alif mengernyitkan dahinya heran, apa yang ada difikirkan gadis itu sebenarnya.
"Apa maksud Lo?" Tanya Alif.
Zeina menatap alif gugup.
"Kalo kamu marah sama aku kamu jangan lampiaskan ke dia, lampiaskan ke aku aja."
Alif menautkan alisnya.
"Lo fikir gue mau mukul dia gitu?" Tanya Alif.
Zeina diam tak menjawab.
Tiba-tiba Alif pun tertawa sinis."Jangan kepedean Lo!" Cetus Alif.
Zeina terkejut dengan ucapan Alif, mata Alif pun berbalik menatap Zain.
"Lo cowoknya dia?" Tanya Alif yang sontak membuat Zain bahkan zeina pun kebingungan.
Zain tidak membuka suara dan hanya terus menatap alif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Dia (END)
Teen FictionJudul awal (Alze) "Alif... jadi pacar aku ya?!" kata seorang gadis dengan senyum sumringah. "Gue gak suka cewek bodoh!" Cetus alif pada gadis itu. Sebuah kisah putih abu-abu terjadi! Akankah Alif akan luluh pada gadis bodoh itu dan jatuh cinta padan...