Zeina melangkahkan kakinya menuju kelasnya setelah selesai melakukan pekerjaannya di perpustakaan, tidak terasa ternyata zeina sudah 1 bulan bekerja di perpustakaan dan syukurlah semua pekerjaannya berjalan dengan lancar.
Zeina memegang amplop putih ditangannya dengan wajah bahagia, gaji pertama yang ia dapatkan lumayan cukup untuk ia tabung untuk membantu ibunya membayar uang sekolahnya."Ekhm!"
Bukan hanya zeina namun warga kelasnya yang lain juga melihat siapa yang menghampiri zeina."Ada apa ya?" Tanya zeina seraya meletakkan uangnya kedalam tasnya.
"Lo jangan coba-coba dekatin Alif lagi!" Cetus wanita itu. Tentu saja zeina kenal dengan wanita itu karna dia adalah wanita yang selalu berusaha nempel dengan Alif siapa lagi jika bukan Reva.
Zeina bangkit.
"Datang kekelas orang terus main merintah gitu aja? Ini sikap siswi kelas A?" Tanya zeina kesal.
"Gak usah sok deh Lo!" Sahut wanita itu seraya mendorong sedikit bahu zeina.
Zeina diam. Sudah cukup banyak masalah untuknya dan ia tidak mau menambahnya dengan berdebat dengan orang seperti Reva.
"Mending Lo keluar deh sebelum gue minta teman-teman gue usir Lo dari sini" Cetus zeina menatap Reva sinis.
"Sok berkuasa banget Lo! Lo fikir Lo siapa hah bisa ngusir gue?"
Zeina menghela nafas berat, ia harus berusaha menahan dirinya untuk tidak membuat masalah, zeina juga harus ingat bahwa keluarga Reva berpengaruh disekolahnya karna mereka menjadi salah satu donatur disekolah.
"EH.. EH PERGI LO DARI SINI!" Jerit dia dari depan pintu kelas.
Fia yang datang bersama Reo langsung memasuki kelas menatap Reva penuh wajah kekesalan.
"Ngapain Lo disini?" Tanya Reo sinis.
"Tau Lo! Jangan bikin ribut disini!" Timpal fia, gadis itu lantas menghampiri zeina.
"Lo gapapa?" Tanya fia pada zeina khawatir.
Zeina menggelengkan kepalanya. "gapapa! Tolong deh usir dia dari sini gue gak mau ribut-ribut!" Titahnya.
Reva mendengus kesal matanya pun menatap kearah Reo.
"Lo ngapain sih Reo belain cewek kampung bodoh dan miskin ini? Lo itu kan anak konglomerat masa mainnya sama rakyat jelata gini?" Tanya Reva, lalu matanya beralih kearah fia.
"Lo juga fi, meskipun Lo gak sekaya gue tapi keluarga Lo itu masih lumayan! Kenapa Lo berteman sama dia? Cari teman tuh yang sederajat dong!" Lanjutnya.
Plak...
Satu tamparan mendarat mulus di wajah Reva, satu kelas terkejut melihatnya karna pelakunya adalah zeina.
Reva memegangi pipinya seraya menatap zeina tak percaya. "Lo..Lo nampar gue?" Tanyanya.
"Iya! Kenapa?" Tanya zeina dengan santainya.
"Lo berani tampar gue?"
"Gue gak pernah bilang takut! Lagipula salah Lo sendiri yang cari masalah sama gue, Lo fikir karna Lo banyak uang gue takut sama Lo?"
Reva marah lalu mengangkat jari telunjuknya dihadapan wajah zeina.
"Liat aja Lo! Tunggu gue laporin Lo!" Ancamnya lalu melenggang pergi.
Reo dan fia pun mendekat kearah zeina.
"Gila.. Lo berani banget ze?" Ucap fia kagum.
"Ze Lo pasti bakalan kena masalah, Lo tau Reva kan?" Ucap Reo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Dia (END)
Teen FictionJudul awal (Alze) "Alif... jadi pacar aku ya?!" kata seorang gadis dengan senyum sumringah. "Gue gak suka cewek bodoh!" Cetus alif pada gadis itu. Sebuah kisah putih abu-abu terjadi! Akankah Alif akan luluh pada gadis bodoh itu dan jatuh cinta padan...