Malam tiba... alif masih dirumah zeina, beberapa hari ini alif memang selalu dirumah zeina sampai zeina tertidur dan biasanya alif akan pulang diwaktu tengah malam, ira dan zain pun mengizinkannya karna bagaimanapun itu semua demi kebaikan zeina. sedangkan keluarga alif, alif tidak pernah memberitahukan apapun aktivitasnya pada orang tuanya, bukan karna alif takut mereka melarang tapi alif takut karna alisa masih suka mempengaruhi orang tuanya, jika alisa tahu bahwa zeina baik-baik saja bersamanya maka gadis itu akan melakukan hal licik lainnya, alif tidak takut untuk menghadapi wanita rubah itu tapi saat ini yang penting bagi alif adalah kesehatan zeina.
"Ibu.." panggil zeina seraya mendekat kearah ibunya yang tengah memasak makan malam, alif dan zain yang berada diruang tengah sedang bermain game diponsel pun memperhatikan zeina.
"Ada apa sayang?" tanya ira menoleh kearah putri nya.
"Ibu, zeina mau sekolah"
Bukan hanya ira, alif dan zain yang mendengar itu juga terkejut.
"Kamu mau sekolah?" tanya ira heran.
Zeina pun menganggukkan kepalanya, "Iya" sahutnya.
"Kenapa? kamu yakin sudah baik-baik saja?"
"Zeina mau sama alif terus, lagipula zeina sudah baik-baik aja kok"
Zain pun mendekat disusul oleh alif, zain memegang tangan zeina hingga zeina menoleh kearahnya dan mereka pun saling menatap.
"Alif selalu kesini sebelum berangkat dan setelah pulang sekolah, lebih baik kamu dirumah dulu kalo sudah pulih baru sekolah" jelas zain.
Zeina pun mengibaskan tangannya, "Aku mau sekolah!" tegasnya tanpa mau dibantah.
Melihat wajah merajuk zeina alif benar-benar merasa tidak tega, lalu zeina pergi karna merajuk dengan ibu dan juga adiknya dan pergi kekamar, melihat itu alif pun menatap kearah ira dan zain secara bergantian.
"Tolong izinkan saja, lagipula ada saya yang akan menjaga zeina, kalian harus ingat bahwa saat ini yang terbaik adalah menuruti semua keinginan zeina, jangan membuatnya marah atau tertekan" jelas alif meminta pengertian dari mereka.
Zain menghela nafas pelan, yang dikatakan alif juga ada benarnya. tidak bagus untuk zeina jika mereka menolak permintaan kakaknya itu.
"Bu.. kita izinkan saja ya?" titah zain, mendengar itu ira menghela nafas pelan lalu mengangguk.
"Jika itu yang terbaik untuk kakak kamu, ibu akan izinkan" ira sontak menoleh kearah alif, "Tante minta bantuan kamu untuk menjaganya ya, jangan lepaskan dia dari pengawasan kamu" titahnya.
"Tante gak usah khawatir, saya pasti menjaganya dengan baik."
Ira bernafas lega, setidaknya ia bisa mempercayai alif untuk menjaga putrinya. memang kondisi fisik zeina dalam keadaan baik tapi saat ini yang tidak baik adalah emosinya, ira hanya takut ada yang memancing tekanan untuk zeina dan malah memperburuk keadaannya.
"Kakak ngambek tuh" ucap zain.
Ira hanya terkekeh, "Sana kamu bujuk" titahnya.
Baru saja zain hendak melangkah menuju kamar zeina, alif memegang bahunya.
"Biar gue aja"
Zain pun mengangguk, lalu memberi jalan pada alif menuju kamar zeina, zain juga merasa alif akan lebih mudah membujuk zeina dari padanya.
Alif menghentikan langkahnya ketika tiba didepan pintu kamar zeina yang tertutup, alif sudah lama tidak menghadapi zeina yang sedang merajuk dan memikirkan cara untuk membujuknya.
"Zeina, buka pintunya dong" titah alif.
"Gak mau" sahut zeina dari dalam kamarnya.
"Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntuk Dia (END)
Teen FictionJudul awal (Alze) "Alif... jadi pacar aku ya?!" kata seorang gadis dengan senyum sumringah. "Gue gak suka cewek bodoh!" Cetus alif pada gadis itu. Sebuah kisah putih abu-abu terjadi! Akankah Alif akan luluh pada gadis bodoh itu dan jatuh cinta padan...