si adik tercinta

1K 43 8
                                    

Zeina masih tidur dengan lelap diranjangnya tanpa terusik dengan cahaya yang mulai menerangi kamarnya, cahaya yang masuk lewat celah-celah jendela tidak membuat zeina terbangun sama sekali.
Zain masuk kedalam kamar kakaknya, Zain menghela nafas pelan, Bagaimana bisa zeina masih anteng ditempat tidurnya?

"Kak.." Panggil Zain masih terbilang lembut seraya menepuk pipi zeina pelan. Zeina hanya melenguh tanpa membuka matanya.

"Kak bangun kak."
Zeina masih tidak membuka matanya.

Sebuah ide jahil muncul dikepala Zain.
Zain menarik-narik tangan zeina seraya....

"KAK BANGUN KAK, KAK ALIF ADA DIDEPAN RUMAH!"

"mana-mana?" Sahut zeina terburu-buru bangun.
Bukannya Alif, Zain justru tertawa dengan puas melihat tingkah kakaknya.

"Ish kamu bohongin aku ya?" Kesal zeina merajuk.

"Lagian kakak dibangunin susah banget."

"Aku ngantuk banget Zain." Keluh zeina seraya kembali berbaring namun kini kepalanya ia letakkan dipangkuan Zain.

Zain dengan penuh perhatian mengusap puncak kepala kakaknya, zeina kembali memejamkan matanya tapi hanya memejamkan saja tidak tidur.

"Bangun kak.." Titah Zain.

"Udah sih ah ini akan tanggal merah, Bangun pagi juga mau apa?" Keluh zeina.

"Kita jalan-jalan hari ini, aku yang traktir!"

Sontak zeina membuka matanya terkejut, ia segera bangkit lalu menatap adiknya dengan wajah sumringah.

"Kamu gak bohong kan?" Tanya zeina memastikan.

"Enggak! Aku udah bilang sama ibu kalo aku mau ajak kakak jalan-jalan seharian ini, ibu udah setuju."

"Yey.. kita mau kemana?" Tanya zeina antusias.

"Emm ada deh, nanti aku ajak kakak ketempat yang paling kakak suka."

"Serius nih?"

"Iya. Makanya kakak bangun, mandi terus sarapan abis itu kita pergi."

"Oke.."

Zeina beranjak dari tempatnya menuju kamar mandi, Zain tersenyum bahagia melihat kakaknya yang sangat senang itu.

Selesai mandi zeina menghampiri Zain yang sedang menyiapkan sarapan untuknya, bukan sarapan sih karna kini sudah pukul 10 pagi, apa mungkin masih bisa dibilang sarapan?

"Nih makan." Titah Zain seraya memberikan nasi goreng buatannya.

"Ibu mana?" Tanya zeina.

"Ibu nemenin majikannya belanja buat keperluan rumah mereka."

Zeina menganggukkan kepalanya paham lalu melahap nasi goreng buatan adiknya.

"Kamu gak sarapan?"

"Aku mah udah kak."

Zeina pun kembali memakan makanannya.

"Zain aku harus rapi gak?"

"Terserah." Ucapnya seraya meletakkan secangkir susu coklat untuk kakaknya.

"Makasih adik ganteng."

"Sama-sama kakak bawel"

Setelah selesai sarapan zeina pun mengambil sepatunya juga tas selempang miliknya, zeina kini memakai rok panjang sedikit span berwarna pink dipadu dengan kaos pink pula dan sweater berwarna putih, jangan lupa dengan sneaker putih, tanpa make up apapun terlihat sederhana tapi zeina terlihat begitu imut dan cantik.

Teruntuk Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang