Sebelumnya terima kasih sudah menyerbu saya di lapak orang :) sungguh readers tersayang ❤🔪
"Welcome home.." ujar Harry, bersamaan dengan masuknya kursi roda Kendall ke bibir pintu utama rumahnya yang sudah ia tinggalkan selama seminggu.
Kendall menghirup dalam-dalam udara di rumahnya. Aroma lavender yang sangat ia rindukan kembali memenuhi relungnya, semua perabot rumah tertata bersih dan rapi di tempatnya karena Susan melakukan perintah Harry dengan baik.
Dibelakang Harry yang mendorong kursi roda, ada Susan yang juga mendorong dua kereta bayi yang terhubung satu sama lain, berisi Ava dan Arel.
"Susan, terima kasih telah menjaga rumah selagi aku dan Harry di rumah sakit." Ujar Kendall tanpa menghilangkan senyumannya. "Apa Tracy merepotkanmu?"
Susan hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Kendall.
"Susan, mana makan siangku?! Aku sudah menunggu la..–uh, Kendall? Kau sudah kembali? Astaga, senang melihatmu sudah pulang." Tracy maju beberapa langkah dan memeluk Kendall, jujur, itu hanya sebuah pengalihan agar Kendall tidak menghiraukan ucapannya sebelum melihat Kendall.
Dengan sedikit ragu Kendall pun membalas pelukan Tracy. Kemudian ia mengerutkan dahinya, "apa kau baru saja meminta makan siang?"
"Tidak, tidak! Mungkin kau salah dengar. Kalaupun aku ingin makan, aku bisa membuatnya sendiri tanpa meminta, Kendall."
Harry tampak memutar bola matanya, "jelas-jelas kau menyebut nama Susan tadi, jal..–"
"Harry.." Kendall menjeda ucapan Harry, membuat lelaki itu mengembungkan pipi untuk membuang napas dengan kasar. Kemudian Harry mengelus dadanya untuk meredam emosi.
Selanjutnya Harry mendorong kursi roda Kendall menuju kamar bayi yang sudah disiapkan jauh-jauh hari sebelum kelahiran Ava dan Arel. Kamar itu bernuansa putih tulang dengan dua crib kayu berwarna senada dan masing-masing kelambu diatasnya. Crib milik Ava dilengkapi dengan matras putih dan selimut merah muda, sedangkan crib milik Arel dilengkapi dengan matras putih dan selimut biru untuk mengidentifikasikan gender mereka.
Sama seperti ruangan yang lain di dalam rumah ini, kamar Ava dan Arel juga sudah bersih dari debu dan Susan melakukan pembersihan yang ekstra karena kamar ini akan ditempati oleh bayi-bayi.
"Susan sudah memindahkan semua barang-barang yang Ibu kita berikan ke dalam lemari. Semuanya sudah tertata rapi disini." Ujar Harry begitu ia melihat Kendall mengagumi ruangan dihadapannya ini.
"Terima kasih, Susan!" Kendall sedikit memekik suaranya, sementara Susan hanya mengangguk seraya tersenyum.
***
Harry sedang mengemudikan mobilnya menuju sebuah kedai kopi yang jaraknya cukup jauh dari rumah. Beberapa saat yang lalu nomor tak dikenal meneleponnya dan orang itu adalah perempuan yang pernah menjadi kekasih Harry -walaupun secara terpaksa Harry menerimanya-
Perempuan itu meminta Harry menemuinya dengan mengancam ia akan hadir dalam rumah tangga Harry apabila Harry tidak mengindahkan permintaannya.
Harry menancap gas lebih lagi saat gedung kedai itu mulai terlihat. Ia memarkirkan mobilnya dipinggir jalan, tentunya dibarisan parkir kemudian berjalan masuk dengan kedua kaki yang dihentakkan. Matanya memicing begitu ia melihat seorang perempuan berambut pirang sedang duduk sendiri, membelakanginya.
"Jangan buang waktuku lebih lama. Katakan apa maumu." Cetus Harry tanpa kalimat sapaan seraya duduk dihadapan perempuan itu.
Walaupun ia sedikit terkejut, ia tetap mengulas senyuman dibalik bibir merahnya. "Hai, Harry! Apa kabarmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight For Love
Fanfic•SEQUEL• BOOK 2/2 OF PARTNER IN LOVE Tidak ada kisah cinta yang berjalan mulus. Seluruh dongeng kesukaanmu bahkan memiliki konflik yang berbeda-beda. Mungkin kau sudah melupakan masa lalu, namun itu tidak menutup kemungkinan bahwa masa lalu akan mel...