42. JEALOUSY

243 26 19
                                        

Waktu sudah menunjukan pukul enam lewat tiga puluh menit dan Kendall segera bangun dari tidur nyenyaknya, mengingat hari ini adalah hari Minggu, hari Ava dan Arel bermain di taman bersama orang tuanya.

Saat Kendall sudah benar-benar terbangun, ia tidak melihat Harry di kamarnya. Ia hanya beranggapan bahwa mungkin Harry sudah bangun terlebih dahulu karena ia selalu bersemangat untuk berjalan-jalan dengan keluarganya.

Kendall pun bergegas membersihkan tubuhnya karena semalam ia terlalu lelah untuk mandi dan lebih memilih untuk bergabung dengan Harry yang sudah duluan masuk ke alam mimpi.

Semalam Kendall menyadari dari posisi Harry tidur yang tidak benar dan dengkuran kecil terdengar, menandakan pria itu sangat kelelahan. Entah apa yang ia lakukan selain mengunjungi Archie hingga membuatnya tepar.

Hanya membutuhkan waktu dua puluh menit, Kendall sudah siap dengan pakaian santainya dan ia pun segera keluar dari kamar, menuju dapur karena suara ocehan Ava dan Arel terdengar dari sana.

"Selamat pagi!" Sapa Kendall, membuat Ava dan Arel menoleh serentak. Setelah memandang Kendall, kedua bocah itu melirik ke belakang Kendall seperti sedang mencari sesuatu.

"Papa tidak ada?" Tanya Ava.

Oh, tentu saja mereka mencari Harry. Setiap pagi Kendall dan Harry akan datang bersamaan ke ruang makan untuk menemui anak-anaknya yang sudah terlebih dahulu di sana. Namun, kali ini pria yang mereka sebut 'Papa' itu tidak terlihat.

"Kalian tidak meliha..–"

"Nyonya.." perkataan Kendall terpotong oleh Susan yang tiba-tiba datang entah dari mana asalnya. "Sebelum matahari terbit, Tuan sudah pergi menggunakan mobilnya sendiri, Nyonya. Aku tidak tau kemana, namun ia tergesa-gesa." Lanjut wanita tua itu, menjawab sebagian pertanyaan yang mengitari pikiran Kendall.

Kendall hanya mengangguk sebagai respon, kemudian ia berjalan menjauh dari ruang makan menuju halaman belakang seraya menelepon Harry.

Hanya terdengar dua nada sambung dan kini suara itu tergantikan oleh bisikan Harry dari seberang telepon.

'Ada apa, Kendall?'

"Harry, kau dimana? Dan mengapa kau berbisik seperti itu?"

'Aku mengunjungi Archie..–'

"Sepagi itu, Harry?! Kau tidak ingat harusnya hari ini kita ke taman!"

'Kendall, aku harus datang sebelum Archie bangun tidur. Dan soal taman di haru Minggu, lupakanlah. Tidak ada yang pergi jika salah satu tidak ikut.'

Yang Harry masud tidak ikut adalah Archie.

"Aku mengerti, Harry! Setidaknya setelah dari taman kita bisa mengunjungi Archie, 'kan?"

Harry terdengar menghela napasnya di sana.

'Aku sudah bilang bahwa aku harus berada di sisi Archie sebelum dan sesudah ia tidur.'

"Harry, tapi Ava dan Arel juga membutuhkan..–"

'Setiap hari aku bertemu dengan Ava dan Arel, sedangkan Archie hanya beberapa kali dalam seminggu. Janganlah kalian bersikap egois.'

"Harry!"

'Archie menangis. Aku tutup teleponnya.'

Suara sambungan terputus akhirnya terdengar nyaring di telinga Kendall.

Ia tidak percaya Harry baru saja menyebut mereka –istri dan kedua anaknya– egois hanya karena mereka meminta sedikit waktu Harry untuk berkumpul, mengingat Kendall dan Harry selalu sibuk di saat weekday dan hanya memiliki waktu luang saat weekend.

Fight For Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang