53. DISNEYLAND

240 31 35
                                    

Aimisyu ol😭
Finally balik update! Setelah berbosan-bosan bedrest.. jempol makin gatel rasanya

Warning for this chapter😉

Happy Reading🥰

"Shh.." Arel meletakkan jari telunjuk pada bibir mungilnya, menginstruksikan agar Ava memelankan langkahnya yang sedikit menghentak itu.

Dua kaki mereka melangkah, membawa tubuh mungilnya menelusuri lorong gelap, penghantar kamarnya dan kamar orang tuanya. Senyuman jahil tertera jelas pada wajah mereka selagi mereka mengendap-endap layaknya sekawanan maling, bedanya mereka tidak akan mencuri apapun, tapi mengganggu Harry dan Kendall. Seperti biasa.

Gagang pintu kamar Harry dan Kendall kini mudah di raih karena tubuh Ava dan Arel sudah semakin tinggi, terutama Arel yang membalab tinggi sang kakak, hingga ia tidak perlu jinjit untuk menggapainya.

Pintu besar itu akhirnya terbuka lebar, menampilkan ruang tidur yang juga gelap, hanya disinari oleh segaris cahaya matahari yang menyelinap dari celah gorden.

Kekehan kecil terlepas dari mulut kakak beradik itu ketika mereka berhasil masuk tanpa membangunkan Harry dan Kendall. Merekapun melanjutkan langkah pelannya hingga akhirnya mereka tiba di atas ranjang, di tengah-tengah orang tuanya yang sama-sama tidur telentang.

"Satu.. dua.. ti..–"



"You guys!" Kendall yang tiba-tiba terbangun, langsung memotong hitungan Arel, kemudian ia bertumpu pada kedua sikunya. "Apa yang kalian lakukan?" Ujar Kendall dengan berbisik, mengingat Harry masih memejamkan kedua matanya.

"Disneyland, Mama!" Ava membalas Kendall dengan berbisik pula, namun intonasinya begitu semangat.

Kendall pun menghela napasnya, baru ingat bahwa hari ini ia akan pergi ke Disneyland dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun kedua anaknya. Kendall menoleh pada Harry yang tampak tenang dengan dengkuran halusnya itu dan seketika ide jahil terbesit di otaknya. Sementara Ava dan Arel menatap heran pada perubahan ekspresi Kendall yang cepat.

"Kemari." Kendall menggerakkan kedua jarinya, meminta Ava dan Arel mendekat untuk mendengar perintah dari bisikan ibunya itu.

Setelah menyampaikan idenya, mereka saling ber-tos ria, namun tanpa mengeluarkan suara agar rencananya berjalan lancar. Ava dan Arel pun bergegas ke kamar mereka dan tak lama setelahnya kembali dengan membawa sekotak berisi seratus kepingan puzzle.

Perlahan Kendall menurunkan selimut Harry, memperlihatkan tubuh atletis pria itu yang tidak tertutup kaus. Kendall menganggukkan kepala sebagai tanda bahwa Ava dan Arel untuk mulai menyusun puzzle di atas tubuh Harry.

Karena puzzle itu tidak tersusun dan terpecah-pecah, Ava dan Arel harus memulainya dari awal, dari kepingan puzzle paling pinggir.

Puzzle itu mulai tersusun sebagian, membentuk gambar pemandangan. Ava dan Arel terus melakukannya dengan perlahan sembari sesekali berhenti saat perut Harry menggembung karena mengambil napas. Kendall yang menonton aksi jahil itu tidak percaya Harry masih tidur dengan nyaman, tanpa merasa terganggu bahkan bergerak sedikitpun.

"Selesai!!" Ava dan Arel akhirnya menyerukan suara nyaring mereka, diakhiri dengan tepukan tangan Kendall, membuat Harry membuka matanya secara perlahan.

Lelaki itu menatap anak-anaknya dan Kendall secara bergantian, bertanya-tanya apa yang menjadi alasan mereka bersorak girang sepagi ini.

"Jangan!" Ava menahan bahu Harry saat pria itu baru saja mengangkat kepalanya, hendak bangkit dari posisi baringnya.

Fight For Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang