EPILOGUE

509 28 13
                                        

"Tuan bisa tunggu di sini." Ujar polisi itu, menuntun Harry untuk duduk di ruang tunggu, tepatnya ruang jenguk di penjara.

Hari ini ia berniat menemui rivalnya, ingin memberitahukan betapa bahagianya Harry beserta keluarga kecilnya sekarang. Sekaligus Harry ingin bertegur sapa, lama tak jumpa dengan pria itu.

Tak lama kemudian, muncul orang yang Harry tunggu. Ia langsung duduk di hadapannya, seperti macan di dalam kandang, ia ingin menerkam Harry, namun kaca tebal menjadi pembatas antara mereka berdua.

Harry tersenyum miring, melihat keadaan Chris yang semakin mengenaskan.

"Apa kabarmu, sahabat lamaku?" Sindir Harry, membuat Chris menggeram.

"Untuk apa kau kemari? Masih belum puas menertawakanku?"

Harry terkekeh, kemudian mengeluarkan beberapa lembar foto dari saku celananya.

Foto pertama yang ia perlihatkan adalah foto Ellena yang dipinang lelaki lain. Tentu saja ia tidak mau menunggu Chris, apalagi dengan catatan kriminal yang laki-laki itu punya. Ellena tidak yakin akan hidup bahagia dengannya.

"Tunanganmu-- maksudku mantan tunanganmu menitipkan ini. Katanya ia tidak ingin kau berharap selama di penjara. Ia ingin kau tau kalau dia sudah jatuh ke pelukan lelaki lain yang jauh lebih mapan dan baik darimu."

Harry sengaja memilih kata-kata yang menyakitkan. Jika ia tidak bisa membalas dengan setimpal, setidaknya ia bisa membuat Chris merasa terpuruk.

"Lalu ini fotoku dengan istriku. Diambil dua hari yang lalu." Harry menyodorkan foto dimana ia memeluk Kendall dari belakang, kedua tangan mereka sama-sama diletakkan di perut besar Kendall. "Hidupku bahagia."

Kembali terkekeh puas melihat wajah Chris yang memerah, Harry mengeluarkan foto terakhir. Memperlihatkan anak kembarnya yang bertumbuh sangat tampan dan cantik.

"Kau tidak akan pernah tenang, Chris. Hukumanmu adalah penjara dua puluh tahun dan aku sendiri tidak yakin kau akan bertahan hidup sebelum lima tahun."

"Oh, aku akan keluar dari sini dan membayar semua utang dendamku padamu, Styles. Jangan khawatir."

Tidak merasa takut, Harry menarik satu sudut bibirnya, seraya menatap Chris dengan nyalang.

Chris lebih dulu undur diri dengan dikawal oleh seorang polisi, mengantarnya kembali ke sel.

***

"Daddy's home!!" Seru Harry, membuka pintj rumahnya lebar-lebar.

"Ish! Berisik!" Decak Ava, menatap Harry sekilas sebelum kembali fokus dengan iPadnya.

"Hi, Buddy!" Harry menepuk bahu Arel. Anak tampan itu hanya tersenyum sebagai tanggapan. "Di mana Archie?"

"Dengan Mama. Tidak tau di mana."

Mendengar jawaban Arel, Harry pun beranjak dari ruang tengah, menuju kamarnya.

"Sayang, aku--"

Sontak ucapan Harry terpotong karena melihat Kendall memangku bayi satu setengah tahun di dadanya. Posisi Kendall duduk, tertidur. Ia nampak kelelahan.

Mendekat, Harry mengusap pipi Kendall perlahan. Ia tidak ingin membangunkannya secara tiba-tiba atau anak mereka yang sedang tertidur akan terbangun juga.

"Harry.. kau sudah kembali."

"Ya, maaf aku pergi terlalu lama. Istirahatlah, biarkan Archie bersamaku." Harry mengambil alih bayi itu dari Kendall, kemudian menimangnya saat ia sedikit terganggu.

Fight For Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang