Hati-hati ya bacanya:)
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::KENDALL's POV
Aku duduk termenung di balkon rumahku. Memikirkan perkataan Anne tadi siang di kantor Harry. Aku sangat memalukan. Aku tidak bisa memberi apa yang dia mau. Aku perempuan tidak berguna.
Flashback On
"Jika aku sudah mengetahuinya dari awal, aku tidak akan merestui hubungan kalian. Kau hanya membuatku malu dengan teman-temanku! Aku menyesal telah memepercayaimu menjadi istri Harry."
Anne pun pergi meninggalkan Kendall yang menangis di pelukan Harry. Kendall pikir Anne benar, apa yang dikatakannya memang fakta.
"Sudahlah, Sayang, jangan di pikirkan. Ibuku salah. Justru aku sangat bangga kepadamu, aku beruntung menikahimu. Kau wanita yang sangat panjang sabar. I love you." Ujar Harry berusaha menghibur Kendall.
Flashback Off
Aku terlalu lelah untuk menangis. Faktanya, hampir setiap malam aku disini, duduk di balkon sambil menatap kota New York yang megah. Aku tidak ingin menangis lagi hanya karena perkataan yang tajam bagaikan pisau bermata dua, kata-kata tidak akan pernah menghancurkan semangatku. Aku mau menjadi kuat dan aku harus gigih dalam menjaga kesehatan untuk mewujudkan keinginan keluargaku.
Aku melihat jam di dinding, pukul 7 malam. Bahkan aku belum menyiapkan makan malam untuk aku dan Harry. Aku harus segera ke dapur, jika tidak, Harry akan kelaparan selepas pulang dari kantor.
Baru saja aku berdiri, suara deringan ponselku menarik perhatian. Harry meneleponku.
"Hey, Babe." Sapaku, mengawali panggilan.
'Hey, kau sudah masak untuk makan malam?' Tanyanya. Great! Baru saja aku akan memasak tapi dia meneleponku.
"Belum, Harry. Kau sudah pulang dari kantor ya?"
'Ya aku sedang di jalan, siap-siaplah, Sayang. Aku akan menjemputmu, kita makan malam di luar. Aku tidak ingin kau kelelahan karena memasak untukku.'
Inilah yang ku kagumi darinya, dia sangat pengertian akan kondisiku dan tidak pernah menuntut apapun dariku. My dream man.
"Baiklah, hati-hati di jalan, aku mencintaimu."
'Aku lebih mencintaimu.'
Aku pun mengakhiri panggilan dengan terkekeh sedikit, dia paling bisa mengukir senyuman di wajahku.
Aku berjalan ke lemari yang ada di kamarku dan melihat-lihat baju yang cocok untuk ku kenakan. Mungkin hanya kaus putih, skinny jeans hitam dan jaket bisa ku gunakan malam ini.
Setelah mengganti baju dan menyisir rambutku, terdengar suara klakson yang berasal dari luar, itu pasti Harry. Aku pun mengambil ponsel dan kartu atm ku lalu memasukkannya ke dalam saku celana.
Aku menuruni tangga dengan sedikit berlari dan mengunci pintu rumah setelahnya. Memasuki mobil, aku memeluk Harry dan dia mencium keningku, kebiasaan yang kami lakukan setelah dia pulang kerja.
"Kita makan dimana?" Tanyaku begitu mobil berjalan dengan kecepatan sedang.
"Emm.. bagaimana jika di McD terdekat saja? Aku sudah sangat lapar." Usulnya yang di balas dengan anggukanku.
Tentu dia sangat lapar, tadi siang dia tidak memakan makan siangnya karena Anne mengamuk sehingga makan siang yang ku bawakan tercecer kemana-mana. Kasihan sekali Harry, dia pasti sangat lelah bekerja seharian dan hanya makan roti sebagai sarapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight For Love
Fanfiction•SEQUEL• BOOK 2/2 OF PARTNER IN LOVE Tidak ada kisah cinta yang berjalan mulus. Seluruh dongeng kesukaanmu bahkan memiliki konflik yang berbeda-beda. Mungkin kau sudah melupakan masa lalu, namun itu tidak menutup kemungkinan bahwa masa lalu akan mel...