Ini para readers jadi nagih seminggu sekali ya wak..
Pengen double update tapi badan ga mengijinkan begadang 🤧
Jadi enjoy aja short chapter yang memboringkan ini
AUTHOR'S POV
Harry mengernyitkan dahinya begitu ia menangkap figur Kendall sedang memasak di dapur. Bukan karena kegiatannya, namun wanita itu berpenampilan sangat rapih seperti akan pergi ke suatu tempat setelah memasak, padahal jam masih menunjukan pukul enam pagi.
Memang, Kendall sudah semakin membaik setelah dua hari beristirahat total dan makan dengan teratur, namun itu tidak berarti Harry akan mengijinkannya langsung berpergian.
"Arel, kemarilah!" Harry berbisik seraya merendahkan tubuhnya, memanggil Arel yang hendak berlari menghampiri Kendall.
Harry pikir Ava dan Arel adalah senjata yang ampuh untuk Harry menyampaikan pesan pada Kendall, mengingat wanita itu enggan membuka suara sedikitpun setelah percakapan singkat dengannya di kamar, dua hari lalu dan hanya menanggapi anak-anaknya saja.
"Look at Mama." Harry menunjuk Kendall yang sedang mencuci tangan setelah menghidangkan masakannya di meja dan siap meninggalkan rumah dalam beberapa menit lagi.
Kemudian Arel mengangguk dan kembali melihat wajah Harry untuk menanyakan maksudnya yang menyuruh Arel melihat Kendall. Harry pun mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga anak itu, membuat Arel langsung berlari ke arah Kendall, sementara Harry bersembunyi di balik dinding.
Harry tersenyum miring melihat Kendall menggendong Arel seraya membujuk anak itu untuk berhenti menangis. Namun senyuman Harry berubah menjadi helaan napas begitu Kendall memberikan perhatian yang manis pada Arel, dirinya hanya bisa menahan rasa iri.
Pandangannya semakin buram, diiringi dengan rasa panas dan detik berikutnya, Harry mengeluarkan air mata yang sudah lama ia tahan. Ia merasa nyeri karena kedekatannya dengan Kendall sudah tidak sedekat urat nadi seperti dulu, sampai-sampai ia harus menggunakan anak-anaknya sebagai perantara. Harry sangat merindukan waktu manisnya bersama Kendall, istrinya yang sangat ia cintai.
Tak kuat melihat kemesraan Kendall dengan Arel, Harry pun berlalu ke ruangan kerjanya dengan dada sesak dan nyeri, seperti dihujami benda tumpul berkali-kali.
Di sisi lain, Kendall menyadari keberadaan suaminya itu melalui ekor matanya. Ia sangat tau bahwa menghindari Harry akan membuat pria itu tersakiti, namun Kendall harus melakukan itu untuk –setidaknya– bangkit dan melupakan rasa trauma yang ia miliki.
Tentu saja ia mengalami trauma karena seumur hidupnya, Harry-lah orang pertama yang tak segan menamparnya sebanyak dua kali dan memanggilnya 'jalang', apalagi Harry adalah orang yang sangat ia cintai. Bahkan ayahnya sendiri tidak pernah berbicara dengan nada yang tinggi padanya.
"Mama jangan pergi." Arel merengek di leher Kendall yang sedang memeluk tubuh mungilnya.
"Tentu, Sayang." Balas Kendall, kemudian tangannya mengirimkan pesan bahwa pertemuan dengan kuasa hukumnya akan diundur.
***
Kendall sedang duduk di ruang keluarga dengan Ava dan Arel yang bersandar pada sisi kanan-kiri tubuhnya, menyaksikan film kartun kesukaan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight For Love
Фанфик•SEQUEL• BOOK 2/2 OF PARTNER IN LOVE Tidak ada kisah cinta yang berjalan mulus. Seluruh dongeng kesukaanmu bahkan memiliki konflik yang berbeda-beda. Mungkin kau sudah melupakan masa lalu, namun itu tidak menutup kemungkinan bahwa masa lalu akan mel...