AUTHOR'S POV
Malam telah berlalu dan kini Harry sedang bersiap untuk kembali menjaga Archie di rumah sakit. Ya, tugas ia sebenarnya hanya menemani Archie tidur, setelah itu Harry bisa dikatakan bebas. Hari ini ia tidak akan pergi sendiri, Kendall beserta kedua anaknya akan ikut, berhubung Kendall mendapatkan day off selama satu minggu penuh.
"Kendall.." panggil Harry seraya menepuk pelan pipi Kendall, membangunkannya dari tidurnya yang hanya berdurasi empat jam.
Mengernyit, Kendall akhirnya membuka mata dan mengubah posisi menjadi duduk sembari menaikkan selimut untuk menutupi tubuh telanjang bulatnya. Wajah Kendall terlihat lelah, namun ia tetap berusaha untuk sepenuhnya bangun.
"Good Morning." Ujar Harry, disertai dengan kecupan kecil di sudut bibir istrinya itu. Kemudian Harry mengambilkan pakaian Kendall yang berserakkan di lantai untuk ia kenakan, Harry tau Kendall tidak suka berjalan ke kamar mandi dengan selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Bersiaplah, have a time with yourself. Ava dan Arel biar aku yang mengurus."
Karena masih mengantuk dan lelah akibat permainan hebat Harry semalam, Kendall hanya mengangguk seraya tersenyum simpul kemudian ia mengenakan pakaiannya, bersamaan dengan Harry yang keluar dari kamar mereka.
Harry membuka pintu kamar anak-anaknya dan ia langsung dihadiahi oleh pemandangan dua anak kecil sedang berjinjit, berusaha meraih sesuatu yang letaknya cukup tinggi. Rambut mereka basah dan mereka hanya mengenakan pakaian dalam.
"Perlu bantuan?"
Seketika Ava dan Arel terkejut mendengar suara Papanya, terlebih Ava yang masih takut dengan kemarahan pria itu. Mereka berhenti berjinjit dan hanya terdiam menatap Harry yang sedang mengambilkan pakaian mereka.
"Yeay! Thanks, Papa!" Pekik Arel seraya menerima setelan pakaiannya dari tangan Harry kemudian menjauh untuk mengenakannya, sementara Ava tetap diam, mengintip Harry dari balik rambut panjangnya.
"Ava.."
Mendengar Harry memanggil namanya dengan lembut, membuat tangisan Ava meledak. Entah kenapa. Harrypun berjongkok dan menarik Ava ke dalam pelukannya, sama seperti kejadian di lorong rumah sakit itu.
"Anak baik tidak boleh menangis, Sayang. Come on, cheer up!" Harry mengusap punggung Ava berulang kali.
"Ta-tapi Papa bilang Ava anak nakal.." tubuh Harry menegang setelahnya.
Pria itu mengenggam bahu Ava, lalu mengangkat wajahnya agar mata mereka bertemu. "Tidak. Ava anak baik, pemberani, dan pintar. Maafkan Papa yang selalu marah."
"I'm sorry, Daddy."
***
BUGH!!"You piece of shit!!" Entah sudah berapa pukulan dan umpatan kasar Harry layangkan untuk pria dihadapannya ini. Setiap pukulan, Harry merasa lebih lega karena ia telah menunggu lama untuk melakukannya.
Harry mengangkat lututnya dan kedua tangannya ia gunakan untuk mendorong bahu pria itu ke bawah hingga lutut Harry menghantam ulu hatinya, membuat pria itu akan memuntahkan isi perutnya sedikit lagi. Harry tidak peduli pada pasang mata yang menonton kejadian ini, juga Kendall yang berusaha menenangkannya, mengingat ini bukan tempat yang tepat untuk berkelahi.
"Aku tidak salah!!" Seru pria itu dengan napas yang sesak dan tubuh bergemetar. Mendengar itu, emosi Harry semakin terpancing. Jelas ini semua salahnya, ia pantas menerima kemarahan Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight For Love
Fanfiction•SEQUEL• BOOK 2/2 OF PARTNER IN LOVE Tidak ada kisah cinta yang berjalan mulus. Seluruh dongeng kesukaanmu bahkan memiliki konflik yang berbeda-beda. Mungkin kau sudah melupakan masa lalu, namun itu tidak menutup kemungkinan bahwa masa lalu akan mel...