Dan di sinilah Kendall, terjebak di dalam mobil bersama Harry atas paksaan kedua anaknya yang sekarang tertidur di jok belakang, entah sengaja atau karena mereka kekenyangan hingga mengantuk.
Perjalanan pulang dari restoran cepat saji ke rumah Kendall memakan waktu yang cukup lama dan itu membuatnya menggerutu dalam hati atas kecanggungan suasana mobil, ditambah Harry yang tidak menyalakan radio seperti biasanya.
Ingin rasanya Kendall bersuara untuk membuka percakapan namun ia tidak memiliki cukup keberanian untuk itu dan ia juga tidak tau apa yang harus ia bicarakan dengan Harry.
Sementara Kendall bergumul dengan dirinya sendiri, Harry menahan senyum atas perasaan bahagianya hari ini; bisa keluar bersama-sama walau kondisi keluarganya sedang berada di ambang perpisahan, namun ia abai dengan itu. Harry memilih menikmati momen hening –namun jarang– ini.
Harry sangat merindukan waktu di mana ia bisa mengajak keluarga kecilnya keluar rumah dan bersenang-senang. Harry sangat merindukan Kendall mengisi kursi mobil di sebelahnya, bersamaan dengan Ava dan Arel yang saling bersandar di belakangnya. Jadi ia gunakan kesempatan ini dengan mengambil jalur jauh untuk tiba di rumah Kendall yang baru.
Walaupun tak ada yang bersuara sedikitpun, yang penting raga Kendall ada di dekatnya.
"Aku akan mencari sekolah untuk anak-anak besok."
Harry hampir menginjak rem mobil secara tiba-tiba saat Kendall berucap dengan cepat dan tanpa peringatan.
Menoleh, Harry mendapati Kendall yang enggan berkontak mata dengannya, ia hanya memandang ke jendela mobil itu.
"Sendiri?" Tanya Harry. Ia sedikit mensyukuri dapat berbicara dengan Kendall mengenai keluarganya.
"Dengan taksi atau Fai ak..–"
"Aku akan menyuruh Mr. Flynn mengantarmu, tolong jangan menolak." Darah Harry seakan mendidih saat mendengar nama Fai, apalagi membayangkan pria itu yang mengantar Kendall mencari sekolah untuk anak-anaknya. Nyatanya ia tidak akan pernah rela posisinya tergantikan, meskipun ia pernah berkata bahwa Kendall berhak menerima perlakuan baik dari pria lain.
Tak lama kemudian mobil Harry berhenti di perkarangan rumah Kendall. Di sinilah ia akan berpisah lagi.
"Maaf telah memotong ucapanmu, aku hanya belum bisa sepenuhnya menerima seseorang menjalankan peranku." Ujar Harry dengan lembut. "Biar aku membantumu turun."
Harry pun segera keluar dari mobilnya dan berlari kecil ke pintu penumpang untuk membantu Kendall. Sementara Harry melingkarkan tangannya di pinggang Kendall, perempuan itu diam-diam mengamati wajah Harry dari dekat, seolah memuaskan diri sebelum Harry akan kembali ke rumahnya.
Tiba-tiba datang mobil lain di perkarangan, itu membuat Kendall menautkan kedua alisnya.
"Susan dan Mr. Flynn akan di sini bersamamu agar kau tidak perlu menghubungi Fai jika kau butuh sesuatu." Ujar Harry, menjawab keheranan Kendall.
Kendall hanya mengangguk, ia memang membutuhkan bantuan dan memanggil Susan sepertinya lebih baik daripada Fai.
"Kau bisa bukakan pintunya, aku dan Susan akan membawa anak-anak ke kamar mereka." Timpal Harry lagi, mambuat Kendall melakukan apa yang Harry katakan.
Begitu Susan turun dari mobil, iapun segera menghampiri Harry dan menerima Ava yang tertidur untuk ia gendong, sementara Harry menggendong Arel.
Sesampainya mereka di dalam rumah, Kendall langsung memandu Harry dan Susan ke sebuah kamar.
Membuka pintu, kamar berdinding polos dengan dua kasur single adalah kamar yang ia pesan untuk Ava dan Arel. Kamar itu masih sangat kosong dan berdekorasi polos, membuat Harry menatap sekeliling kamar sebelum meletakkan Arel ke ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight For Love
Fanfic•SEQUEL• BOOK 2/2 OF PARTNER IN LOVE Tidak ada kisah cinta yang berjalan mulus. Seluruh dongeng kesukaanmu bahkan memiliki konflik yang berbeda-beda. Mungkin kau sudah melupakan masa lalu, namun itu tidak menutup kemungkinan bahwa masa lalu akan mel...