39. SECOND CHANCE

235 25 5
                                    

Double update tudey🤍

KENDALL'S POV

Aku merasakan tubuhku terangkat dari lantai pantry yang berhasil membuat kepalaku semakin sakit karena benturan kerasnya. Aku tidak dapat membuka mataku untuk melihat dengan jelas, namun dari harum dan bentuk tubuhnya, aku tau Harry yang mengangkatku dengan kedua tangannya di belakang lutut dan punggungku.

Beberapa saat lalu aku baru saja tiba di pantry untuk membuatkan kopi, aku menghabiskan sedikit waktu berbicara dengan pegawai perempuan yang dulu juga temanku di kantor, namun tiba-tiba kepalaku semakin berat rasanya, seperti aja beban yang menekan kepalaku hingga aku merasakan tubuhku tergeletak di lantai dan beberapa pegawai Harry yang ada di pantry ini memekik histeris.

Sebagian dari tubuhku masih sadar kalau aku sedang pingsan, namun bagian lain tubuhku yang lemah lebih mendominan, sehingga aku tidak mampu bangkit sendiri.

Kini tubuhku sudah terbaring di tempat yang lebih nyaman, tepatnya ranjang. Ya, dalam kamar yang berada di ruangan pribadi Harry. Begitu kepalaku sudah bertumpu pada bantal, akupun membuka mataku seraya mengatur napas berulang kali. Astaga, ruangan ini dingin namun aku merasa kepanasan, mulutku juga seakan kelu dan mati rasa.

Ku rasakan ranjang di sebelahku tertekan, Harry berbaring dengan posisi menghadapku dengan satu siku bertumpu dan tangan yang lain mengusap wajahku.

"Sudah ku bilang. Kau masih perlu istirahat." Ujarnya dengan nada yang terdengar jengkel karena mungkin aku membantah perintahnya saat di rumah beberapa jam lalu. "Aku akan membereskan mejaku, setelah itu kita ke rumah sakit. Kau harus dipe..–"

"Tidak, Harry! Please, aku hanya kelelahan, aku yakin tekanan darahku sedang rendah saja sekarang." Sergahku, menahan lengannya ketika ia hendak berdiri.

Harry pun kembali pada posisi semula, "Kendall, kau tidak pernah mengalami tekanan darah rendah. Lihat, bahkan bibirmu sangat pucat." Ia mengusap bibir keringku dengan ibu jarinya.

"Aku baik-baik saja, Harry. Aku pernah beberapa kali mengalami ini saat kau tidak di rumah dan istirahat beberapa jam saja akan membuatku lebih baik." Ujarku, berusaha meyakinkannya. Sejujurnya, aku memang baru kali ini pingsan hanya karena terlambat makan kemarin. Namun entahlah, aku membutuhkan alasan agar Harry percaya dan tidak meninggalkan pekerjaannya demi mengantarku ke dokter. Lagipula aku tidak merasa memerlukan pemeriksaan dokter.

Aku mendengar Harry menghela napasnya setelah terdiam beberapa saat. Akhirnya ia mengangguk dan akupun memeluknya dengan erat.

"Jangan khawatirkan aku." Bisikku di sela lekukan lehernya.

"Ya, lalu aku akan mengadu tentang kekerasan kepalamu pada Ava agar kau pusing mendengar celotehan nyaring dia yang memarahi Mamanya. Ditambah Arel akan menangis karena tidak tega Mamanya dimarahi." Gurau Harry, mengundang tawa geliku. Ia tau aku tidak akan banyak membantah jika Ava sudah bawel dan Arel menjadi pengisi latar belakang suara kakaknya.

"Apa mereka masih di ruang bermain?" Tanyaku setelah puas tertawa dengannya.

Harry menggeleng, "tidak. Aku langsung meminta Mr. Flynn untuk mengantar mereka menemui Archie. Jika mereka masih di sini dan melihatmu pingsan, aku pastikan kau tidak bisa beristirahat karena mereka akan banyak bertanya-tanya." Kekehnya lagi.


***

Selama tiga jam sudah aku beristirahat di kamar pribadi Harry ini dan aku sudah merasa lebih segar karena tadi Harry membawakan jus buah dan air mineral setiap jamnya, membuatku kenyang karena buah-buahan itu.

Fight For Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang