Telat update🙊
Maapkan saia"ARGHH!!" Ia berteriak, bersamaan dengan suara kertas terkoyak dan berjatuhan di lantai.
Rupanya Kendall tidak main-main dengan ucapannya semalam dan tadi pagi bahwa surat perceraian akan menunggu untuk ditandatangani oleh Harry.
Di dalam surat itu tidak hanya terdapat permohonan perceraian, namun Kendall juga mencatat bahwa Harry telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga baik terhadap dirinya dan juga anaknya. Hal itu Kendall lakukan agar Harry tidak dapat menguatkan hakim untuk membela hak asuhnya terhadap Ava ataupun Arel. Dan karena itulah penderitaan Harry terasa semakin lengkap.
Seketika semua perbuatan biadab pria itu berputar di otaknya seperti rekaman video yang rusak.
Ia mengingat saat di mana ia menampar Kendall.
Ia mengingat saat di mana ia mencekik leher wanita itu sampai meninggalkan bekas memar.
Ia juga mengingat betapa sedihnya mata Kendall saat ia memanggilnya 'jalang'.
Semakin ia mengingatnya, maka kebenciannya terhadap diri sendiripun semakin membuncah.
Sekarang bukan lagi soal rencana Adam yang berjalan lancar, ini semua soal Harry yang payah menahan dirinya.
Harry ingin menangis, namun secara fisik ia sudah tidak bisa. Sejak semalam ia terus menangis sampai seolah-olah tubuhnya tidak bisa memproduksi air mata lagi.
Ia tidak bisa berpikir, tidak mampu berbicara. Yang ia harapkan adalah ini hanya mimpi belaka dan ia akan terbangun dari tidurnya sebentar lagi.
Harry menyambar kunci mobilnya dengan kasar setelah kepalanya nyaris pecah akan pikiran yang berlebih. Ia ingin meluruskan masalah ini.
Bahkan kalau bisa, membatalkan perceraian.
***
"Hey,"Suara lembut Fai mengejutkan Kendall hingga perempuan itu membuyarkan lamunannya tentang Harry.
"Ada yang mengganggu pikiranmu?" Tanya lelaki itu pada Kendall yang menatap lurus ke halaman belakang rumah Fai.
"Ak-aku.."
"Kau kenapa?"
"Entah. Aku merasa khawatir." Kendall menaikkan bahunya, kemudian menunduk, memerhatikan jarinya yang saling bertautan.
Beberapa jam di rumah Fai ia habiskan dengan duduk sendirian, memikirkan Harry. Inti pikirannya tak jauh beda saat ia merindukan Ava dan Arel kemarin.
"Mengkhawatirkan Harry?"
Tebakkan Fai tepat, membuat Kendall mengangguk pelan. "Bagaimana kalau ia stress karena aku menjauhkan Ava dan Arel darinya?"
"Aku rasa dia tidak akan jatuh sampai ke titik stress. Buktinya ia tak segan melukai Arel." Fai terkekeh dengan nada mengejek.
"Aku tau betul bagaimana sifat Harry. Ia tidak sengaja melukai Arel semalam dan pikirannya sedang tidak bisa diajak bekerja sama saat ia mengurung anak-anak itu."
"Lalu? Bukankah itu yang membuatmu menceraikannya?"
Kendall menggelengkan kepala lalu terdiam sesaat. Ia masih menatap lurus dengan mata yang mulai tergenang air hingga pandangannya memburam.
Iapun kembali mengingat percakapannya dengan Harry pada malam dimana ia memutuskan untuk berpisah. Suara Harry masih terekam sangat jelas di kepala Kendall dan rasa sakitnya masih sampai detik ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/153035692-288-k579884.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight For Love
Fanfiction•SEQUEL• BOOK 2/2 OF PARTNER IN LOVE Tidak ada kisah cinta yang berjalan mulus. Seluruh dongeng kesukaanmu bahkan memiliki konflik yang berbeda-beda. Mungkin kau sudah melupakan masa lalu, namun itu tidak menutup kemungkinan bahwa masa lalu akan mel...