28. PERVERT STYLES

364 21 12
                                    


Jam bulat yang tertempel di dinding sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Seluruh kerabat yang tadinya menunggui Kendall kini sudah pulang, meninggalkan Harry sendirian di rumah sakit.

Oh, bahkan ada sebuah kejadian kecil yang begitu mengesalkan sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing. Tentu Tracy biangnya. Perempuan itu enggan ikut pulang bersama Susan dengan alasan ingin ikut menjaga Kendall untuk berbalas budi atas kebaikan Kendall. Namun kejadian itu tidak berlangsung lama karena Gemma mampu mengatasinya dengan cepat.

Sejak seluruh kerabat pulang, Harry masih terjaga karena ia tak kunjung merasakan kantuk. Entah mengapa batinnya mengatakan jika sesuatu akan terjadi, dan hal itulah yang mengontrol pikirannya untuk tidak terlelap dan menjaga Kendall beserta kedua anaknya nonstop.

Anne dan Kris sudah memberikan beberapa petunjuk untuk menangani si kembar jika saja mereka rewel secara tiba-tiba. Gemma pun sudah meninggalkan beberapa kantung asi di dalam lemari pendingin agar dua keponakkannya bisa langsung minum, sewaktu-waktu mereka membutuhkannya.

Beberapa jam yang lalu Harry telah meminta pihak rumah sakit untuk memberikan ruangan yang lebih luas, mengingat Kendall memiliki banyak saudara dan pastinya mereka akan datang untuk menjenguk Kendall.

Kamar sebelumnya hanya diisi oleh satu ranjang ditengah, kamar mandi kecil, dan beberapa kursi diujung ruangan. Kini kamar rawat Kendall sudah dilengkapi oleh area wastafel, kamar mandi dengan standar hotel, area duduk, serta jendela besar yang menampilkan gedung-gedung tinggi New York.

Dua crib kaca bayi mereka diletakkan disisi kanan Kendall, berjarak beberapa meter dari ranjangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua crib kaca bayi mereka diletakkan disisi kanan Kendall, berjarak beberapa meter dari ranjangnya.

Merasa bosan, Harry bangkit dari posisi baringannya di sofa kemudian menyusul Kendall yang masih saja memejamkan mata.

"Sorry that you have to go through this. Aku mencintaimu, begitupun si kembar, bangunlah agar mereka bisa merasakan hangat dan nyaman pelukanmu. Setelah itu mari kita putuskan nama untuk mereka." Harry terkekeh mengucapkan kalimat yang terakhir.

Iapun mengecup lembut kening Kendall sebelum keluar sejenak untuk mencari makanan ringan di kantin yang kebetulan berada di lantai yang sama, sehingga ia tidak perlu naik turun elevator.

Segelas kopi dan croissant menjadi pilihannya untuk teman malam ini. Menempati kursi yang kosong, pria itu segera melahap makanannya agar tidak meninggalkan Kendall terlalu lama sendirian tanpa pengawasan siapapun.

Lima belas menit untuk Harry selesai menyantap camilan dan menghabiskan kopi panasnya, ia meninggalkan lembaran uang diatas meja sebagai bayaran. Kemudian ia berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang sepi, hanya ada beberapa perawat berlalu lalang di sekitaran lorong selain dirinya.

Setelah menempelkan kartu yang merupakan akses untuk masuk ke kamar Kendall, pintu terbuka dan sontak pemandangan didepannya sekarang membuat ia berlari masuk ke kamar, menangkap tubuh Kendall yang nyaris terjatuh dari ranjang.





Fight For Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang