AUTHOR'S POV
Suara ketukan pintu membuatnya tersadar dari lamunan. Ia menghela napas dengan berat kemudian bangkit dari posisinya untuk membukakan pintu yang ia kunci.
"Mr. Styles, ini pesananmu." Ucap si cleaning service sambil membawa nampan yang terdapat sebotol liquor diatasnya. Ya, Harry memesan minuman beralkohol.
Sejak ia menikah dengan Kendall, ia tidak pernah menenggak minuman itu kecuali saat di pesta. Namun sepertinya, kali ini Harry membutuhkan sesuatu untuk melampiaskan amarah.
Harry mengambil botol itu dan mengisyaratkan orang dihadapannya untuk pergi. Ia menatap sebentar botol yang ada ditangannya dan wajah Kendall tiba-tiba tersirat di pikirannya. Entah, mungkin ia merasa bersalah pada Kendall karena akan meminum minuman beralkohol daripada menelepon Kendall untuk mendengar suaranya yang dapat menenangkan pikiran.
Ia menggelengkan kepala, berusaha untuk tidak peduli dan mulai meneguk setengah isi dari botol itu. Sensasi hangat menjalar di tenggorokkan lalu ke dadanya, membuat ia mengerutkan wajahnya karena sudah cukup lama tidak merasakan sensasi itu.
Kini pikirannya kembali kepada beberapa jam yang lalu. Saat koleganya lebih memilih untuk bekerja sama dengan perusahaan lain dibanding perusahannya. Ini adalah kali pertamanya kalah tender dan ia cukup frustasi karena modal yang tidak sedikit sudah ia kerahkan dalam persiapan proyeknya untuk dipresentasikan kepada koleganya, di depan perusahaan rival.
Padahal jika dilihat dari segi presentasi, proyek yang Harry kerjakan jauh lebih tinggi nilainya daripada proyek yang dikerjakan oleh perusahaan rivalnya. Sejak koleganya memajukan jadwal meeting, Harry sudah merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres karena ia tahu koleganya ini adalah seorang proffesional yang tidak mungkin mengubah jadwal secara mendadak.
Ponsel di dalam sakunya bergetar, menandakan ada notifikasi yang masuk. Ia pun merogoh saku celananya dan melihat nama Kendall di bar notifikasi.
From: Kendall
'Harry, it's 8PM, pekerjaanmu masih banyak?'To: Kendall
"Ya, aku akan pulang pukul 10."Dan Harry berbohong pada isterinya. Segitu frustasinya ia hingga membohongi Kendall. Tidak ada pekerjaan yang harus ia selesaikan selain meeting hari itu. Berjam-jam hanya ia habiskan dengan menggeram sambil mengacak seluruh kertas berisikan rencana proyeknya.
From: Kendall
'I miss you. Baiklah, hati-hati di jalan nanti, ya. I love you.'To: Kendall
"Okay."Dengan itu, ia mematikan ponselnya dan kembali meneguk liquor di tangannya hingga habis, tak tersisa.
KENDALL's POV
"Okay?" Gumamku setelah membaca balasan terakhir yang Harry kirimkan. Ini aneh, tidak biasanya ia hanya membalas 'okay' saat aku mengucapkan 'I love you'. Apa yang terjadi di kantornya? Oh, atau lebih baik aku menyusulnya saja?
Aku menggelengkan kepala, membuyarkan bayangan pikiranku. Aku tidak boleh meninggalkan Tracy sendirian apalagi Susan dan Mr. Flynn masih belum pulang, bisa-bisa ia membakar rumah ini, mengingat betapa cerobohnya ia.
Pikiranku semakin tak karuan. Aku takut sesuatu terjadi pada Harry. Sejak jam makan siangpun ia tidak menelepon seperti yang sering ia lakukan. Melihat balasan pesannya yang singkat itu membuatku ragu untuk meneleponnya dan menanyakan keadaannya karena aku takut kalau aku akan mendengar suara kemarahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight For Love
Fanfic•SEQUEL• BOOK 2/2 OF PARTNER IN LOVE Tidak ada kisah cinta yang berjalan mulus. Seluruh dongeng kesukaanmu bahkan memiliki konflik yang berbeda-beda. Mungkin kau sudah melupakan masa lalu, namun itu tidak menutup kemungkinan bahwa masa lalu akan mel...