Jangan emosi duluan baca nama doi di judul..
Hari ini, tepatnya seminggu setelah kepulangan Kendall dari rumah sakit, akhirnya Kendall bisa berpindah tempat dengan bebas tanpa harus menggunakan kursi roda. Hari ini pula Kendall langsung berencana membawa Ava dan Arel -dengan kereta bayi mereka- untuk mengelilingi taman yang berada tak jauh dari perumahan elitenya.
Tidak sendiri, Kendall juga meminta Susan untuk mendampinginya agar Harry memberikan ijin. Pria itu yang pertama dan tercepat melarang Kendall untuk berkeliaran walaupun ia sudah boleh berjalan.
"Kau yakin, Kendall?" Harry dengan setelan formalnya menangkup sebelah wajah Kendall.
"Yakin, Harry."
"Aku akan menemanimu, ya? Aku tidak ingin sesuatu terjadi pada kalian diluar sana." Harry melepaskan jasnya namun ia kalah cepat dengan Kendall yang sudah terlebih dahulu menghentikan pergerakannya.
"Tidak! Sudah lebih dari seminggu kau tidak hadir ke kantormu. Apa kata karyawan jika bosnya selalu membolos? Kau harus jadi contoh untuk mereka." Ujar Kendall dengan raut wajah penuh permohonan.
Harry menghela napas kasar kemudian mengangguk pelan. "Berjanjilah kau harus menjaga diri. Pulang sebelum siang." Ia mengelus lengan Kendall dan berakhir menggenggam tangannya.
"Siap, Papa Styles!" Kendall menampilkan gaya hormatnya membuat Harry terkekeh.
Pria itu memajukan wajahnya hingga bibir mereka saling bertemu. Kecupan singkat nan lembut sebelum pergi bekerja, seperti kebiasaannya dulu.
"I love you."
"I love me too."
"Kendall!"
***
"Susan, apa Tracy belum keluar dari kamarnya?" Tanya Kendall begitu ia telah tiba dimeja makan, siap untuk menyantap sarapan, sementara Harry sudah pergi ke kantor beberapa saat lalu.
"Ya, Nona Tracy tidak keluar dari kamarnya sejak semalam." Balas Susan seraya menuang air putih ke dalam gelas Kendall.
Apa yang Susan katakan membuat Kendall khawatir. Pasalnya Tracy sedang mengandung dan waktu melahirkannya sudah dekat. Bagaimana jika Tracy mengalami kontraksi di dalam sana? Atau parahnya Tracy tidak sadarkan diri seperti Kendall saat itu? Oh, Tidak mungkin. Tracy dan janinnya tidak selemah Kendall, bukan?
"Apa Nyonya jadi berjalan-jalan?" Tanya Susan.
Kendall menggeleng pelan, "entah. Aku khawatir dengan Tracy." Kemudian Kendall mulai melahap sarapannya dan tak lupa menghabiskan potongan buah segar sebagai pencuci mulut.
Setelah beberapa menit berkutat dengan sarapannya, Kendall memutuskan untuk menghampiri Tracy dan mencari tau keadaan wanita itu.
Kendall mengetuk pintu kamar Tracy sebanyak tiga kali dan begitu mendengar sahutan dari dalam sana, Kendall membuka pintunya.
"Apa? Tumben sekali kau menemuiku duluan." Alih-alih menyapa dan mengucapkan selamat pagi, Tracy malah berujar dengan nada ketusnya seraya memasang anting emas di depan cermin.
"Kau tidak keluar dari kamar sejak semalam. Aku hanya takut sesuatu terjadi padamu."
Tracy memutar bola matanya dengan jangah. Ternyata wanita itu sudah berani bersikap seenaknya didepan Kendall. Coba saja ada Harry, Tracy tidak akan berani melakukan hal menyebalkan itu pada Kendall.
"Kendall, aku ini sehat dan kandunganku juga sehat. Kalian tidak perlu khawatir seperti saat kau akan bersalin, aku tidak seperti itu."
Lihat? Betapa lancangnya mulut perempuan itu. Lagipula kalau saja Tracy tidak memfitnah Kendall, ia tidak akan terbeban pikiran hingga jatuh sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight For Love
Fanfiction•SEQUEL• BOOK 2/2 OF PARTNER IN LOVE Tidak ada kisah cinta yang berjalan mulus. Seluruh dongeng kesukaanmu bahkan memiliki konflik yang berbeda-beda. Mungkin kau sudah melupakan masa lalu, namun itu tidak menutup kemungkinan bahwa masa lalu akan mel...