5. NEWS

471 36 14
                                    

*2 months later*

AUTHOR's POV

Hari ini, kembali Kendall merasakan rasa tidak enak badan juga malas untuk melakukan pekerjaan rumah. Entah kenapa beberapa minggu belakangan, Kendall mudah drop padahal pekerjaan nya biasa-biasa saja, dia tidak di tuntut bekerja dari pagi bertemu pagi, kurang lebih hanya 6 jam dia bekerja satu hari. Namun mengapa tubuhnya itu begitu lemah untuk bekerjasama dengan keseharian Kendall?

Sudah berkali-kali Harry menyarankan Kendall untuk pergi ke dokter tetapi dia terus menolak. Bukan Kendall namanya jika tidak mempunyai 1001 alasan. Alasan pertama, jalanan pasti macet mengingat sudah dekat natal. Alasan kedua, Kendall tidak mau mendengar pernyataan dokter yang lagi-lagi sama dan lagi-lagi mengancurkan harapannya.

"Yasudah kalau itu maumu, aku tinggal ke kantor tak apa?" Tanya Harry dengan elusan lembut di tangan Kendall.

Gelengan pelan itu cukup menjadi jawaban untuk Harry. Pria itu pun mencium istrinya dan pergi ke kantor dengan perasaan tidak enak.

***

HARRY's POV

Setibanya aku di kantor, aku langsung berjalan menuju ruangan pribadiku. Aku tidak melihat tanda-tanda asistenku telah datang. Barangnya belum ada dan keliatannya ada sedikit perubahan di mejanya.

Tidak mau larut berpikir, akupun memutar knop pintu kerjaku.

"WHAT THE..?!" Ucapanku terpotong melihat seseorang asing di depan mataku.

Yang lebih mengherankan lagi, dia bergeliat manja sambil duduk di atas meja kerjaku. Sial, siapa dia? Berani-beraninya masuk ke ruanganku.

"Oh, halo, tampan. Aku Tracy," katanya sambil berjalan kepadaku yang masih berdiri di ambang pintu, menatapnya jijik. "Akan menggantikan asistenmu untuk beberapa saat," ocehnya lagi ketika aku hendak bertanya.

Menggantikan katanya? Apa pendengaranku bermasalah? Setahuku tidak ada masalah apa-apa dengan asistenku yang lama, namun mengapa tiba-tiba harus ada pengganti tanpa sepengetahuanku?

"Bisakah kau sopan sedikit? Aku atasanmu." Aku bergidik geli ketika ia bergelayut manja di tanganku.

Sungguh, lebih terlihat seperti kupu-kupu malam daripada seorang 'asisten'. Tingkahnya tidak pantas untuk menjadi karyawan di kantor ini.

"Oh kau mau di atas? Baiklah aku akan berada dibawah sambil mendesahkan namamu, Styles." Bisiknya.

Apa? Pikirannya malah kemana-mana, ku rasa memang orang ini tidak waras.

"Keluar." Suruhku dengan nada santai. Aku tidak ingin terpancing emosi pagi-pagi begini.

"Kau tidak mau berolahraga pag-"

"KELUAR!" Kini aku membentak. Barulah ia menuruti perkataanku dan berjalan keluar ruanganku.

Aku pun mengunci pintu ruangan dan duduk di kursiku yang empuk ini. Benar-benar tidak disangka, bagaimana bisa jalang itu masuk ke ruanganku? Padahal hanya aku dan ayah yang mempunyai kuncinya. Dan kunci milik ayah juga diletakkan dirumahnya.

Aku mulai menyibukkan diri dengan pekerjaanku yang semakin menumpuk. Belum lagi aku harus menghadiri acara rekan kerjaku esok lusa. Mau tidak mau, aku harus lembur hari ini, supaya besok aku dapat menyiapkan diri untuk acara rekan bisnisku.

AUTHOR's POV

Beberapa jam kemudian, Tracy masuk ke ruangan Harry dengan kunci cadangan yang ia punya. Tracy membawakan minuman berwarna yang tidak terlalu Harry ketahui itu apa. Mungkin efek kelelahan, Harry meneguk air itu tanpa berpikir dahulu.

Fight For Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang