58. CHRIS' ENGAGEMENT

243 33 40
                                    

There will be so much going on in this long chapter, hope you don't get bored reading it🙂


Cengkraman tangan besar di rahang perempuan itu semakin mengeras, seiring dengan air mata yang tak hentinya mengalir dan membasahi wajah hingga leher wanita itu. Tidak ada yang bisa ia lakukan untuk melawan, maka ia hanya menangis.

Harinya berjalan baik-baik saja sebelum lelaki itu pulang dari acara pesta pora di kelab malam dan dalam keadaan mabuk, serta hilang kontrol karena obat-obatan yang ia konsumsi. Keadaan mencekam langsung meliputi begitu pintu rumahnya terbuka dengan kasar, disertai teriakkan menggelegar yang sangat menakutkan.

Rumah itu sudah sangat berantakkan karena furnitur yang tergeletak dimana-mana dengan posisi yang tidak seharusnya. Amarah buta lelaki itu yang menyebabkan semua ini terjadi.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun yang menggagalkan rencanaku, bernapas bebas di dunia ini." Ancam lelaki itu, tanpa berniat melepaskan tangan kotornya dari wajah 'kekasihnya'.

***

Kendall duduk manis di depan meja riasnya sembari mengelus perutnya sesekali. Ia sedang dirias untuk pesta pertunangan Chris yang sebenarnya sangat ia hindari, namun Harry akan bertanya-tanya jika Kendall juga menghindar dari Chris seperti Ava. 

Dan mengingat Ava sangat anti untuk bertemu dengan 'rekan kerja atau sahabat' Harry itu, Harry dan Kendall memutuskan untuk tidak membawa anak-anaknya. Lagipula mereka terlalu kecil untuk pergi ke pesta hingga larut malam, apalagi pesta itu akan dihiasi dengan adegan dewasa romantis dan minuman-minuman beralkohol.

Tentu mereka tidak mau Ava dan Arel mengetahui kisah intim percintaan orang dewasa di usia mereka yang masih terlalu belia.

Sementara Kendall bersiap dengan perias wajah dan penata rambutnya, Harry di kamar Ava dan Arel sedang menemani mereka membaca buku sambil sesekali bermain. Harry melakukan itu tidak tanpa alasan, ia ingin membuat Ava dan Arel kelelahan sehingga mereka akan tidur lebih awal dan tidak harus melihat orang tuanya yang pergi tanpa mereka.

"Papa, geli! Ahahaha..." gelak tawa Ava yang disusul Arel memenuhi kamar mereka selagi Harry bergurau dengan menggelitik anak-anaknya.

"Stop, p-please!!" Pekik Arel dengan susah payah karena tawanya lebih mendominasi.

Harry hanya tersenyum puas melihat anak-anaknya mulai terengah-engah, menandakan mereka akan kelelahan dan terlelap sebentar lagi. Ia terus menjalankan jari-jarinya pada perut juga leher Ava dan Arel tanpa ampun.

"Mamaaa!!"

Harry menghentikan aksinya saat Arel berteriak sangat nyaring, memanggil Kendall. Jika Ava dan Arel sudah mulai meminta perlindungan dari Kendall, itu artinya mereka akan meraung dan membuat Harry menjadi pusing.

"Okay I'll stop." Harry mengangkat tangannya. "But only if I get kisses." Lanjut Harry, membuat Ava dan Arel merangkak dan duduk di pangkuan Harry untuk mengecup ke dua pipi Ayahnya itu.

"Attack Daddy!!"

Tidak sekali atau dua kali, kesempatan ini mereka manfaatkan untuk membalas Harry. Mereka menyerang wajah Harry dengan kecupan bertubi-tubi dan keras hingga pria itu terdorong ke belakang. Meskipun Ava dan Arel menganggap itu sebuah serangan balik, Harry justru menikmatinya.

"We're tired." Ujar Ava tiba-tiba menyerah sembari menjauhkan wajahnya dari Harry, diikuti oleh Arel.

Harry terkekeh kemudian bangkit untuk duduk dengan wajah yang sedikit memerah dan basah karena liur anak-anaknya.

Fight For Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang