AUTHOR's POV
Genap sudah usia kandungan Kendall menginjak 6 bulan. Seiring membesarnya perut Kendall, maka bertambah juga penjagaan Harry terhadap isterinya. Harry rela bangun larut malam untuk memenuhi keinginan hormon isteri dan calon bayinya yang masih berada di dalam kandung.
Pernah sekali waktu Kendall terbangun karena ia menginginkan corn soup buatan ibunya. Wanita itupun membangunkan Harry yang masih terlelap untuk membuatkan corn soup yang Kendall maksudkan. Demi isteri dan anak, Harry tidak segan-segan untuk bangun di jam 2.00 am dan segera berusaha membuatkan sup keinginan Kendall.
Sekitar 30 menit Harry mencoba untuk menghubungi ibu mertuanya yang mungkin juga masih beristirahat. Setelah berhasil, Harry menanyakan resep masakan itu juga cara membuatnya. Untung saja Kris-ibu Kendall-mampu memberikan spesifikasi dari tahap-tahapnya sehingga sup buatan Harry-atas intruksi Kris-bisa mirip dengan resep aslinya.
Ketika Harry membawa nampan berisi semangkuk sup dan air putih pada Kendall, baru saja Kendall menerima satu suap, ia berkata "letakkan sup itu jauh-jauh, Harry. Aku jadi ingat ibuku dan ingin menangis karena aku merindukannya." Ucapnya sendu.
Alih-alih marah, Harry justru mengabulkan permintaan Kendall dan Harry merengkuh kembali isterinya agar tertidur. Kalau sudah cinta, tidak kenal balasan.
"Ken, sudah siap?" Harry mengenakan jaketnya sambil memandang Kendall yang baru selesai mengoles skin care di wajahnya.
Kendall mengangguk dan menyambar tangan Harry untuk membantunya turun tangga. Sedikit sulit untuk Kendall berjalan kesana kemari karena perutnya yang begitu besar, sehingga setiap Harry, ia selalu dituntun oleh Harry.
"Hmm.. aku tidak sabar mengetahui gender anak kita. Menurutmu, dia laki-laki atau perempuan?" Tanya Harry, memecah keheningan di mobil, menuju rumah sakit untuk USG.
Ya, selama 6 bulan Kendall mengandung, baru kali ini Kendall akan menjalani USG lantaran Harry yang sibuk, tidak punya banyak waktu luang untuk menemani isterinya check up.
Kendall tersenyum sambil mengkhayal bagaimana jika anaknya adalah seorang perempuan, berambut ikal seperti Harry. "Menurutku, dia perempuan dan pasti mirip denganmu!" Serunya.
"Ohh ya! Rambut ikal dan lesung pipi yang manis bukan?" Sahut Harry kelewat percaya diri.
Kendall menggeleng, meremehkannya. "Bagaimana kalau rambutnya lurus dan panjang sepertiku?"
"It's okay, kalau begitu pasti sikapnya sama denganmu. Penyayang, penyabar, murah hati, dan segala yang baiknya." Ucap Harry sambil mengelus perut Kendall dan mengenggam tangannya sambil tangan yang satunya memegang stir kemudi.
***
AUTHOR's POV
Selepas memeriksa kandungan, pasangan ini pergi mengunjungi rumah Anne untuk memberi kabar bahagia kepada sanak keluarga. Kendall sangat berharap, semoga dengan kabar ini, sikap Anne akan berubah, menjadi Anne yang dulu, Anne yang ramah, Anne yang menyayangi Kendall lebih dari anaknya sendiri.
Dalam perjalanan, Kendall hanya memohon dalam hati sambil mengelus dan memandangi perutnya itu. "Tenang, Ken. Aku akan menjagamu jika ibuku masih sama." Ucap Harry begitu menyadari perubahan raut wajah Kendall, dibalas dengan senyuman miris dari Kendall.
Sesampainya mereka di rumah Anne, Harry menuntun Kendall untuk berjalan menaikki tangga yang mengantarkan mereka menuju pintu utama rumah tersebut.
Belum sempat memencet bel, pintu rumah sudah terbuka, memperlihatkan Gemma yang tersenyum berbinar memandang kedua adik kesayangannya.
Wanita itu memeluk leher Kendall dan Harry bersamaan, "Oh, aku sangat merindukan kalian!" Pekik Gemma sambil melepas pelukkan itu.
"Aku tau, aku ini memang mudah dirindukan." Jawab Harry berlagak sombong.
"Apa? Maksudku, aku merindukan Kendall dan bayi nya ini! Untuk apa aku merindukanmu? Melihatmu saja bosan." Cibir Gemma, mengundang tawa Kendall.
"Apa kabar, Gem?" Tanya Kendall.
Gemma menjawab pertanyaan Kendall sambil merangkul Kendall untuk masuk sementara Harry tertinggal di belakang dengan ekspresi nya yang kesal.
"Jadi bagaimana kandunganmu, Ken?" Mereka mulai bercakap-cakap di ruang keluarga rumah tersebut. Sebelum menjawab pertanyaan Gemma, Kendall dan Harry saling menatap sejenak dengan senyuman jahil mereka, membuat Gemma kebingungan.
"We're having twins!" Kendall dan Harry menjawab bersamaan, mengundang reaksi terkejut Gemma.
Bersamaan dengan itu, seseorang turun melalui tangga perlahan-lahan, ia tidak sengaja mendengar suara teriak bahagia dari ruang keluarganya. Air matanya menitih, langkahnya semakin pasti maju mengarah pada Kendall yang kini menatapnya tegang.
Sebisa mungkin Kendall melangkah mendekat kepada wanita itu. Meskipun Harry sempat menahannya karena ia takut jika ibunya akan berbuat yang tidak-tidak pada Kendall. Kendall hanya memberi isyarat lewat mata bahwa is akan baik-baik saja.
"Kembar?" Tanya Anne terheran sambil menatap perut Kendall yanh membesar.
Kendall mengangguk, membuat air mata Anne bercucuran membasahi pipinya. Seketika wanita itu berlutut di hadapan Kendall, "Ken, ibu minta maaf, tidak seharusnya ibu membuatmu takut." Ujar Anne.
Merasa tidak enak, Kendall langsung menyuruh Anne untuk bangkit dari posisinya. "Tidak apa, bu. Aku mengerti kau ingin cucu secepatnya dari Harry, dan sebentar lagi kau akan mendapatkannya." Senyum Kendall, membuat Anne menyesali perbuatannya yang kejam itu.
Harry dan Gemma yang masih duduk di sofa pun tercengang dengan peristiwa yang terjadi di hadapan mereka. Kini tidak ada lagi Anne yang membenci Kendall, tidak ada lagi Kendall yang selalu bersedih. Semua pasti baik-baik saja.
Anne dan Kendall pun kembali duduk di sofa, bergabung dengan Gemma juga Harry sambil mengobrol mengenai nama bayi itu, baby shower, perayaan kelahiran, dan lain sebagainya.
Anne sangat antusias merancangkan serangkaian acara tersebut. Dia juga berkata akan mempersiapkan segalanya, mulai dari biaya, dekorasi, tempat, dan yang lain lagi.
Perasaan Kendall kini sudah sangat lega, mengetahui Anne benar-benar tulus menerima Kendall sekarang. Dia sangat bersyukur akan kehadiran bayi nya yang mengubah sikap Anne 180 derajat dan kembali seperti dahulu.
"Kendall, untuk baby shower nanti, aku ingin kita merayakannya dengan meriah. Aku juga berharap agar keluargamu dapat hadir semuanya. Ini merupakan acara kekeluargaan." Ucap Anne.
Kendall mengangguk antusias sebagai tanggapan dari usulan Anne, sudah lama ia tidak berkumpul bersama keluarga kandungnya. Mereka semua selalu disibukkan dengan pekerjaan mereka masing-masing sehingga untuk membalas pesan saja tidak sempat.
Anne mulai mencari-cari tempat yang tepat untuk melaksanakan baby shower di sekitar LA. Senyum haru terlihat di wajah Kendall saat mengetahui bahwa Anne masih sangat sayang padanya.
She knew it, everything would be alright.
***
Siapa kangen acuuuuu?
Wkwkw
KAMU SEDANG MEMBACA
Fight For Love
Fanfiction•SEQUEL• BOOK 2/2 OF PARTNER IN LOVE Tidak ada kisah cinta yang berjalan mulus. Seluruh dongeng kesukaanmu bahkan memiliki konflik yang berbeda-beda. Mungkin kau sudah melupakan masa lalu, namun itu tidak menutup kemungkinan bahwa masa lalu akan mel...