You guys..
Thank you so much for all of your sweet words for me🤍Literally your comments made my day so I decide to publish another one right now hehe
Anyways, whoever Kendall and Harry want to be with, all we have to do and all we can do is just wish for their happiness bcs we're no one than just a fan so we can't tell them what to do or who to date. Their choices also has nothing to do with us and no impact. Just keep showing positivity and support for their carriers and lifes🥰🥰
AUTHOR'S POV
"Harry, bisa panggilkan anak-anak di kamar? Makan malam akan siap sebentar lagi." Ujar Kendall, memutuskan konsentrasi Harry dari layar laptopnya.
Harry hanya mengangguk seraya merapihkan meja makan dari peralatan kerjanya yang terserak dimana-mana.
"Biar saya yang merapihkannya, Tuan." Susan datang, menggantikan posisi Harry, sementara laki-laki itu kembali mengangguk kemudian berjalan cepat ke kamar Ava dan Arel.
Melihat pintu yang tertutup, Harry mengambil napas dalam kemudian membuangnya, seolah mengumpulkan keberanian untuk membuka pintu kamar anak-anaknya.
Sejak kepulangan Chris, Harry tidak mendengar satu patah katapun dari Ava kepadanya. Ava juga tidak memberi respon, bahkan menganggap kehadiran Harry setelahnya. Rupanya Ava memang benar-benar merajuk. Bagaimana tidak? Ava ikut ke kantor dengan perasaan yang girang, namun dalam sekejap Harry menjatuhkannya begitu saja.
Lagi-lagi Harry membangun sekat di dalam keluarganya sendiri.
Tok..tok..tok..
Harry mengetuk pintu sebanyak tiga kali sebelum memutar knop sehingga ia dapat melihat jelas senyuman Ava yang sedang bergurau dengan adiknya, memudar begitu melihat Harry.
Bahkan sebelum Harry bertanya, ia sudah mengetahui jawabannya kalau saat ini Ava masih marah dengannya dan hatinya terasa sesak saat melihat keceriaan Ava –anak yang paling dekat dengannya– sirna karenanya.
"Makan malam sudah siap."
"Yeay!!" Sorak Arel, seraya mengangkat kedua tangannya. Sementara Ava hanya diam, memandangi Harry yang berdiri tinggi di hadapannya.
Arel pun berlari keluar kamar, mendahului kakaknya dan melewati Harry.
Terjadi keheningan sejenak setelah Arel pergi. Harry dan Ava masih saling tatap, seolah mereka sedang berbicara melalui pikiran masing-masing.
"Av..–"
Belum sempat Harry menyelesaikan ucapannya, Ava sudah terlebih dahulu berjalan cepat tanpa berkata apapun. Dan lagi, Harry menghela napas, juga merutukki dirinya sendiri.
Menutup pintu kamar Ava dan Arel, Harry pun menyusul ke ruang makan. Namun sesampainya disana, Harry mematung begitu melihat Ava memindahkan kursi tinggi miliknya ke sebelah Kendall, yang setiap harinya terletak di sebelah Harry.
Kendall juga terlihat heran karena sekarang posisinya diapit oleh Ava dan Arel di kanan dan kiri. Kemudian Kendall menoleh pada Harry dan iapun mengerti maksud Ava berpindah tempat. Harry membalas tatapan Kendall dengan anggukkan, seraya menggumamkan bahwa ia baik-baik saja, padahal jauh di dalam hati, ia sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fight For Love
Fiksi Penggemar•SEQUEL• BOOK 2/2 OF PARTNER IN LOVE Tidak ada kisah cinta yang berjalan mulus. Seluruh dongeng kesukaanmu bahkan memiliki konflik yang berbeda-beda. Mungkin kau sudah melupakan masa lalu, namun itu tidak menutup kemungkinan bahwa masa lalu akan mel...